26

42 3 0
                                    


"Assalamualaikum ibu"
"waalaikumsalam sayang, Ilham kemana?" tanya nya.

"mas Ilham ke kamar bu" jawab ku.

"ya udah Syifa bantuin ibu ya siapin makanan di meja"
Kata ibu yang ku angguki.
Aku mulai mengatur makanan di atas meja makan.

"oh iya bu, Aisyah kemana? Dari tadi syifa gak liat" tanya ku.

"Aisyah keluar ada urusan penting katanya"

"urusan penting apa bu?"

"ibu juga kurang tahu,Aisyah gak bilang soalnya"

"ya udah, syifa panggil mas Ilham dulu ya bu" pamit ku sambil berlalu menuju kamar.

Saat akan ke kamar aku melihat pak Fatih di ruang tengah bersama seorang perempuan, terlihat sangat akrab.

Anisa?

Aku berjalan mendekati keduanya.
"Anisa? Kamu disini? Sejak kapan?" tanya ku beruntun.

"Syifa, kangen setelah menikah dengan pak Ilham kamu udah gak cafe lagi"

"iya sibuk juga soalnya, oh iya pak Fatih makan siang udah siap" ucapku pada pak fatih yang hanya mengangguk sambil berdiri.

"Anisa, kamu juga ikut makan siang yah" ajak ku, ia hanya tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban.

"kalau gitu, aku ke atas dulu" ucapku sambil berlalu meninggalkan Pak Fatih dan juga Anisa.

Saat telah sampai di kamar Mas Ilham, sekilas aku melihat ia menutup telfon.

'apa dia baru saja menelfon seseorang?' batin ku.

"dek, sejak kapan?" tanya nya.

"am itu, makan siang udah siap" jawab ku.

"ya udah kita ke bawah, ibu pasti udah nunggu kita" ucapnya sambil berlalu.

Aku berjalan mengikutinya.

'apa Mas Ilham menyembunyikan sesuatu dari ku?' fikir ku.

Karena terlalu sibuk dengan fikiran ku, hingga tak sadar bahwa Mas Ilham menghentikan langkahnya.

Dug.

"aduh" pekik ku saat menabrak sesuatu.
Aku mendongak dan mendapati mas Ilham tengah menatapku.

"Mas Ilham kenapa tiba- tiba berhenti?" tanya ku.

"hmm, mas perhatiin sedari tadi kamu lagi memikirkan sesuatu,ada apa?" tanya nya.

'lah, kok jadi aku?'

"mas, tadi nelfon seseorang?" tanya ku hati-hati.

"iya, dia teman lama mas" jawabnya.
"perempuan?" tanya ku.

Bukannya menjawab ia justru tersenyum sambil tersenyum menatapku.

"kenapa mas malah ngeliatin syifa kayak gitu?"
Ia masih saja tersenyum tanpa menjawab pertanyaan ku.

"adek cemburu?" tanya nya.

"apaan sih? Tau ah syifa laper" ucap ku sambil berlalu meninggalkan nya.

"dek tungguin dong"
Panggilnya namun tak ku hiraukan.

"loh, sayang kamu kenapa?" tanya ibu.

"syifa lagi cemburu bu" jawab Mas Ilham, yang ku hadiahi sebuah pukulan di lengannya.

"gak bu, Syifa gak cemburu" jawab ku cepat.

Ku lihat Anisa dan juga pak Fatih tersenyum melihat tingkah kami.

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang