"Lo tampan, mapan, punya segalanya. Mana ada orang waras mau di jodohin di era milenial gini?"
"Saya mau."
'cause we can be more perfect if we're together..
bahasa
; start from - 2019, july 20th.
; ended - 2020, january 09th.
"I'm getting curious about your past. I'm starting to want to know about you. I began to feel all of it."
***
Kinanti
Perjalanan dari bandara ke rumah Ibu kali ini terbilang ramai lancar, sekitar jam 2 gue dan Jeffrey sudah tiba di rumah bernuansa putih bersih yang terbilang besar ini.
"Assalamualaikum," "Assalamualaikum,"Salam gue dan Jeffrey berbarengan.
Dengan sergap Ibu yang sedang duduk sembari membaca majalah langsung berhamburan ke arah gue dan Jeffrey, memeluk kami secara bersamaan.
"Yaampunnnn, Ibu kangen banget sama Kinanti." Ucap Ibu yang sekarang sedang memandangi wajah gue sembari menggenggam kedua tangan gue
"Iya, bu. Kinan juga."
"Sama Jeff gak kangen nih? Okaaayy.." Saut Jeffrey gak terima.
Ibu menoleh kearah Jeffrey sekilas lalu pandangannya berpindah pada seseorang yang tiba-tiba menuruni anak tangga dengan setengah berlari. "Tuh yang kangen, tuh!" Tunjuk Ibu dengan dagunya.
Muncul sesosok pria berkacamata yang sepertinya jauh lebih muda dari Jeffrey, sepertinya ini Maxime, adik angkatnha Jeffrey.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"YOWWWW WHATS UP!!!" Pria berkacamata itu langsung memeluk Jeffrey, "Mas! Everything's going well?" Tanyanya dengan smirk face-nya.
Jeffrey langsung menjitaknya, "Yeuuuu bocah!!!"
"HAHAHAHAHAHAHHA!!!! Is she your wife?" Tanyanya lagi sembari menunjuk kearah gue.
Gue langsung tersenyum simpul sambil menjulurkan tangan gue, "Kinanti." Gue memperkenalkan diri.
Dia langsung meraih uluran tangan gue, "Maxime. Mas Jeff biasa manggil Max. Tapi aku lebih seneng sama panggilan Ibu buat aku sih."
Gue mengerutkan kening, "Apa emangnya?"
"Ganteng."
Sontak semua orang tertawa mendengar celotehan si Max ini. Garing sih tapi anaknya kalo ketawa gak bisa berhenti. Jadi bikin semua orang ikut ketawa. Emang nulat banget ketawanya tuh.
"Udah. Udah. Ayok kita duduk dulu." Anjur Ibu sambil berjalan ke ruang tengah.
Jeff duduk di sebelah Max, sementara gue duduk di sebelah Ibu. Ayah masih di luar kota.
"Ini lo kok jadi pake kacamata sih, dek?" Tanya Jeffrey.
