18

35 2 0
                                    


Fatih:
Waalaikum salam, baiklah aku akan ke kampus. InsyaAllah

Senyum tak juga hilang dari wajah ku,ini pertama kalinya syifa mengajakku bertemu setelah lamaran itu, meski kami tak seperti calon suami istri pada umumnya.

Aku menutuni tangga, kulihat ibu,,Ilham dan juga Aisyah sedang berada di ruang keluarga sedang membahas Asyifa yang tiba-tiba menghilang.

"ibu, Aisyah tenang lah Asyifa baik-baik saja" ucap ku.

"kakak tahu dari mana jika syifa baik-baik saja?" tanya Aisyah.

Aku pun langsung memperlihatkan pesan singkat dari Asyifa kepada ibu dan Aisyah beserta Ilham.

"ya sudah, kakak fatih kita ke kampus sekarang" kata Aisyah semangat. Yang langsung saja ku angguki.

Aku dan Aisyah berjalan keluar rumah setelah berpamitan kepada ibu ku.

"kakak, kira-kira apa yang akan Asyifa bicaran dengan kakak? " tanya Aisyah.

"entahlah syah, kakak juga tidak tahu" jawab ku.

Aku terus melajukan mobil ku dengan ke cepatan sedang,  setelah sampai di parkiran kampus aku dan Aisyah berjalan menuju taman belakang kampus ini.

"Aisyah" panggil seseorang.
Sontak membuat langkah ku dan Aisyah terhenti dan berbalik ke arah yang memanggilnya.

"eh, sarah kenapa?" Tanya Aisyah
"kamu mau kemana? Kelas 5 menit lagi mulai" katanya.

Aisyah langsung melihat ke arah ku seolah meminta izin untuk segera ke kelasnya yang langsung ku angguki.
Aisyah dan temannya sarah pun berjalan menuju kelasnya.

'jika Aisyah masuk otomatis syifa juga kan?' gumam ku.

Lalu aku memutuskan untuk ke taman belakang kampus ini sembari menunggu Asyifa selesai.

Aku terus berjalan, saat telah sampai di taman. Aku mendengar suara tangis seseorang.
Kulihat di sana seorang perempuan sedang menangis.

Asyifa? Ada apa dengannya?  Kenapa dia menangis?.

Saat akan menghampirinya, langkah ku seketika terhenti karena mendengar perkataan nya.

"tidak, jasmine aku tidak bisa menikah dengan pak Fatih" isaknya.

Ctaarr

Bagai tersambar petir di siang bolong
(maaf jika terlalu alay)

Aku tercekat mendengar perkataan Asyifa tadi, kenapa ia tidak ingin menikah dengan ku?

"syifa apa maksudmu? Bukankah kau sendiri yang dengan senang hati menerima lamaran itu? " tanya Jasmine.

"iya kau benar, tapi aku menerima lamaran itu karena aku berfikir bahwa pria yang melamar ku kepada abah itu pria yang ada di foto ini" jelasnya sambil memperlihatkan foto kepada Jasmine.

Foto?

Ilham? Jadi di menerima lamaran itu karena berfikir bahwa yang melamarnya adalah ilham?

"pak Ilham"

"iya pak Ilham, abah mengirim foto pak Ilham kepada ku,karena itulah aku langsung menerima lamaran itu,  hiks" jelasnya.

"jadi, selama ini kau mencintai pak Ilham?" tanya jasmine yang di angguki oleh Asyifa.

Ya Allah.
Inikah alasannya ia bersikap seperti itu saat bertemu dengan ku?

Dia mencintai Ilham, apa Ilham juga mencintai nya? Aku harus mendengar penjelasan nya mengenai hal ini.

Dan sungguh kebenaran ini membuat ku tidak tahu harus berbuat apa sekarang, aku ingin pergi tapi rasa penasaran ku justru seolah menahan ku agar mendengarkan semua nya.

"Jasmine apa kau ingat tentang mimpi yang ku ceritakan pada mu dan laki-laki yang membantu ku di bangunan saat itu?" tanya Asyifa.
Jasmine langsung mengangguk.

"pria yang membantu ku saat itu adalah Pak Ilham bukan pak Fatih" jelasnya lagi.

Seketika ingatan tentang kejadian di bangunan saat aku melihat Ilham beraama seorang gadis.
Jadi dia Asyifa?

"jika kau akan membatalkan pernikahan ini maka bagaimana dengan abah mu?,satu minggu lagi pernikahan mu akan di laksanakan, dan abah sudah mempersiapkan semuanya" jelas Jasmine.

"baiklah aku tidak akan membatalkan pernikahan ini tapi aku akan tetap memberitahukan semua nya kepada pak fatih"

Aku langsung meninggalkan mereka,hati ku benar-benar sakit saat tahu bahwa ia mencintai Ilham dan menerima lamaran itu karena berfikir bahwa aku adalah Ilham.

Saat sedang berjalan menuju parkiran aku melihat Ilham berjalan ke arah ku.

"kau berhutang sebuah penjelasan pada ku,kita selesaikan semuanya di rumah setelah kau selesai dwngan pekerjaan mu" ucap ku Setelah berdiri di samping nya.
Dan langsung berlalu meninggalkan nya tanpa tahu bagaimana reaksinya.

Aku terus melajukan mobil ku menuju rumah.
Setelah sampai aku langsung merebahkan tubuh ku di atas kasur.
Kata-kata Asyifa masih terngiang di kepala ku.

Dia mencintai Ilham, tapi dia tetap ingin melanjutkan pernikahan ini?

To Asyifa:
Asyifa maaf sepertinya aku tidak ke kampus hari ini,  aku ada pekerjaan mendadak dan sangat penting.

Aku meletakkan hp ku di atas nakas, beberapa kali aku menghela nafas berharap rasa sesak ini bisa berkurang.

Saat sedang sibuk dwngan fikiran ku, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar ku.

"Fatih"
Panggilnya sambil terus mengetuk pintu.

"iya ibu" jawab ku setelah membuka pintu.

"ada apa nak? ibu lihat kamu sedang memiliki masalah ceritakan semuanya kepada ibu" kata ibu ku.

Tanpa mengucap apa pun aku langsung memeluknya, ku tumoahkan semua rasa sesak ku dalam pelukannya.

"ada apa nan? "tanya nya lagi dengan penuh kelembutan, sambil menuntunku agar duduk di sofa yang berada dalam kamar ku.

Aku mulai menceritakan semuanya kepada ibu ku.
"jadi dia mencintai Ilham? " tanya dengan nada sedih.
Aku mengangguk sebagai jawaban.

"maafkan ibu nak, jika saja malam itu ibu tidak memberikan foto Ilham kepada abah nya Asyifa pasti semua ini tidak akan terjadi" kata ibu.

"tidak ibu, dalam hal tidak ada yang bisa di salahkan ibu"

"apa yang sedang kalian bicarakan? Dan apa yang terjadi? " tanya seseorang dari luar pintu kamar Ilham.

Ilham.

*****

Bersambung....


Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang