31. Her Students

11K 1.4K 38
                                    

random bgt tetiba pengen double update ngahahahaha


***


Jeffrey

"Ini laporan minggu ini, Dok." ucap salah satu Dokter magang.

"Oh ya simpen aja disitu, nanti saya baca." perintah gue dengan mata yang masih terfokus pada laptop di depan gue.

Dia mengangguk lalu menyimpan beberapa berkas laporan itu di meja gue. Namun dia masih terdiam dan di tempatnya tanpa berniat pergi dari ruangan gue membuat gue berhasil melirik kearahnya,

"Ada apa? Kalo udah selesai kamu boleh keluar," kata gue tanpa basa-basi.

"Ehm, anu.."

Gue menaikan sebelah alis gue, "Ya?"

Dia mengeluarkan sesuatu dari kantong almamater miliknya, "Saya tadi menemukan ini Dok di depan ruangan Dokter."

Sebuah sapu tangan berwarna dasar putih dengan polet abu di setiap sisinya.

Gue menatap benda itu cukup lama.

"Ini punya Dokter?" tanyanya.

Iya, gue dengan jelas sangat mengingat sarung tangan itu. Sapu tangan yang 3 tahun lalu gue berikan pada seorang gadis karena tangannya terluka karena tergores pagar kampus.

Gue terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Bukan. Bawa aja pergi dari sini." final.

Dan si Dokter Magang itupun pergi dari ruangan gue dengan mengepal sarung tangan itu.

Lalu gue mulai beradu argumen dengan pikiran gue sendiri.

Kenapa Dokter Magang itu bisa nemuin sarung tangan itu di depan ruangan gue?

Siapa yang menaruhnya disitu?

Apa Putri datang lagi ke Rumah Sakit?

Semua lamunan gue tiba-tiba buyar ketika seseorang mengetuk pintu ruangan gue,

Tok. Tok.

Gue menghela napas sebelum mempersilahkannya masuk, "Ya,"

Dokter Teo.

"Ada apa, Dok?" tanya gue ringan. Ini di area Rumah Sakit, jadi wajar kalo gue bersikap formal di depannya.

"Bisa bicara sebentar?"

Gue mengangguk, "Ya, tentu."

"Di luar?"

Gue mengangkat kepala gue dan mendapati Dokter Teo dengan wajah friendly-nya.

Berarti ini Teoni bukan Dokter Teo.

"Sure,"

Kami berujung duduk di sebuah cafe di depan Rumah Sakit. Jaraknya gak begitu jauh, karena memang masih jam kerja.

"Kenapa, Yo?" gue mengawali percakapan.

"Tadi Putri dateng."

Gue sudah menduga itu semua.

"Gue sempet ketemu dia di depan ruangan lo. Dia cuam diem gak ngapa-ngapain. Pas gue dateng, dia langsung gelagapan."

Gue mengerutkan kening gue.

"Gue ngobrol sama dia tadi."

"Eehm?" gue meneguk minuman gue.

"She's broken."

Gue diam.

"She needs your help, but she doesn't know how to do it all,"

Gue berdehem sebelum berkata, "Yo, gue udah bertekad untuk gak punya urusan apapun lagi sama dia. Also I have promised to improve my relationship with Kinanti. Please, jangan sangkut pautkan dia lagi di hidup gue."

More | JJH ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang