21

39 2 0
                                    


Resepsi tengah berlangsung, nampak semua tamu undangan menikmati hidangan yang telah di sediakan.

"Asyifa" panggil seseorang.

"Azam" cicit Asyifa.
Ia terlihat sangat terkejut melihat sahabatnya sejak SMA menghadiri acara pernikahannya.

"selamat yah, atas pernikahan mu" ucapnya sambil tersenyum.

"dan.. "

"Ilham namanya Ilham" kata Asyifa saat menyadari bahwa sahabatnya itu tidak mengetahui nama suaminya.

"Ilham, jaga Syifa baik-baik jangan pernah menyakiti dia"

"tenanglah, dia istri ku dan aku juga pasti akan menjaganya dengan meski kau tak ingatkan sekali pun" jawab Ilham

Mendengar jawaban Ilham suaminya, Asyifa merasa bahwa ia sedang cemburu.
Ia juga merasa sangat bahagia saat mendengar kata istri dari mulut Ilham.

"bagus jika memang seperti itu, baiklah Asyifa aku balik ya sekarang" pamitnya.

"kamu langsung pulang? Cepat banget"

"maaf Syifa, tapi aku ada pekerjaan penting, Assalamualaikum" pamitnya Sambil berlalu tanpa menghiraukan Ilham yang terlihat kesal.

Hening.

"Syifa, selamat ya"

"kau?" Asyifa sangat terkejut mwlihat sosok pria yang kini berdiri di hadapannya.
Ia tak oernah menyangka bahwa dia akan benar-benar menghadiri acara pernikahannya.

"kenapa?  Kau kaget?  Bukan kah kau sendiri yang mengundang ku untuk hadir? Dan maaf karena datang dengan tangan kosong, aku belum membawa hadiah untuk mu, aku akan memberikannya setelah ini, dan aku yakin kau pasti sangat terkejut" jelasnya panjang lebar sambil berlalu.

Sungguh Syifa sangat geram melihat sikap nya itu, dan Ilham?  Jangan di tanya ia tak kalah kesal dengan pria tadi, ia ingat betul bahwa pria itu yang membuat Asyifa menangis di taman Waktu itu.

1 jam telah berlalu kini Asyifa dan Ilham berada dalam kamar mereka dan bersiap untuk mengistirahatkan tubuh mereka.
Tidak ada percakapan di antara ke dua nya setelah resepsi hingga mereka terlelap dalam mimpi masing-masing.

****

Seminggu telah berlalu setelah acara pernikahan mereka dan hubungan mereka masih sama saja, mereka hanya akan bicara jika itu hak yang sangat penting.

Mereka seperti 2 orang yang menikah tanpa di dasari oleh cinta.

"Asyifa, apa kau melihat kos kaki ku?" tanya Ilham sedikit ragu.

"maaf pak, Kos kaki bapak ada di laci paling bawah dalam lemari." jawabnya pelan.

"terima kasih" jawab Ilham sambil berlalu.

Seperti itulah interaksi di antara keduanya, meski hanya singkat namun sangat berarti untuk keduanya.

"pak Fatih" panggil Asyifa saat melihat Ilham keluar dari kamar.

Ilham menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Syifa.

"apa Fatih ada disini?" tanya Ilham yang masih belum mengertu bahwa Syifa memanggilnya dengan sebutan Fatih.

"tidak, maaf aku salah menyebut nama" jawab Asyifa jujur.

Jujur saja Ilham merasa sedikit kesal dan cemburu karena hal ini.
Ia merasa bahwa anggapan Fatih bahwa Asyifa mencintai nya itu salah, karena 1 hari setelah pernikahan mereka Asyifa bahkan mengigau menyebut nama Fatih.

Ilham berjalan mendekati Astifa yang kini tengah berdiri sambil menunduk karena merasa takut.

Takut, bahwa Ilham akan marah kepadanya. Tapi tidak anggapan bahwa Ilham akan marah salah besar karena nyatanya Ilham justru memeluknya.

Seketika tubuhnya menegang karena perlakuan Ilham.

"maaf" kata Ilham lirih.

Asyifa mendongak memandang wajah ptia yang sudah resmi menjadi suaminya 1 minggu yang ini.

Sebelum Asyifa sempat mengatakan sesuatu Ilham berbalik dan meninggalkan Asyifa sendiri.

Perlakuan Ilham tadi membuat Asyifa merasa sakit, dan juga merasa bersalah.
Ia menyebut nama Fatih bukan karena memikirkan kakak iparnya itu, tapi ia sudah terbiasa memanggil Ilham dengan nama Fatih.

Pak Ilham:
Maaf, karena pergi begitu saja.
Hari ini aku akan menunggu mu di cafe ibu untuk makan siang.

Asyifa tersenyum membaca pesan singkat dari suaminya.

Ia lalu bergegas untuk menuju kampus, ia keluar dari kos-an nya dan melajukan motornya menuju kampus.

Ya sudah 4 hari terakhir, mereka pindah ke kos-an Asyifa karena belum sempat untuk mencari tempat yang lebih layak untuk mereka berdua.

Setelah sampai di kampus, ia tak mendapati Aisyah di dalam kelas, ia terus mencoba menghubungi Aisyah namun panggilannya tak pernah di jawab oleh Aisyah.

Waktu makan siang telah tiba, saat akan bersiap ke cafe ibu fatimah untuk makan siang bersama suaminya, pesan singkat dari aisyah membuat nya hatus membatalkan janjinya dengan Suaminya.

'semoga ia baik-baik saja' batinnya.

Aisyah:
Maaf syifa, aku tidak ke kampus hari ini, kak fatih tiba-tiba sakit dan ibu sedang berada di rumah nenek.

Seperti itulah pesan singkat dari Aisyah. Ia melajukan motornya menuju rumah mertuanya.

"assalamualaikum Aisyah"

"waalaikumsalam" jawab seseorang dari dalam sambil membuka pintu.

"Asyifa jadi kamu datang? Laly di mana kak Ilham?" tanya Asyifa.

Ya Allah.
Ia belum memberi tahukan suaminya jika ia tak bisa datang.

"pak Ilham sedang ada di cafe sekarang" jawab nya jujur.

"baiklah, lalu apa kau kemari untuk melihat keadaan kak Fatih" tanya Aisyah yang di angguki oleh Asyifa.

"maaf Asyifa tapi kak Fatih baru saja tertidur" kata Aisyah.

"baiklah aku akan menunggu sampai ia bangun saja" kata Asyifa.

Ia bahkan tak sadar bahwa ada seseorang yang sedang menunggu nya.

****

Ilham

Sudah hampir 2 jam aku menunggu tapi tak ada tanda-tanda bahwa Asyifa akan datang, aku sudah beberapa kali menelfonnya namun satu pun panggilan ku tak di jawab oleh nya.

Saat sedang menunggu Asyifa, tiba-tiba Fikri dan Jasmine datang menghampiri ku.

"assalamualaikum Ilham, ngapain disini sendirian?" tanya Fikri.

"waalaikum salam, lagi nunggu Asyifa " jawab ku.

"jadi dia belum sampai?" tanya Jasmine.

"belum, aku sudah menunggu nya hampir 2 jam tapi ia juga belum datang" jawab ku jujur.

"benarkah tapi, dua jam yang lalu aku melihat nya meninggalkan kampus, terlihat sangat terburu-buru." kata Jasmine lagi.

"benarkah? Tapi dia kemana?" tanya ku.

Aku mulai merasa khawatir sekarang sampai hp ku berbunyi.

Aisyah:
Kak Ilham, Asyifa ada di rumah sekarang ia datang untuk menjenguk kak Fatih yang sedang sakit.

Deg.

*****

Bersambung....

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang