28. Suami Malaika

25.7K 2.1K 141
                                    

28. Suami Malaika

Pemeriksaan hasil tes kesehatan keduanya sudah keluar. Hasilnya mereka sangat baik-baik saja. Setelah itu, Malaika pergi ke ruang rawat ibunya. Ia menyapa sang ibu dan memijatnya. Namun karena tidak enak dengan Ilyas yang menunggunya, Malaika pun tidak bisa berlama-lama. Kini ia dan Ilyas sudah berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju pintu keluar.

"Mas akan pergi ke kantor?"

"Iyah. Kamu mau ke toko, atau pulang?"

"Ke toko saja."

Malaika melihat sosok yang dikenalnya di depan sana. Malaika yakin pria itu juga melihatnya, lalu melihat Ilyas yang berjalan di sisinya. Saat sudah cukup dekat berhadapan, pria itu lebih dulu menyapa.

"Assalamu'alaikum, Malaika."

"Wa'alaikumussalam, Dokter Faisal."

"Habis menjenguk ibumu?"

"Iyah, dan cek kesehatan juga."

"Kamu sakit?"

"Oh tidak. Hanya cek kesehatan rutin."

"Syukurlah."

Malaika tidak melupakan kehadiran Ilyas. "Dokter Faisal, perkenalkan, ini Mas Ilyas. Mas, ini Dokter Faisal."

Faisal lebih dulu mengulurkan tangannya untuk berjabat. Ilyas pun membalas uluran tangan itu dan menggenggam kuat tangan Faisal dengan tatapan mengintimidasi. Faisal berusaha menyembunyikan ringisannya, entah perasaanya saja atau memang genggaman Ilyas sekuat ini. "Faisal," katanya memperkenalkan diri.

"Ilyas. Suami Malaika."

Boom

Bagai sebuah bom yang meledak tepat di depannya. Hancur. Itu lah yang dirasakan oleh Faisal. Faisal kira, pria yang dipanggil Mas oleh wanita yang sudah membuatnya jatuh cinta ini adalah kakaknya, tapi ternyata...

Ilyas melepas lebih dulu jabatan tangannya. Ia sudah cukup puas ketika melihat paras terkejut hingga pucat bagai melihat hantu dari Faisal.

Malaika tentu dapat menyaksikan juga raut terkejut dari Faisal. Itu berarti benar adanya kalau Faisal menyukainya.

Malaika segera tersadar kembali ketika Ilyas merangkul pinggangnya posesif. Mengisyaratkan untuk segera pamit dan pergi. Namun Malaika jadi merasa tidak enak dengan Faisal.

"Dokter Faisal, kami pergi dulu, yah. Mas Ilyas buru-buru. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelahnya, Malaika berlalu pergi begitu saja dengan pria yang memperkenalkan dirinya sebagai suami.

Setelah berjalan melewati Faisal, Malaika menurunkan dengan halus tangan Ilyas dari pinggangnya. "Mas, apa yang Mas lakukan ini tidak sopan!"

"Besok aku akan belajar sopan santun."

"Mas, aku serius! Mas kan tahu kalau dia pasti patah hati."

"Jangan salahkan aku! Siapa suruh dia menyukai wanita yang sudah bersuami. Sudah jelas di jari manismu ada cincin."

"Mungkin dia berpikir kalau ini bukan cincin pernikahan."

"Kamu membelanya?"

"Aku tidak membelanya."

"Kamu membelanya!"

"Mas." Malaika menahan lengan Ilyas. Ia merasa Ilyas sudah terbawa emosi. "Istighfar."

Ilyas menghela napas panjang. Lalu mengucap istighfar.

"Sudah lebih baik?"

Ilyas hanya diam memandangnya dengan sendu. Tapi kemudian Ilyas menggenggam tangannya dan menuntunnya menuju pintu keluar. "Aku antar ke toko."

The Perfect Wife For IlyasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang