40. Thoughts On You

11.5K 1.4K 188
                                    

Jeffrey

Gue bisa liat dengan jelas dari wajah dia yang terkejut saat mendengar perkataan gue yang berhasil membuat pipinya memerah.

Bukan. Pipinya merona bukan karena dia malu karena rayuan gue atau sebagainya, melainkan gue tau, dia sakit hati mendengar perkataan gue ini. Karena kini air matanya mulai mengalir dari pelupuk matanya dengan deras.

"Besok aku urus perceraian kita." itu kalimat yang gak pernah terlintas di pikiran gue, tapi gue gak nyangka kalo malam ini, gue bisa dengan lantangnya mengucapkan kalimat itu.

"Jeff?" suaranya parau banget. Sampai rasa sesaknya bisa mengalir juga sampai ke dada gue.

Gue gak berani buat natap matanya dan berakhir masuk kedalam mobil gue dan pergi.

Katakan lah gue ini bajingan atau sebangsanya, tapi yakin deh, kalian pasti ngertikan rasanya gimana pas liat orang yang bener-bener kalian sayang jalan sama cowok lain bahkan sampe pegangan tangan dan elus-elus pipi. Ditambah itu mantannya sendiri lagi.

Bajingan, sakitnya sampe gak bisa gue gambarin.

Berkali-kali gue pukul stir mobil sampai sesekali terdengar bunyi klakson karena sangking frustasi dan gak bisa berpikir jernih gue saat itu. Ditambah lagi Jakarta kalo jam 7 malem itu lagi macet-macetnya. Mana ini malam minggu lagi. Fuck.

"AAAAAH ANJING!!" berkali-kali mengumpat pun gak berhasil bikin perasaan gue membaik, sampai akhirnya gue memilih untuk berhenti di sebuah supermarket untuk membeli beberapa kaleng minuman yang sedikit memiliki kadar alkohol. Jadi walaupun gue minum sendirian di dalem mobil sebanyak apapun gak bakal bikin gue mabuk. Soalnya gue bawa mobil sendiri.

Ini udah kaleng ke-3 hahaha fuck my minds. I hate it when I still remember how that guy stroked her cheek. Who the hell does he dare to do that in public with my own wife!

"ANJIIIIIIINGGGG!!!!!! ARGGGGHHH!!!!"

"Why you do this to me, Kinanti? WHY?! Kenapa gue harus ngerasain hal kayak gini lagi!!!"

Kejadian malem ini seolah menjadi puncak kemarahan gue atas kejadian minggu lalu. Iya gue cemburu, benar-benar cemburu atas apa yang gue lihat saat cowok itu genggam tangan dia dan malem ini, cowok yang sama dengan lancangnya mengelus pipi yang notabennya adalah istri gue sendiri.

Lalu di detik kemudian masih di dalam mobil di depan supermarket yang tadi, air mata gue mengalir. Iya, gue juga sama seperti orang-orang yang lain, gue bisa sedih, sakit hati, kecewa bahkan, ya, gue bisa nangis.

Dari awal pernikahan gue dengannya, harusnya gue udah bisa mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi di depan, termasuk hal ini. Termasuk mantannya yang kembali lagi. Harusnya gue bisa menyiapkan hati gue untuk tidak masuk lebih dalam, karena gue tau ini pasti terjadi. Saat cowok itu datang lagi ke kehidupan Kinanti, dia pasti bakal lebih milih cowok itu dari pada gue.

Harusnya.

Ini udah hampir jam 9 malem, dan gue udah tepat ada di depan rumah. Masih diem di dalam mobil sambil memperhatikan mobil yang terparkir di depan mobil gue. Mobilnya Kinanti.

Dia udah di rumah.

Rasanya belum siap buat ketemu dan liat wajah dia lagi. Mobil gue mesinnya belum mati begitupun dengan radionya, gue cuma diem dan masih diem, seolah berpikir keras untuk masuk ke dalam rumah sendiri.

Cukupkan lah ikatanmu..
Relakan lah yang tak seharusnya untukmu..
Cukupkan lah ikatanmu..
Relakan lah yang tak seharusnya untukmu..
Yang sebaiknya kau jaga,
Adalah, dirimu sendiri..

More | JJH ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang