Extra part (2)

52 2 0
                                    


Part yang ini hanya akan fokus membahas tentang Rama saat pertama kali bertemu dengan Aisyah.

Rama

Aku adalah Rama, seorang mahasiswa di salah satu Universitas di kota ku.
Aku adalah kakak dari Asyifa, tempat kami kuliah berbeda.

Setelah pulang dari kampus aku langsung pulang, dan saat sampai di rumah orang tuaku.
Abah dan ibu ku mengatakan bahwa malam ini akan ada yang datang untuk melamar Asyifa.

Astaga, adikku akan di lamar lagi?

Aku berlalu ke kamar ku, sambil memikirkan lamaran yang akan datang kepada adikku, pasalnya sudah beberapa kali ia menolak lamaran entah karena apa alasannya.

Malam telah tiba dan keluarga yang datang untuk melamar Asyifa telah berada di ruang tamu.
Aku berjalan ke ruang tamu, namun langkah ku terhenti.
Tertengun melihat seorang gadis cantik, dengan jilbab lebarnya.

Cantik dan juga terlihat sangat anggun dengan gamis nya.

"Rama, kemarilah" panggil abah.
Aku langsung berjalan ke arah abah ku dan duduk tepat di sampingnya, bersebrangan dengan gadis itu.

Aku terus memandangnya, tapi tunggu dulu kenapa wajahnya seperti tak asing bagi ku. Sepertinya aku pernah melihatnya.

Ya benar, dia adalah gadis yang sama yang ada di foto di kamar Asyifa.

"Aisyah" panggil ibunya.

Jadi nama nya Aisyah?
Cantik.

"baiklah kalau begitu kami pamit pulang dulu pak, ini sudah hampir larut"
Pamit seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu nya Aisyah.

"Aisyah" panggil ku entah kebenarian dari mana aku bisa memanggilnya.

"iya kak" ia berbalik dengan menundukkan kepalanya.

"kamu sahabatnya Asyifa kan?" tanya ku.
"i..iya kak, ada apa ya?" tanya nya sedikit gugup.

"am, begini saya bisa tidak menyimpan nomor telfon mu?"
Terlihat ia sangat terkejut atas pertanyaan ku tadi.

"kadang nomor Asyifa tidak bisa di hubungi, jadi mungkin saya bisa menelfon mu" bohong ku.

Ia mengangguk dan menyebutkan nomornya kepada ku.
Dan langsung berlalu tanpa mengucap satu kata pun.

***

Beberapa minggu telah berlalu. Namun aku tak bisa melupakan gadis itu.

'apa mungkin aku mencintai nya? Seperti nya memang seperti itu' batin ku.

Saat akan menelfonnya untuk memberitahunya dan berniat untuk serius kepada nya tiba-tiba Asyifa menelfon ku.

"iya, Waalaikumsalam"

"......."

"apa?" pekik ku.

"......."

"baiklah, assalmualaikum"

Aku memejamkan mata ku sejenak, berharap rasa sakit ku akan menghilang atau setidaknya akan berkurang, tapi nihil.

'bukan dia yang Allah ciptakan untuk mu' gumam ku berusaha menguatkan diri.

Seminggu lebih telah berlalu, namun aku juga belum bisa melupakan gadis itu.

"waalaikumsalam Asyifa, iya ada apa?"

"......"

Rahang ku mengeras saat mendengar penjelasan dari Asyifa.
Aku langsung memutuskan panggilan, dan langsung melajukan motor ku ke salah satu kantor polisi.

' kurang ajar, berani sekali dia menyakiti Aisyah, aku tidak akan mengampuni mu'

Aku kini telah berdiri di hadapannya.

Bugh.

Aku tidak tahan lagi.
"berani sekali kau melakukan itu kepada Aisyah" teriakku.

Bugh.

Bugh.

"pak tenang" ucap salah satu petugas yang terus mencoba menahan ku.

"di lihat dari sikap mu seperti nya kau mencintai nya kak Rama" kata Ryan tersenyum miring.

"aku sangat bersyukur adikku tak pernah mencintai laki-laki seperti mu, dan asal kau tau aku juga tak pernah akan setuju jika adik ku bersama mu" jelas ku.

"dan ingat ini jika suatu saat aku melihat mu berada di sekitar adik ku dan Aiysah, aku akan membuat mu sangat menyesal"
Ujar ku sambil berlalu meninggalkan nya.

Aku langsung melajukan motor ku ke arah rumah ibu Fatimah, aku yang akan melakukannya.

"assalamualaikum"
Samar-samar ku dengar seseorang menjawab salam ku.

Yang membuka pintu adalah adik bawel ku.
Aku terus mengikuti langkahnya menuju ruang keluarga tempat semua orang berkumpul.

Aku mulai mengutarakan niat ku, untuk menikahi Aisyah dan menggantikan posisi penjahat itu.

Terlihat Asiyah masih menunduk.
Ibu Fatimah tersenyum dan berkata bahwa ia setuju dengan hal itu, tapi semuanya akan tergantung Aisyah.

Aku terus berdoa berharap bahwa Aisyah akan menerima lamaran ku.

"Aisyah, jawab sayang" kata Ilham.
Adik ipar ku meski ia lebih tua dari ku.

"iya" kata Aisyah sambil mengangguk.

Aku tersenyum, sangat bahagia karena Aisyah telah bersedia menikah dengan ku.

Aku pamit untuk pulang, aku akan memberitahukan semua nya kepada abah dan ibu ku.

Pernikahan di laksanakan sesuai dengan rencana sebelumnya.
Dan Alhamdulillah semua berjalan dengan sangat lancar.

Aku tahu Aisyah belum mencintai ku sama sekali. Tapi aku akan berusaha untuk membuatnya melupakan pria 'brens*k' itu dan juga kenangan buruk nya.

"kak rama, maaf karena Aisyah belum bisa menjadi istri yang seutuhnya untuk kak Rama, tapi syifa janji akan melakukan semua kewajiban Aisyah, dan akan mencintai kak Rama tapi Aisyah butuh waktu untuk hal itu" ujarnya dengan kepala yang menunduk.

Aku bahagia saat mendengar penuturan darinya, mendengar bahwa ia akan berusaha untuk mencintai.

Aku menariknya ke dalam pelukan ku, kurasa tubuh nya menegang karena perlakuan ku.

"terima kasih" ucap ku.

"tidak, Aisyah yang harus berterima kasih karena Kakak sudah menerima Aisyah dengan baik" jawab nya.

Beberapa tahun telah berlalu, dan Aisyah dia sudah mencintai ku.
Bahkan sangat mencintai ku, terbukti dari sikapnya pada ku.

Kami tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu luas namun aku yakin, rumah ini cukup untuk kami berdua dan beberapa anak.
Kwwkwk.

The end.

***

Maaf, extra part nya gak jelad mungkin yah.

Akhirnya ceritanyabudah selesai😉😁

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang