"What happened again with our relationship?"
***
Jeffrey
Bagaimana lo bisa terus berjalan ketika hal terburuk dalam hidup lo itu terjadi? Apa yang harus lo ubah dari diri lo agar bisa bertahan hidup?
Gue pernah hancur karena terlalu percaya.
Gue pernah patah karena memilih orang yang salah.
Gue pernah tercerai berai ketika kasih yang gue rasa tak sampai.
Gue pernah tertusuk pecahan hati gue sendiri ketika seseorang telah pergi lalu kembali.
Gue pernah ditinggal karena menunggu.
Gue pernah dihakimi karena melindungi.
Gue pernah lebur karena jujur pada diri gue sendiri.
Gue pernah disalahkan karena berkata benar.
Lalu apa yang seharusnya di ubah? Gue atau keadaan?
Kemarin pulang dari Gedung Kesenian, Jakarta Pusat gue langsung kembali ke Rumah Sakit, sementara Kinanti pulang bersama Rafa dan Bundanya. Katanya mau ngadain selebrasi atas penampilan Rafa yang bikin semua orang di Gedung Kesenian menangis haru karena penampilannya.
Gue gak ikut karena tiba-tiba Dokter Dafa menelpon gue, "Iya, ini katanya gak mau kalo selain Dokter Jeff."
Gue langsung berpamitan pada Kinanti, Rafa dan Bundanya. Dengan tergesa gue langsung menancapkan pedal gas menuju Rumah Sakit.
Dan tebak, siapa dia yang sedang duduk di kursi depan meja kerja gue?
Seorang wanita yang memiliki bahu setengahnya dari milik gue dengan kulit putih dan rambut panjang yang berwarna dark brown. Dari belakang sangat percis seperti Kinanti.
Tapi saat dia berbalik dan menatap gue, seolah dunia gue berhenti saat itu juga. Dunia gue seolah kembali pada 3 tahun lalu saat wanita ini menatap gue dengan tatapan yang sama —sebuah penyesalan.
"Hai. Apa kabar?" Dia benar-benar wanita itu. Wanita yang gue cinta selama hampir 4 tahun dan berakhir sejak 3 tahun yang lalu.
Gue masih terdiam menatapnya dengan tatapan datar sebelum gue berjalan kearah tempat duduk gue, berhadapan dengannya.
"Ada apa, Put?" To the point, gue gak menjawab pertanyaannya.
Dia membuang napas panjang lalu tersenyum masam.
Dulu gue paling gak suka liat dia tersenyum seperti ini. Senyum yang menunjukan kalo dia sedang dalam keadaan gak baik-baik aja.
Tapi untuk apa gue peduli?
"Papi, Rey.." Bahkan dia masih memanggil gue dengan sebutan Rey. Sebutan yang sangat gue benci.
Tatapan matanya yang dulu selalu berbinar ketika menceritakan tentang Papi-nya kini berubah jadi meredup.
Kamu kenapa...? Ternyata gue masih peduli.
"Kenapa Papi kamu?"
"Papi stress, Rey. Perusahaannya collapse dia ditipu sama kolega nya."
"Kolega-nya? Maksud kamu..."
Dia mengangguk, "Iya. Suami aku juga terlibat. Dia ternyata emang udah rencanain ini sama Papanya dari awal." Putri masih bisa tersenyum. "Dia cerai-in aku 3 bulan lalu."
3 bulan lalu? 3 bulan lalu itu adalah awal perjalanan gue bersama Kinanti.
Gue terdiam sejenak untuk sekedar memperhatikan raut wajahnya yang kini sudah gak sebersinar dulu lagi. Kini wajahnya sangat redup.
KAMU SEDANG MEMBACA
More | JJH ☑️
Random"Lo tampan, mapan, punya segalanya. Mana ada orang waras mau di jodohin di era milenial gini?" "Saya mau." 'cause we can be more perfect if we're together.. bahasa ; start from - 2019, july 20th. ; ended - 2020, january 09th.