36. This is My Fault

10.7K 1.2K 56
                                    

Karena aku amazed bgt bisa dapet ranking #1 di tagar NCT, soOoo0o this is for ya'll HAHAHAHAHA apaansik fufufufu.

***

Jeffrey

"Tadi aku mimpi kamu ninggalin aku dan balik ke Putri."

Satu kalimat yang berhasil membuat gue diam sejenak untuk sekedar menetralkan segala macam pikiran gue yang setiap hari semakin bercabang. Mencoba untuk tetap memfokuskan diri gue padanya tanpa memikirkan yang lain.

Bukannya mau munafik atau apa, tapi memang timing-nya gak tepat buat gue cerita semua tentang apa yang terjadi diantara gue dan Putri karena dia juga belakangan ini jadi jauh lebih perasa.

Gue lebih memilih melanjutkan langkah kaki gue ke dalam toilet, berniat untuk mebersihkan tubuh gue dan bersiap untuk pergi ke Rumah Sakit.

Saat gue keluar dari toilet, Kinanti sudah gak di kamar, mungkin dia sekarang lagi masak untuk sarapan gue, karena itu sudah seperti rutinitasnya sekarang.

Kring.. Kring..

"Halo?"

"..."

"Iya, nanti aku kesana. Kamu sabar ya."

Tiba-tiba Kinanti masuk dengan wajah innocent-nya "Siapa?"

Entah kenapa gue langsung sergap mematikan sambungan telpon itu secara sepihak.

"Client."

Kinanti hanya ber-oh ria lalu dia merapihkan dasi gue dengan sangat hati-hati, "Kalo ada apa-apa cerita sama aku ya." katanya.

Gue mengangguk meng-iyakan. "Kalo kamu sedih, capek, kesel apapun itu, kasih tau aku ya. Bagi semua masalah kamu sama aku."

Dia mengusap pelan dada gue lalu mata kita beradu.

"Aku bener-bener mau jadi bagian di hidup kamu sekarang."

Tatapan matanya yang tulus itu membuat kedua ujung bibir gue terangkat sempurna.

"Makasih, Yang. Makasih kamu udah mau nerima aku di hidup kamu sekarang."

Dia mengangguk matanya mulai berbinar-binar, "Sekarang sarapan yuk!"

Dia menarik tangan gue. Enggak. Lebih tepatnya, dia menggenggam tangan gue dan menuntunnya sampai di meja makan gue sudah di hidangkan oleh nasi panas dengan omelette yang atasnya ditaburi oleh bawang goreng.

"Looks delicious." gumam gue sangat excited untuk menyantapnya.

"Hmmmm..," dari suapan pertama sampai hampir setengah piring hampir habis gue sangat amat menikmati kesederhanaan ini.

Namun gue langsung tersadar, "Kamu kok gak makan?" iya dia dari tadi cuma diem ngeliatin gue makan sambil nopang dagu pake kedua tangannya.

Ih gemes banget pokoknya minta diculik.

Dia cuma menggelengkan kepalanya sebentar, terus gue mengerutkan kening mengisaratkan sebuah pertanyaan 'kenapa' tanpa suara.

Dia senyum, -mesem "Aku tuh seneng kalo liat kamu makan."

Gue meraih tangannya dengan satu tangan gue, "Kamu kenapa sih, sayang?"

Dia ikut menumpukan tangannya diatas tangan gue sambil menatap gue dengan penuh makna, dia tersenyum sambil meneliti setiap rinci dari wajah gue, lalu tangannya kini merapihkan rambut gue dengan perlahan lalu mengusap pipi gue.

Dia gak pernah kayak gini sebelumnya.

"Kamu, kerjanya jangan terlalu capek ya!"

"..."

More | JJH ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang