14

38 2 0
                                    

Ilham.

Saat sedang berjalan menuju ruangan ku, kulihat Aisyah berlari ke arah ku.
Wajahnya terlihat sangat khawatir.

"kakak,  antar Aisyah ke kosan Syifa" ajak nya dengan nafas yang masih tersengal.

"syifa? Tapi kenapa?" tanya ku.

'aku tak ingin melihatnya lagi Aiysah' batin ku.

"hari ini dia tidak masuk, mungkin dia lagi sakit, karena dia tidak akan meninggalkan mata kuliah jika dia baik-baik saja" terang nya.

"baiklah,  kakak antar sekarang"

"terimakasih"
Katanya sambil mendahului ku.

'mungkin saja takdir ingin mempertemukan kita untuk yang terakhir kalinya sebelum kau menikah dengan Fatih'

"kak lebih cepat"

"iya,  iya" jawab ku sedikit kesal pasalnya sedari tadi ia terus mendesak ku agar lebih cepat.

Setelah beberapa menit kami akhirnya tiba di depan kos Asyifa.
Aisyah langsung berlari menuju pintu.

"Asyifa, apa kau di dalam? " tanya Aisyah sambil terus mengetuk pintu.

Tiba-tiba terdengar suara rintihan dari dalam.

"pintunya tidak terkunci, ayo kakak cepat " kata Asyifa.

"kakak sebaiknya nunggu kamu di sini" kata ku yang langsung di anggu ki oleh Aisyah.

Kos yang sangat berantakan untuk seorang perempuan, dan disini banyak sekali bungkus mie instan.

'apa dia selalu makan mie instan?' gumamku.

Saat sedang melihat-lihat tiba-tiba Aisyah datang menghampiri ku.

"kak,  kakak punya permen tidak? " tanya nya.

Mendengar hal itu aku hanya mengernyit bingung.

"syifa mau minum obat tapi harus ada coklat dulu,  kakak punya tidak? " tanya nya menjawab kebingungan ku tadi.

"kakak cuman punya 1 permen coklat" jawab ku.

Tanpa izin ia langsung mengambil nya dari tangan ku.
Dan berlalu memasuki kamar Asyifa.

Setelah beberapa menit karena penasaran aku berjalan menuju pintu kamar Asyifa yang terbuka dan melihatnya yang akan tertidur. Namun samar-samar ku dengar ia menyebut nama Fatih saat melihat ku.

Dan kini aku kembali merasakan sakit yang sebelumnya.
Aku tidak tahu,  rasa khawatir yang sedari ku tahan kini menguap begitu saja dan di gantikan oleh rasa sesak dan rasa sakit.

Apa ia berfikir bahwa aku adalah fatih?

"kakak, kenapa?" tanya Aisyah setelah duduk disamping ku.

"tidak,  kakak tidak apa-apa" jawab ku
Kulihat ia hanya mengangguk.

"oh iya,  dia kenapa? Sepertinya dia sangat kesakitan" tanya ku.

"syifa lagi datang bulan, dia selalu seperti itu,  bahkan dia pernah sampai pingsan karena kram perut" jawabnya.

"benarkah?  Sampai separah itu? "

"iya" jawabnya singkat.

"kakak,  kalau kak Ilham mau pulang lebih dulu kakak pulang aja,  aku mau bersihin kosan nya syifa, dia sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk membersihkannya"

"sibuk?" tanya ku tak mengerti.

"iya,  pagi dia akan ke kampus dan setelah selesai dia akan langsung ke cafe ibu,  syifa bekerja disana, dia bahkan tak punya banyak waktu istirahat, dia pulang jam 8 malam dan juga harus mengerjakan tugas kuliah" jelasnya panjang lebar.

"dan kakak lihat disini banyak sekali bungkus mie instan,ia sering makan mie, sebenarnya 2 hari sekali aku kesini buat bantu bersihin kos nya dia, aku yang pegang kunci duplikatnya" katanya sambil memperlihatkan kunci kepada ku.

"sepertinya kau sangat mengenal nya" kata ku.

"tentu saja, kami kenal saar masih semester 1 dan kami bersahabat 3 tahun ini, aku yang paling mengenalnya setelah keluarga nya dan jasmine" jawabnya kagi sambil masih terus membersihkan lantai.

"jadi,  tentu kau tau apa yang dia suka dan dia tak suka? " tanyaku lagi.

"jika kakak sering melihat banyak perempuan di luar sana yang sangat tergila-gila dengan make-up maka berbeda dengan Asyifa,  dia sangat-sangat anti dengan sesuatu yang berbau make-up,  dia bahkan tak memakai pelembab apa pun"

'pantas saja wajahnya terlihat sabgat alami' fikir ku.

"syifa tidak suka warna terang,  dan apa kakak tahu dia ke kampus hanya 4 potong saja, semuanya berwarna gelap"

"hanya 4 gamis saja? " tanya ku tak percaya.

Pasalanya aku selalu melihat Aisyah dengan gamis yang hampir berbeda setiap hari.
Tapi dia hanya memiliki 4 gamis saja,  dia sangat luar biasa.

"iya kakak,  tapi kenapa kakak menanyakan semua itu?"

"tidak apa-apa" jawab ku.

"Aisyah,  karena kau sahabatnya maka kau juga harus memperhatikan apa yang Syifa makan,  jangan biarkan ia memakan mie instan lagi, mie instan tidak baik untuk kesehatan "kata  ku.

"kau bisa kesini setiap sore untuk membawakan ia makan malam" lanjutku.

"baiklah kak ilham"

"dan tadi kenapa kamu menanyakan permen coklat? Setahu kakak kamu tidak terlalu menyukai permen"

"ah itu, biasalah syifa dia tidak akan pernah mau meminum obat apa pun tanpa coklat," jawabnya.

"bukannya sebelumnya Aisyah udah bilang ya? Coklat nya buat Syifa minum obat?" lanjut nya namun tak ku hiraukan.

"jadi dia tidak suka minum obat?"

"seperti itulah" jawabnya.

"kakak,  kita pulang sekarang saja ini sudah hampir sore,  setelah ini aku akan kembali dan membawakan Syifa makan malam" ucap nya.

"baiklah,  ayo kita pulang" jawab ku sambil berlalu.

Namun saat akan keluar, aku menghentikan langkah ku, dan Aisyah berjalan melewati ku.

"loh kak, ada apa?" tanya nya.

"ah, itu kunci motor ketinggalan, kamu tunggu sebentar ya" jawab ku.

Aku kembali memasuki kos-an nya Asyifa.
Aku mengambil kunci motor yang terletak di tempat yang ku duduki sebelumnya.

Dan sebelum benar-benar berlalu, aku berbalik dan melihat bagaimana keadaan Asyifa.

Ia terlihat sangat damai dalam tidur nya, namun wajahnya juga terlihat pucat.

Aku berjalan keluar dari kos-an nya dan menghampiri Aisyah.

****

Bersambung.....

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang