23. Me and My Feeling

12.4K 1.5K 26
                                    

"The most pathetic feeling is when your heart fights with your own mind and you cannot be honest in the situation."

***

Kinanti

Believe or not setiap orang itu pasti memiliki titik cemburunya masing-masing. Dan itu terbagi jadi 2 tipe. Yang pertama, ada orang yang berani mengungkapkan rasa cemburunya dan yang kedua, ada juga orang yang diam-diam saja tapi dia cemburu.

Cemburu itu sifatnya unexpected, datangnya secara tiba-tiba dan kadang sulit untuk di kendalikan.

Lalu gimana cara ngilanginnya?

Gak ada. Karena pada dasarnya cemburu itu manusiawi. Itu sifat manusia yang sudah ada sejak lahir. Karena, pertama, cemburu itu menandakan rasa sayang dan kedua, cemburu itu juga bisa jadi sebagai tanda kalo dia takut untuk kehilangan.

Mungkin sekarang yang gue rasakan ini adalah opsi ke-2.

Iya, gue takut kehilangan untuk yang ketiga kalinya. Pertama, ketika gue kehilangan Papa, dunia gue seolah gak berarti lagi, makanya Mama carikan pengganti untuk Papa, walaupun rasanya masih saja berbeda.

Kedua, Johnny. Ketika sang pengganti Papa ikut pergi meninggalkan gue dan Mama datang Johnny di kehidupan gue dengan segala warna yang dia beri di hidup gue. Lalu setelah dia pergi meninggalkan gue, cukup lama untuk gue mendapatkan penggantinya.

Hingga hadir dia seseorang yang memiliki hati besar bak seorang malaikat di hidup gue. Jeffrey. Dia hadir menggantikan semua semua posisi Papa maupun Johnny di masa lalu.

Dia bisa menjadi Papa maupun mengisi kekosongan hati gue atas menghilangnya Johnny dan menggantikan semua dengan caranya sendiri. Cara yang sebelumnya gak pernah gue dapat dari seorang Johnny.

Tapi lihat, pandangan apa yang sekarang ada di hadapan gue ini?

Seorang wanita yang memeluk sebuah kartu nama sembari mengutarakan perasaan rindunya terhadap Jeffrey yang notabennya adalah suami gue.

Sesak.

Bayangan masa lalu, kenangan dan ketakutan itu seolah terbayang lagi di pikiran gue.

Ini jawaban kenapa dari awal gue takut untuk menjatuhkan hati gue untuk dia.

Gue takut kehilangan untuk yang kesekian kalinya.

Gue takut Jeffrey lebih memilih untuk kembali pada masa lalunya yang selalu bisa mengerti dia dengan sangat baik.

Gue takut kalo gue hanya akan berakhir menangis lagi di kamar, sendirian.

"Kenapa kamu manggil aku dengan sebutan Rey?" Raut wajahnya yang terkejut sangat jelas menggambarkan kalo dia sedang menyembunyikan sesuatu.

Sepertinya masih ada nama Putri di hati dia?

Kenapa rasanya sangat sakit? Seolah ada benda besar nan berat yang menimpa hati gue.

Tapi kali ini gue gak boleh gegabah untuk mengambil langkah, gue berakhir tersenyum kearahnya, "Hey! What's wrong? Nama kamu kan Jeffrey, gak ada yang salah kan kalo aku panggil kamu Rey?"

"Salah."

Suara bariton khas miliknya keluar dengan lantang tepat menembus telinga gue. Menyaring dengan tatapan matanya yang gak bisa gue artikan.

Gue langsung membalas menatapnya tanpa bersuara. Benar. Sebesar itu arti Putri di hatinya sampai gak mengizinkan gue untuk memanggil dia dengan sebutan Rey seperti yang di lakukan oleh mantan kekasihnya itu.

More | JJH ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang