extra part (1)

67 3 0
                                    


5 tahun telah berlalu, nampak sebuah keluarga kecil sedang menghabiskan waktu di hari libur mereka bersama.

"ayah, Zahra pengen main di taman" pinta seorang gadis kecil yang masih berusia 5 tahun kepada ayah nya.

"taman?"

"iya, kemarin Masya bilang dia akan ke taman dengan tante jasmine dan om Fikri" jelas nya.

"ya udah, Zahra ke dapur dulu ajak bunda"
Kata sang Ayah kepada putri nya yang langsung di angguki.

"bunda, Zahra mau ke taman bareng ayah, bunda juga ikut ya" kata Zahra.

"ya udah, sekarang kita siap-siap dulu" jawab bundanya.

*

"bunda Zahra mau pake gamis yang di kasi ayah aja kemarin"

"iya, sayang"

"nah, hmm Zahra bisa pake sendiri?"

"iya dong bunda, Zahra kan udah gede bukan anak kecil lagi" jawab nya.

Setelah bersiap ia dan bunda nya keluar dan menghampiri sang ayah.

"udah siap" seru keduanya.

"wah, anak ayah cantik banget" puji kepada. Sang putri.

"dek, cantik, kamu gak pernah berubah, cantik dari dulu sampe sekarang" bisik Ilham kepada istri nya Asyifa.

Asyifa hanya menunduk berusaha menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.

"ayah, bunda cepat" teriak Zahra dari luar.

"iya sayang" ucap Asyifa.

Setelah sampai di taman bermain.
Banyak sekali anak-anak yang terlihat  bermain dengan sangat bahagianya.

"bunda, kita cari Nasya dulu ya" pinta Zahra, yanh sudah berada dalam gendongan Ayah nya.

"iya sayang" jawab Asyifa.

"jasmine" panggil Asyifa saat nelihat Jasmine dan anaknya sedang duduk di kursi taman yang telah di sediakan.

"Nasya" panggil Zahra.
"ayah, turunin Zahra"

Ilham menuruti ke inginan anak nya.
"Nasya, kita main disana yuk" ajak Zahra kepada Nasya dengan menunjuk sebuah wahana permainan untuk anak.

"Ma, Nasya kesana yah sama Zahra" izin Nasya kepada jasmine.

"iya sayang hati-hati ya"

"jasmine, pak Fikri kemana?" tanya Asyifa.

"dia ke toilet" jawab Jasmine.

"oiy, kak Rama dan Aisyah apa kabar?" tanya Jasmine.

"InsyaAllah baik" jawab Asyifa sambil tersenyum.

"kalian udah lama?" tanya seseorang yang tak lain adalah Fikri suami Jasmine.

"baru" jawab Ilham singkat.

"Om Ilham" panggil Nasya, dengan nafas yang terengah-engah.

"Nasya, Zahra kemana?" tanya Asyifa.

"Nasya, gak tau tante, tadi dia pergi" jelas nya.

"Mas ilham" lirih Asyifa.

"tenang sayang, Zahra pasti baik-baik saja, sekarang kita cari Zahra" kata Ilham berusaha menenangkan istrinya.

Ilham dan Asyifa mulai menyusuri setiap taman.

"Zahra" panggil Asyifa saat melihat Zahra sedang bersama seorang anak laki-laki.

"bunda"
Seru Zahra sambil memeluk ibu nya.

"kamu kemana aja nak? Bunda sama ayah nyariin Zahra dari tadi" kata Asyifa.

"maaf bunda, tadi Zahra pergi saat melihat kak Adnan nangis" jelasnya.

"adnan?" Ilham membeo.

"iya ayah, nama kakak ini Adnan"
Tunjuknya pada seorang anak yang bersamanya.

"adnan ke taman sama siapa?" tanya Ilham.

"om, tadi Adnan datang nya sendiri"
Ilham mengerutkan kening pertanda ia tak mengerti.

"terus tadi nangis karena apa?"
Adnan kembali menunduk ia kembali menangis, tanpa menjawab pertanyaan Ilham.

"ayah, kak Adnan orang tuanya udah meninggal" jelas Zahra.

Asyifa terkejut mendengar jawaban dari putri nya.

"dia nangis karena, kak adnan pengen punya orang tua" lanjut zahra.

Ilham mendekati Adnan dan memeluknya.
Adnan semakin mengeraskan tangisnya saat berada dalam pelukan Ilham.

"ayah, kita ajak kak Adnan ke rumah ya" pinta Zahra.

Asyifa melihat ke arah Ilham begitu pun dengan Ilham, lama mereka saling memandang akhirnya, ilham mengangguk pertanda ia setuju dengan perkataan Zahra.

"Adnan, mau kan ke rumah tante sama om?" tanya Asyifa lembut

Adnan hanya mengangguk, tanpa menunggu lama Ilham menggendong anak yang diperkirakan berumur 7 tahun itu.

Asyifa dan Ilham berjalan ke arah jasmine dan fikri.
Dan pamit untuk pulang lebih dulu.

Setelah sampai di rumah mereka.
Ilham dan Asyifa membawa Adnan ke kamar yang kosong untuk beristirahat.
Zahra pun telah tertidur.

"jadi, kita harus bagaimana?" tanya Ilham.

"apa sebaiknya kita angkat Adnan jadi anak kita aja mas" jawab Asyifa memberi solusi.

Ia tidak akan tega jika membiarkan adnan harus tinggal seorang diri di luar sana atau pun akan tinggal di panti asuhan.

"kamu benar sayang, mas akan mengurus semuanya."
Kata Ilham sambil memeluk istrinya.

"mas, terimaksih" ucap Asyifa tulus.

"gak, mas Yang harus berterima kasih,
Terimakasih karena telah mencintai mas Hingga sekarang, dan terima kasih untuk semuanya" bisik Ilham.

"aku tak pernah berfikir bahwa kau yang dulunya hanya sebuah mimpi bagi ku, kini menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi ku"

"mimpi yang menjadi kenyataan tak semua orang akan mengalami hal yang sama.
Tetaplah menjadi yang terindah untukku"

'Putri Nurul Asyifa'

"Amardhia530"

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang