"Tujuan menikah itu apa? Untuk memiliki keturunan? Ah. Rumit sekali."
***
Kinanti
Hari demi hari terus berlalu. Ini udah hari ke-5 Jeffrey di NY dan gak ada yang berubah selama Jeffrey di NY. Dia masih suka chat gue sampe bikin gue kesal. Dia masih suka chat hanya untuk sekedar basa-basi tanya makan. Gak ada yang berubah walaupun dia jauh. Jeffrey masih perhatian dan itu yang bikin gue gak nyaman.
Gue gak mau jatuh buat lo, Jeff. Gue belum siap untuk jatuh lagi.
Drrrtt... Drrrtt...
Ibu? Gumam gue dalam hati.
Dengan ragu gue menjawab telpon dari seseorang yang tertera namanya di layar hp gue, Ibu. Itu ibunya Jeffrey.
"Halo, Bu. Assalamualaikum." Sapa gue seramah mungkin. Karena Ibu emang seramah dan sebaik itu juga sama gue. Beda sama Mama. Dia mah kayak ibu tiri kalo ke gue tapi kalo ke Jeffrey manis banget. Kalo ibu, rata. Ibu perhatian sama gue maupun Jeffrey, tanpa kami minta. Pantes aja anaknya kayak Jeffrey.
"Halo, Nak. Waalaikumsalam. Apa kabar?"
"Baik bu. Ada apa?"
"Kamu longgar? Bisa ketemu ibu ndak hari ini?"
DEG.
APE NI HANTHUUUU???
"Em... I, Iya bisa kok bu. Mau ketemu dimana?" Perasaan gue saat itu bener-bener campur aduk.
Ampe lo ngadu yang engga-engga abis riwayat lo, Jeffrey Aditama.
"Di rumah ibu saja nak."
"Oh iya bu, nanti Kinan mampir kesana."
"Terimakasih ya nak."
"Iya buuuu sama-sama."
Begitu saja sambungan telpon gue dengan ibu terputus dan kini disambut perasaan gundah gulana takut sama apa yang bakal ibu omongin ke gue nanti.
Hari ini hari sabtu dan gue gak ada kelas yang harus diisi. Karena memang gue selalu ngambil libur setiap weekend.
Selesai kerjain semua pekerjaan yang ada dirumah, gue baru ke rumah ibu. Iya, selama gak ada Jeffrey gue kerjain semuanya sendirian. Biasanya, Jeffrey gak bakal biarin gue kerjain semuanya sendirian walaupun gue tau pekerjaan dia di Rumah Sakit juga lebih banyak dan membuat badannya capek.
Tapi Jeffrey gak pernah ngeluh capek sedikitpun sama gue.
Setelah dzuhuran, gue langsung berangkat ke menuju rumah ibu. Gak lupa gue mampir ke toko kue kesukaan ibu. Roti lapis legit.
Perjalanan cukup macet hari ini soalnya weekend, ditambah jarak dari Barat ke Timur itu lumayan menguras emosi juga ternyata.
Jam 1 lewat 50 menit gue baru sampai di rumah ibu.
Ting Tong.
Gue memencet bell untuk yang ke-2 kalinya dan ibu langsung membukakan pintu itu untuk gue.
"Assalamualaikum, Ibu." Sapa gue seraya mencium tangannya. Salam gitu lho, mudeng kan?
"Waalaikumsalam, Kinan? Ayo ayo masuk."
Ibu selalu menyambut gue dengan hangat. Jadi gak enakan gue selalu dinginin anaknya. Heheheh. Nyambung gak sih?
Setelah gue dan ibu duduk di ruang tengah, gue langsung memberikan kotak kue lapis legit kesukaan ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
More | JJH ☑️
Casuale"Lo tampan, mapan, punya segalanya. Mana ada orang waras mau di jodohin di era milenial gini?" "Saya mau." 'cause we can be more perfect if we're together.. bahasa ; start from - 2019, july 20th. ; ended - 2020, january 09th.