Ilham?
Seru fatih dan ibu fatimah.
**
"apa yang terjadi?" tanya Ilham kepada ke duanya.
Fatih dan ibu nya hanya saling memandang dengan masih terdiam.
"ibu, fatih" panggil Ilham
Setelah beberapa saat tak mendapatkan jawaban dari keduanya."Ilham kemarilah nak?" panggil ibu Fatimah.
"kak Fatih, penjelasan apa yang kau maksud di kampus tadi?" tanya Ilham setelah duduk di sisi ibu nya.
"apa sebelum nya kau pernah bertemu dengan Asyifa?" tanya Fatih.
Diam sejenak kemudian Ilham menganggukkan kepalanya.
"apa Gadis yang kau bantu waktu itu adalah Asyifa? " tanya nya lagi, yang juga di angguki oleh Ilham.
Fatih menghela nafas lalu kembali bertanya.
"apa kau mencintainya?"
Pertanyaan Fatih sontak membuat Ilham mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk."jawab aku Ilham" kata Fatih dengan suara sedikit meninggi, namun tetap tak ada jawaban dari Ilham.
"kau diam, berarti kau juga mencintainya, lalu kenapa kau tak pernah mengatakan semuanya? " bentak nya lagi.
Ibu Fatimah terkejut melihat sikap Fatih, ia tak pernah melihat Fatih sampai semarah ini.
"Fatih" panggil ibu Fatimah.
"jawab" kata Fatih frustasi.
"apa yang harus aku katakan padamu, apa aku akan mengatakan bahwa kau melamar Gadis yang aku cintai dan memberitahukan bahwa betapa terlukanya aku? Apa kau ingin mengetahui itu?" jawab Ilham.
Fatih dan ibu Fatimah kaget mendengar jawaban dari Ilham.
"jadi kau benar-benar mencintainya? Karena itulah sikap mu berubah akhir-akhir ini?" tanya Fatih.
"selamat untuk mu Ilham" Ilham sangat terkejut dengan penuturan Fatih tadi.
"nak, apa maksudmu?" tanya ibu Fatimah.
"aku tidak akan menikah dengan Asyifa, tapi Ilham yang akan menikah dengannya" kata Fatih.
Bugh.
Satu bogeman Ilham mendarat di pipi Fatih.
"Ilham" teriak ibu fatimah.
Namun tidak di hiraukan oleh Ilham."apa maksud mu? Kau fikir Asyifa apa? Barang? Yang bisa kau berikan sesuka hati,huh?" tanya nya geram.
Fatih tertawa mendengar pertanyaan Ilham.
"Ilham, dia mencintai mu, dan tidak mungkin aku menikah dengan gadis yang mencintai pria lain" jelas Fatih.
Terlihat Ilham sangat terkejut mendengar penuturan Fatih.
"apa maksud mu?" tanya Ilham.
"tadi saat, ke kampus aku mendengar bahwa Asyifa mencinta pria yang dia temui di bangunan itu, dan pria itu adalah kamu,Ilham"Ada rasa senang dan bahagia yang Ilham rasakan saat itu, namun juga ada rasa bersalah karena hal itu.
"nak, apa kamu yakin dengan keputusan ini?" tanya ibu fatimah.
"iya bu fatih yakin" jawab nya.
"kalau memang itu keputusan mu maka ibu akan mendukung nya. Tapi orang tua Asyifa juga harus tahu" kata ibu Fatimah.
"iya bu, Fatih akan memberitahukan kepada mereka tapi bukan malam ini" jawabnya.
Ilham hanya diam mendengar percakapan ibunya dan juga Fatih.
"tapi apa asyifa akan menerima keputusan ini" tanya Ilham.
"kenapa tidak? Ia akan menikah dengan pria yang ia suka ii" jawab fatih.
Entahlah tapi di lihat dari raut wajah Fatih, Ilham merasa bahwa Fatih terlihat tak sedih karena masalah ini.
'apa dia benar-benar mencintai Asyifa? ' batinnya.
"assalamualaikum ibu" panggil Aisyah dari bawah.
"Aisyah sudah datang, ibu ke bawah yah" kata ibu fatimah sambil berlalu meninggalkan kedua putranya.
"ya udah aku ke kamar, maaf atas semua kejadian ini, dan terima kasih" kata Ilham swbelum beranjak menuju kamarnya.
Saat telah tiba di kamar Ilham merebahkan dirinya di kasur.
Terlihat jelas bahwa ia bahagia, bukan karena Fatih ingin membatalkan pernikahan nya dengan Asyifa, gadis yang 1 bulan lebih terakhir yang selalu mengganggu fikirannya, dan beberapa kali merasa sakit dan sesak bersamaan. Jika bisa jujur ia juga bahagia karena rencana itu. Tapi ia lebih bahagia saat mengetahui bahwa Asyifa juga memiliki rasa sama sepertinya.
****
Asyifa
3 hari telah berlalu setelah ke jadian di taman itu, dan setelah nya aku tidak pernah bertemu dengsn Fatih atau pun Ilham.
4 hari lagi perbikahan itu akan terjadi. Tapi aku belum juga memberitahukan semua kepada Fatih.
'sebaiknya aku tak menceritakan semuanya, apa yang akan dia fikirkan nantinya? Aku menerima lamaran itu dan aku juga akan menerima jika akan menikah dengannya. Jika tidak mencintai hari ini siapa yang tahu hari esok?' fikir ku.
Hari ini aku akan pulang ke rumah abah ku, setelah izin beberapa hari untuk tidak masuk kuliah.
Saat sedang bersiap telfon ku berdering.
"iya, Waalaikum salam" jawab ku.
"......"
"iya abah, ini syifa juga lagi siap-siap"
"......"
"iya, waalaikum salam"
Aku menghela nafas, setrlah Mendengar suara abah yang terdengar sangat bahagia, aku semakin yakin untuk menyimpan semuanya sendiri.
Setelah bersiap, aku langsung melajukan motor ku meninggalkan kos menuju rumah abah.
Sekitar 2 jam berlalu akhirnya aku sudah sampai, terlihat rumah begitu ramai para tetangga berdatangan untuk membantu persiapan pernikahan ku, padahal pernikahan akan terjadi 4 hari lagi.
"eh, udah sampe? Ayo masuk gak baik calon penganten lama-lama di luar rumah" kata ibu-ibu tetangga sebelah.
Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan ibu tadi.
'memang apa hubungannya?' fikirku."Assalamualaikum abah, ibu"
Ucap ku sambil mencium punggung tangan keduanya secara bergantian."waalaikum salam, kamu udah sampe yah" jawab ibu.
"ibu, Asyifa rindu" kata saat berada dalam pelukannya.
Hingga tak sadar bahwa saat ini aku sudah menangis."anak abah, udah besar yah" kata ayah yang membuat ku langsung memeluknya.
"iya, sebulan lebih gak pulang, eh pulang nya pas udah mau nikah" timpal ibu.
Aku langsung menggelengkan kepala ku, semakin terisak dalam pelukan sosok pria paru baya yang begitu sangat ku cintai.
"Asyifa, ada apa nak?, apa ada masalah?" tanya ibu khawatir karena aku tak kunjung melepas pelukanku.
"Syifa, tidak apa-apa bu, cuman melepas rindu aja" jawab ku.
"ya sudah, sekarang kamu ke kamar istirahat" kata ibu sambil mengelus kepala ku sayang.
"malam ini keluarga Fatih akan datang, katanya ada sesuatu yang penting" kata ibu yang samar-samar ku dengar.
'pak Fatih?
'hal penting apa yang ingin di bicarakannya? ' tanya ku pada diri sendiri.
*****
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In You
Teen FictionCerita ini cocok untuk semua usia, dan tidak ada konten dewasa apa pun dalam cerita ini. Putri Nurul Asyifa, seorang gadis yang mencintai sosok pria yang selalu hadir dalam mimipinya. ia bahkan tak pernah bertemu dengan pria tersebut sekalipun...