3

69 6 0
                                    

****
Muhammad Ilham

Hari ini aku akan kembali ke rumah ku sendiri, karena harus kembali bekerja.
Selama dua hari ini aku berada di rumah orang tua ku tepat nya ibu ku.

Aku adalah seorang dosen yang mengajar di salah satu universitas di kota ku, tapi begitu jauh dari rumah ibu karena itulah kuputuskan untuk membeli rumah dekat kampus tempat ku bekerja.

Saat tengah bersiap terdengar ketukan pintu dari luar.

"Assalamualaikum kak"
"waalaikum salam,  Aisyah" jawabku.

Aisyah adalah adik perempuan  ku satu-satunya.

"kakak hari ini mau balik?" tanya nya.
"iya,  hari ini kakak udah mulai masuk kerja" jawab ku. Kudengar ia menghela nafas setelah mendegar jawaban  ku.

"kakak kan baru dua hari tinggal, emang kakak tidak bisa cuti sehari lagi?" tanya nya lagi.
"tidak bisa Aisyah,  kakak harus balik sekarang,  oiya ibu ada di bawah?" tanya ku.

"iya, ibu ada di bawah" jawabanya.
"ya udah kita kebawah"ajak ku langsung di angguki olehnya.

Aku dan adik ku Aisyah berjalan menuruni tangga, ku lihat ibu sedang duduk ruang keluarga sambil menyesap teh miliknya.

Ibu tersenyum melihat ku dan Aisyah menuju kearahnya.

"ibu aku akan pulang ke rumah ku hari ini" kata ku.
Ibu berdiri dari duduknya lalu tersenyum dan berkata.
"baiklah nak, hati-hati di jalan, kalau kau punya waktu pulanglah ini juga rumahmu"
Aku tersenyum dan mencium punggung tangan ibuku.

"baiklah aku pulang Assalamualaikum" setelah berpamitan pada ibu ku aku berlalu keluar rumah.

"kak Ilham"panggil Aisyah sambil berlari ke arah ku.

"ibu bilang kakak harus pamit ke kak fatih,  dia sedang memantau proyeknya" kata aisyah.

"baiklah kakak akan menemui kak fatih nanti, kak pamit Assalamualaikum" pamit ku sekali lagi.

"baiklah,  aku juga akan ke kampus sekarang, Waalaikumsalam" jawabnya.

Aku mulai melajukan motor ku saat telah sampai ke tempat kakak ku Fatih,  aku melihat seorang gadis tengah berdiri mencari seseorang.

"waalaikumsalam" jawab ku saat mendengar ia setengah berteriak mengucap salam.

Ia langsung berbalik ke arah ku,  dia begitu terkejut saat melihat ku, matanya membulat sempurna.  Ia terus menatap ku, sejenak aku menatap matanya, ia memiliki mata sedikit besar dan alis yang yang tak terlalu tebal.

Setelah menyadari apa yang ku lakukan itu salah,  aku langsung berdehem untuk menetralkan jantung ku yang kini berdetak tak karuan,  kulihat ia pun tampak terkejut dan kembali sadar.

Ia terlihat begitu gugup saat ini.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya ku.

Ia kembali terkejut saat aku bertanya kepadanya, kenapa dia mudah sekali terkejut?  Batin ku.

"am...itu,  aku... Aku"

"apa kau membutuhkan sesuatu? " tanya ku memotong perkataannya.

"begini, aku, motorku mati bensinnya habis, apa kau bisa membantu ku? " tanyanya ia terlihat sangat gugup.

"baiklah aku akan membantumu, kau bisa mengambil setengah bensin motorku" tawar ku lagi-lagi ia terkejut, tapi entah kenapa aku menyukai saat ia membulatkan matanya karena terkejut terlihat begitu menggemaskan.

Kembali aku mengalihkan pandangan ku,  seraya terus beristigfar atas apa yang kulakukan.

"tidak,  kau tak perlu melakukan itu" tolaknya.

Namun tak ku hiraukan aku berjalan ke arah motornya dan mendorongnya ke arah motorku, untuk mengisi bensin.

Saat telah selesai  aku berdiri dan menghadap ke arah nya namun ia masih tterus menatap ku aku terus berdehem tapi tetap tak berhasil ia tetap terus menatap ku.

"aku sudah selesai,  dan kau bisa pergi sekarang" ucap ku, dan berhasil.
Ia kembali tersadar.

"mm, iya te.. Terimakasih" kata nya sambil berlalu menuju motornya.

Ia mulai menyalakan mesin dan berlalu meninggalkan tempat ini.
Aku terus memandangi nya sambil tersenyum tiba-tiba tepukan di pundakku membuat ku kembali sadar.

"Ilham,  apa yang kau lakukan disini?"
"Fatih,  aku kesini hanya untuk berpamitan, aku akan pulang hari ini aku mulai kembali bekerja" ucap ku yang langsung di angguki oleh nya.

"baiklah,  hati-hati dan pulang lah jika kau punya waktu," katanya,  aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"baiklah aku pamit,  Assalamualaikum" ucap ku sambil berlalu, samar-samar ku dengar ia membalas salam ku.

Aku mulai melajukan motor ku, di jalan senyum ku seolah tak pernah pudar saat aku terus memikirkan pertemuan ku dengan gadis itu.

Sesaat kemudian aku terus mengucap istigfar berharap bisa menhilangkan bayangannya di fikiran ku namun tetap tak bisa.

Entah karena apa jantung ku pun berdetak sangat cepat saat membayangkan wajahnya, ada Apa dengan ku? Apa mungkin aku jatuh cinta padanya?  Tapi sepertinya itu sangat tidak mungkin.

Ya Allah.

Ada apa dengan ku?
Hanya Pertanyaan itu yang terus berputar di kepala ku saat ini,
Sepertinya aku tidak akan fokus hari ini,  dan bisa saja hari-hari berijutnya pun tidak,  tapi semoga saja tidak.

****

Bersambung..

Maaf jika part ini gak jelas.

Karena ini cerita pertama tang saya buat mohon di maklumi aja.

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang