4

64 5 0
                                    


Asyifa.

Saat ini aku tengah duduk di kelas bersama sahabat ku Aisyah, ia begitu bahagia saat ku ceritakan bahwa aku bertemu dengan pria yang selalu hadir dalam mimpi ku, meski aku melihat sedikit keraguan di matanya. Namun,  tak masalah bagiku.

Setelah menceritakan semuanya, tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tasnya dan menyodorkannya pada  ku.

"Asyifa,  ini untuk mu, tadi aku bertemu dengan ibu Rita dan menyuruhku untuk menyampaikan,  bahwa kau harus segera membayar untuk semester ini" katanya.

Seketika rasa bahagia itu menguap begitu saja di gantikan dengan rasa cemas yang dominan.

'ya Allah,  aku harus bagaimana sekarang?' ucap ku membatin.

"syifa kamu kenapa?  Apa kau punya masalah? "tanya Asiyah dengan nada khawatir.

"tidak,  aku tidak apa-apa,  hanya saja aku bingung" jawabku.

"hmm, aku mengerti apa yang kau fikirkan sekarang, kau bisa cari kerja untuk membayar uang semester mu"sarannya.

"kau benar, tapi aku harus cari kerja dimana? "tanya ku.

"kemarin aku mendengar bahwa ibu ku membutuhkan karyawan di cafe, aku rasa kau bisa bekerja disana" ucapnya.

"benarkah?  Kalau begitu cepat, beritahukan ibu mu bahwa aku mau bekerja di sana,  sebelum ada yang mendahului ku" kata ku yang langsung di angguki oleh nya.

Ia mulai menelfon ibunya dan kudengar jika belum ada yang menempati posisi itu, dan aku di terima bekerja di tempat itu.

Rasa bahagia dan lega kini aku rasakan secara bersamaan.
Tapi jika aku bekerja aku juga harus mencari tempat tinggal untuk aku tempati tidak mungkin untukku pulang kerumah abah jika aku bekerja.

Aku akan memikirkan itu nanti saja yang penting aku harus ke cafe milik ibunya Aisyah sekarang.

Aku dan Aisyah mulai melajukan motor kami menuju ke cafe untuk menemui ibu Aisyah.

Saat telah sampai Aisyah langsung menarik ku masuk untuk bertemu ibunya,  karena kebetulan ia berada di sini sekarang,  saat telah sampai Aisyah mengetuk pintu dan mengucap salam terdengar dati dalam suara seorang wanita menjawab salam dan mempersilahkan kami masuk.

"umi, dia teman ku namanya Asyifa, dia yang mau bekerja disini" jelas Aisyah.

Wanita paru baya itu tersenyum setelsh mendengar penuturan putrinya.

"sekarang duduklah nak"kata nya dengan suara  yang terdengar sangat lembut.

Kami pun duduk di sofa yang ada di tuangan ini.

"nak,  pekerjaan ini mungkin akan sedikit berat untuk mu,  kau akan bekerja sebagai tukang bersih-bersih,  kau akan mencuci piring kotor,  membersihkan meja serta mengepel lantai dan kau yang akan pulang paling akhir" jelasnya.

Sejenak aku berfikir apa aku akan sanggup atau tidak namun ingatan akan abah ku yang tidak akan bisa membayar uang semester kali ini karena sedang ada masalah,  mau tidak mau harus menerima pekerjaan ini.

Aku menganggukkan kepala ku pertanda menerima pekerjaan ini.

"cafe buka pada jam 07 pagidan baru akan di tutup jam 08 malam,  karena masih kuliah kau bisa bekerja mulai jam 01 siang hingga cafe di tutup apa  kau tak merasa keberatan? " tanya

"tidak bu,  sungguh aku tak keberatan dan terimakasih sudah menerima ku dan bisa mengerti" jawab ku.

"baiklah kau bisa mulai bekerja besok" kaya perempuan paru bays itu sambil tersenyum.

Aku merasa sangat senang sekarang dengan ini aku bisa meringankan beban abah, 

"terimakasih bu, kalau begitu saya permisi Assalamualaikum " kata Asyifa pamit.

Saat kami sudah sampai di parkiran cafe ini aisyah tiba-tiba bertanya.

"Syifa,  apa sebaiknya kau mencari kos untuk kau tinggali,  tak mungkin kan kau akan pulang ke rumah abah mu jam 8 malam" kata Aisyah.

"kau benar syah,  itu yang aku fikirkan sedari tadi, tapi cari kos itu tidak mudah dan abah pasti tidak akan mengizinkan, kau tau kan bagaimana abah ku? " tanya Asyifa terdengar putus asa.

"hmm,  begini saja Aiysah kau bantu aku dulu cari kosnya setelah itu baru aku telfon abah,  kalau udah bicara dengan pemilik kos mungkin abah akan mengizinkan" usulku pada Aisyah.

Belum sempat Aiysah menjawab aku sudah mengehntikannya.

"tidak ada protes, kau harus membantu ku" putus ku cepat.
Ia hanya mengangguk pasrah.

Aku dan Aisyah pun malajukan motor kami menuju ke arah kampus untuk memcari kos-kosan untuk ku.

Tiba-tiba ingatan akan abah ku yang tak akan mengizinkan membuat ku merasa takut, hingga tiba-tiba seseorang melintas di depan ku, aku menarik rem motorku dengan cepat hingga tak menabrak seseorang.

Aku turun dari motor ku yang langsung di susul oleh Aisyah dan berjalan menuju ke arah perempuan yang hampir saja aku tabrak.

Aku dan Aisyah menghela nafas lega, setelah tahu bahwa perempuan itu baik-baika saja.

"kak Risna?" tanya ku pada perempuan itu.

"iya,  kenapa kamu bisa tahu? "tanya nya bingung.

"kita dulu satu sekolah kak" jawab ku sekenanya.

"oh, kamu juga pernah ke kos ku saat akan masuk ke universitas  kan? "tanya nya yang langsung saja aku angguki.

"kakak mau kemana?" tanya ku saat melihat  ia sedang membawa tas besar.

"aku akan pindah kos" jawabnya.
"benarkah? Lalu tempat kakak yang dulu sudah yang menyewa belum?"tanya ku lagi.

"tidak ada, kenapa?  Kau mau kos disana? "tanyanya yang langsung ku angguki lagi.

"kalau begitu cepatlah kesana"usulnya.
"baiklah kak,  terimakasih dan maaf, baiklah aku antar ke kos kakak yang baru" tawarku.

"tidak kau tak perlu melakukan itu,  kos sudah dekat dari sini" tolaknya.

"baiklah kalau begitu,  sekali lagi terima kasih kak" ucap ku sambil berlalu menuju motor ku.

Aku mulai melajukan kembali motor ku yang di ikuti aisyah di belakang.
Rasa senang kini benar-benar aku rasa, Allah telah benar-benar memberikan kemudahan untuk ku.

****

Bersambung...

Don't forget...

Tinggalkan jejak.

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang