16

37 2 0
                                    

Fatih? Gumamnya.

Sejanak ia menghentikan aktivitas nya dan berlari keluar dari cafe mencoba menyusul sosok fatih yang ia lihat tadi.

Saat telah sampai di parkiran ia terus memperhatikan sekitar berharap menemukan apa yang ia cari.

"syifa kamu ngapain disini? " tanya seseorang yang juga bekerja di cafe itu.

"eh, kak fika tadi kakak lihat Pak Fatih  disini? " tanya nya.

"gak,  aku gak lihat pak Fatih tapi aku liatnya cuman pak Ilham" jawabnya.

"pak Ilham?" kata Asyifa membeo.

"yang pake kemeja maroon tadi pak Ilham? " tanya memastikan.

"iya,  ya udah aku masuk yah"

Pak Ilham?  Gumam Asyifa tanpa menghiraukan perkataan Fika tadi.

'jika dia memang pak Ilham lalu kenapa ia memiliki wajah yang begitu mirip dengan pak Fatih? ' batinnya.

Mungkin ini hanya perasaan ku saja'ia kembali bergumam sambil kembali memasuki cafe untuk melanjutkan pekerjaan nya.

****

Ilham

Hari ini aku memutuskan untuk ke cafe ibu setelah pulang dari kampus.

Namun sesuatu tak terduga saat akan pulang aku melihat Syifa tengah sibuk membersihkan meja, aku berjalan cepat keluar dari cafe berusaha untuk menghindarinya.

Ku lihat ia berlari ke luar cafe seperti mencari sesuatu,  apa dia berfikir bahwa aku fatih?, mungkin saja.

Sekarang aku berada di parkiran dan bersembunyi di balik sebuah mobil, aku terlalu takut untuk bertemu dengannya.

Saat ku lihat ia kembali memasuki cafe segera ku lajukan motor ku menuju rumah.

*****

Keesokan harinya saat tengah berjalan menuju ruangan ku.
Tiba-tiba Syifa sudah berada di depan ku,  ia begitu terlihat sangat terkejut,  aku tidak tahu apa yang sedabg ua fikirkan sekarang.

"pak fatih?"

"maaf,  tapi aku bukan Fatih" jawab ku.

Seketika mata nya membulat sempurna karena terkejut.

"lalu? Kau.. " ucapnya gugup.

"aku Ilham, Fatih dia saudara kembar ku" jawab ku.

"apa kau orang yang sama yang membantu ku di bangunan waktu itu?" tanya nya.

Aku terkejut mendengar penuturannya.

Jadi dia masih mengingatnya?' fikir ku.
Apa itu berarti bahwa ia juga memikirkan pertemuan pertama kami?
Tidak, tidak mungkin hal itu terjadi.
Fikir ku.

"benar, aku yang membantu mu di bangunan itu" jawab ku.

Ku kihat ia semakin terkejut,  mata nya kini terlihat berkaca-kaca.
Lalu berlari meninggalkan ku.

Ada apa dengannya?
Saat akan mengejarnya, tiba-tiba aku tetingat nahwa ia adalah calon istri Fatih. Tidak aku harus melupakannya.

Aku terus berusaha untuk tidak terpengaruh dan kembali berjalan menuju ruangan ku.

'aku akan melupakannya' ucap ku bertekad.

****

Asyifa.

Hari ini aku bangun lebih pagi, sejak semalam aku tak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan pria yang akan jadi suami dalam waktu 1 minggu ke depan.

Saat sedang berjalan menuju kelas tiba-tiba langkah ku terhenti.

Dia,  dia fatih yang membantu ku di bangunan itu.

"pak fatih?" tanya ku.

"maaf,  tapi aku bukan fatih" jawabnya.

Terkejut?  Tentu saja aku sangat terkejut mendengar jawaban dari nya.

"lalu? Kau.. " aku sangat gugup sekarang.

"aku Ilham, fatih dia adalah saudara kembar ku" jawab nya.

Jadi benar dia mereka adalah dua orang yang berbeda.

"apa kau orang yang sama,  yang membantu ku di bangunan waktu itu?" tanya ku memastikan.

Kini ku kihat ia sangat terkejut dengan apa yang ku tanyakan padanya.

"benar,  aku yang membantu mu di bangunan itu" jawabnya.

Kini aku benar-benar terkejut, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang? Aku menerima lamaran itu karena berfikir bahwa pria yang melamar ku adalah Fatih,  maksudku Ilham.

Tapi foto itu, bagaimana bisa Abah mengirim foto Pak Ilham dan bukannya fatih?.

Aku terus berusaha menelfon abah ku untuk meminta penjelasan dari semua ini,  tapi dari semua panggilan ku satu pun tidak ada yang menjawab.

Ya Allah,  apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku terus menangis, kenapa aku harus menerima lamaran itu tanpa mencari tahu lebih dulu.

Setelah beberapa menit ku outuskan untuk pulang, aku ingin pulang sekarang tapi bukan ke kosan atau ke rumah abah ku.

Tapi kemana?

Saat akan berjalan ke parkiran seseorang memanggilku.

"Asyifa" panggil nya,  aku langsung berbalik ke arah seseorang yang memanggil ku.

"Nia" seru ku.

"kamu mau pulang?" tanya nya setelah berdiri di samping ku.

"iya" jawab ku.
"Nia, aku ke kosan kamu boleh yah? " tanya ku.

"tumben,  kenapa?" tanya tanpa menjawab pertanyaan ku.

"aku akan menceritakan semuanya setelah sampai di kosan mu" kata ku.

"ok"

Kami langsung berjalan menuju parkiran,  dan mulai melajukan motor kami menuju kosan nya.

"jadi apa kau bisa cerita sekarang?" tanya nya setelah berada di kamarnya.

"nanti yah, aku merasa sangat lelah sekarang,  maaf"

"baiklah kau bisa cerita setelah kau siap,  kau bisa istirahat sekarang "

Syukurlah ia mengerti dengan keadaan ku saat ini.

Entah sudah berapa jam aku tertidur tapi sekarang sudah sore dan aku belum sholat.

Aku segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk melaksanakan kewajiban ku.

Saat telah selesai,  aku keluar kamar dan melihat sahabat ku Nia sedang sibuk memasak.

"umm,  bau nya enak" ucap ku aetelah berada di sampingnya.  Ia hanya tersenyum menanggapi.

"hari ini awal bulan dan kau tau kan bagaimana kehidupan anak kos saat awal bulan? " tanya nya.

Aku hanya tertawa menanggapi nya.
"ya aku tahu" jawab ku yang nasih tertawa.

"setelah makan apa kau bisa menceritakan semuanya kepada ku?" tanya nya.

"baiklah aku akan menceritakan semuanya" jawab ku pelan.

Seketika aku teringat kejadian di kampus tadi.

'dia Ilham bukan Fatih' batin ku.

Aku harus membicarakan ini dengan pak fatih.

****

Bersambung....

Maaf yah jika semakin kesini ceritanya makin gak jelas.

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang