30

41 2 0
                                    


Saat telah berada dalam ruangan Aisyah.
Aisyah telah sadar dari pingsannya ia menangis, dan terus meminta maaf kepada ku.

"Asyifa maaf, maafkan aku karena tidak percaya pada mu, dan juga sering berlaku kasar pada mu hiks" ucapnya sambil menggenggam tangan ku.

"tidak Aisyah, tidak apa-apa lupakan saja semua yang telah terjadi" jawab ku tersenyum kepadanya.

"ibu" panggil Aisyah saat melihat ibu sudah berdiri di samping ku.

"maafin Aisyah bu"
"tidak sayang, ini semua bukan salah Aisyah sayang" ucap ibu menenangkan Aisyah.

"kak Ilham, kak Fatih. Terimakasih"
"tidak, Aisyah tidak perlu berterima kasih, kami kakak mu dan kami akan terus melindungi mu" ucap pak Fatih yang langsung di angguki oleh Mas Ilham.

**

Hari ini semua orang sedang berada di ruang keluarga rumah ibu, mereka semua sedang membicarakan tentang acara pernikahan Aisyah.

"undangan telah di sebar, dan jika pernikahan ini di batalkan..." pak Fatih tak melajutkan kalimat nya.

"ini, semua karena pria itu" umpat pak Fatih lagi.

"sudahlah nak, itu semua sudaah berlalu, jadi lupakan saja masalah itu"
Kata ibu.

"Assalamualaikum" seseorang dari luar mengucap salam.

"waalaikumsalam" jawab kami dari dalam.

Saat ibu akan beridiri aku laangsung mencegahnya.
"ibu, biar Syifa aja yang buka pintunya" pinta ku, yang di angguki oleh nya.

Aku berjalan membuka pintu dan betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang datang.

"kak Rama" pekik ku kegirangan, dan langsung memeluknya.

"kakak ngapain kesini?" tanya ku.

"kakak ada urusan penting disini" jawabnya.

"kakak mau jenguk Aisyah?" tanya ku lagi.

Ya, kak Rama tahu tentang masalah yang menimpa Aisyah kemarin.

"sok tahu" jawabnya.
"syifa kan nanya"

"ya udah masuk yuk, semua orang ada di dalam"

"tetangga juga?" tanya nya.

"iya se-Desa aku panggil kesini" jawab ku asal.
Ia hanya terkekeh mendengar jawab ku.

"ibu, Mas Ilham, kakak Rama datang" ujar ku.

"cie, yang udah manggil 'mas'"
Aku menyikut lengannya.

Malu.

"apaan sih kak?"
Aku menekan setiap kata yang ku ucapkan.

Terlihat semua orang tersenyum melihat interaksi ku dengan Rama kakak ku.

"ya udah,  Syifa ke dapur dulu buat minum" pamit ku kepada mereka semua.

Setelah kembali dari dapur, aku bingung sekaligus terkejut saat mendengar perkataan kak Rama.

'jadi itu alasan kak rama kerumah ibu?' batin ku.

"terimakasih Nak Rama" ucap ibu.

"tidak apa-apa ibu, saya juga merasa senang" ucap nya sambil tersenyum.

"kalau begitu saya pamit pulang, dulu" ucapnya sambil berdiri.

"loh kak Rama ini coklat nya" ucap ku.

"dek, kamu aja yang minum kakak gak sempat ada urusan penting"

"assalamualaikum" ucapnya sambil berlalu.

"waalaikumsalam"

***

Malam 08:04

Terlihat Asyifa dan suaminya sedang bersantai di kasur empuk mereka.
Terlalu malas melakukan apa pun? Mungkin?

"mas Ilha, Syifa pengen makan ice cream" rengeknya.

Terkejut? Tentu saja ia terkejut, istri nya tak pernah terdengar sangat manja seperti ini.

"dek, adek liatkan di luar lagi ujan, udah malam juga kan? Gak baik makan ice cream saat cuaca seperti ini" jawab nya berusaha meyakinkan istri nya.

"tapi syifa pengennya sekarang"

"mas bilang gak boleh, gak boleh sayang"

"ya udah kalau gitu, syifa pengen makan aja"

"loh, kita kan baru aja makan tadi," ucapnya dengan nada terkejut.

"aish, syifa mau makan Nasi goreng buatan mas Ilham, sekarang" putusnya.

"ya udah mas buatkan nasi gorengnya" ucapnya sambil berlalu ke dapur.

Setelah beberapa saat, Ilham memasuki kamar dengan sepiring nasi goreng di tangannya.

"nasi gorengnya udah jadi"

"gak enak, mas aja yang makan" kata Asyifa setelah menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.

"dan harus mas Habiskan, kalau gak awas aja nanti, ya udah syifa mau tidur. Capek, besokkan acara pernikahan Aisyah" jelasnya sambil memunggungi Ilham.

'untung sayang,'
' ya Allah sabarkan hati hamba' batinnya.

Dan mau tak mau harus menghabiskan nasi goreng buatannya sendiri.

'ini enak, lalu kenapa Syifa mengatakan rasanya tidak enak' fikirnya.

***

"Mas, cepat dong" teriak Asyifa dari luar kamar.
Pasalnya sedari tadi ia menunggu suaminya bersiap.
Ilham keluar dari kamar dengan kemeja, yang biasa ia gunakan.

"loh, kok pake yang ini sih? Syifa udah siapain baju di kasur" ucapnya.

"tapi gak ada baju di kasur sayang"

"ada tadi syifa simpan di sana, sekarang mas Cari bajunya" ucapnya dengan nada kesal.

"dek, jangan marah-marah" ucapnya berusaha sabar atas perubahan drastis pada sikap istrinya itu.

"abisnya mas bikin kesel"

Ilham keluar menggunakan baju yang telah di siapkan Asyifa.

"Mas Ilham" ucap Asyifa berdiri dan langsung memeluk suaminya.

"mas ilham keren" ucapnya saat dalam pelukan suaminya.

Ia kembali terkejut dengan sikap istri nya yang sudah kembali, lembut.

"ya udah sekarang kita ke tempat resepsinya" kata Syifa dengan lembut.

"jasmine" panggil Asyifa saat melihat jasmine dan suaminya fikri akan memasuki gedung yang telah di sewa.

"Asyifa"

"Jasmine, aku perhatikan kamu gemukan sekarang" kata Asyifa.

"iya dia lagi isi soalnya" jawab Fikri.

Mata Asyifa membulat sempurna.
"bapak serius?" tanya nya.

Terlihat Jasmine dan Fikri mengengguk sambil tersenyum.

"aaa, selamat ya jasmine" kata Syifa melompat kegirangan, sambil memeluk Jasmine.

"sayang udah, kasihan jasmine dia lagi mengandung" kata Ilham mengehentikan istrinya.

"eheh maaf, abisnya aku senang banget dengernya"

"ya udah kita masuk sekarang" ajak Ilham.

**

"hiks, hiks, mas ilham"

"iya sayang, kenapa? Kok tiba-tiba nangis?" tanya Ilham dengan lembut.

Sebelumnya, istrinya sangat bahagia saat di resepsi pernikahan Aisyah, tapi kenapa ia langsung menangis sesaat telah sampai di rumah mereka.

Ya mereka memutuskan untuk pulang karena permintaan Asyifa.

"hiks..hiks"

"ada apa sayang?" tanya nya dengan nada frustasi.

****

Bersambung...


Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang