37. Rumah

21.1K 1.7K 65
                                    

37. Rumah

"Kamu di rumah sakit?" tanya Ilyas, ketika melihat suasana di sana tidak seperti di apartemennya.

"Iyah, Mas. Mas Ilyas ada di apartemen?"

"Tidak. Aku sudah di kantor. Sebentar lagi ada meeting."

"Lalu kenapa Mas Ilyas malah menelfon? Panggilan video lagi."

"Tidak boleh?"

"Eh, tidak papa. Aku hanya takut mengganggu."

"Kamu tidak akan mengganggu."

Ilyas dapat melihat senyuman Malaika yang menenangkan hatinya.

"Sudah makan siang?"

"Sudah. Sama umi. Mas Ilyas sudah sarapan?"

"Sudah. Tapi tidak seenak masakan istriku di rumah."

Malaika tersipu, Ilyas tersenyum senang melihatnya.

"Nanti kalau pulang, aku masak makanan kesukaan Mas Ilyas."

"Aku jadi tidak sabar." Ya, Ilyas benar-benar tidak sabar ingin pulang. "Oh ya Malaika."

"Iyah, Mas?"

"Aku membelikanmu dress di sini."

"Dress apa lagi?" Malaika terdengar tidak suka. Namun Ilyas malah menyukai reaksi itu. Istrinya yang lugu nampak menggemaskan.

"Nanti saja kalau sudah sampai, kamu langsung pakai."

Entah karena efek kamera, atau memang pipi Malaika terlihat semakin merona. "Aku tidak mau pakai kalau terlalu terbuka seperti kemarin."

Ilyas tak terima. Ia pun ikut protes. "Yang kemarin itu tidak terlalu terbuka. Masih panjang sampai menutupi kaki."

"Tapi bagiku sudah terlalu terbuka."

"Kalau begitu kamu akan terkejut melihat yang ini." Ilyas mengerlingkan sebelah matanya dengan senyuman menggoda dan tiba-tiba gelap di sebrang sana, Malaika menutupi kameranya, entah apa yang terjadi dengan wanita itu, tapi kini Ilyas tertawa karena gemas.

"Mas Ilyas, aku tidak akan pakai." Hanya terdengar suara Malaika sedangkan layar Ilyas masih begitu gelap.

"Kamu pasti pakai."

"Tidak."

"Ini suamimu yang meminta."

Kali ini tidak ada sautan, namun Malaika memperlihatkan kembali wajahnya yang kini terlihat kesal.

"Kamu kesal?" Ilyas malah bertanya, padahal sudah sangat jelas kalau Malaika kesal padanya.

"Sedikit."

Ilyas terkekeh mendengar itu. Belum puas melihat paras Malaika yang sudah dirindukannya, Rafli kini masuk setelah mengetuk pintunya.

"Mr. Ferdinan sudah datang, Pak."

"Tunggu sebentar!"

Ilyas menyempatkan diri untuk berbicara dengan Malaika.

"Perusak hubungan kita sudah datang. Aku jadi harus menyudahi panggilan ini."

Ilyas dapat melihat senyuman manis Malaika yang akan ia ingat dengan jelas di memorinya.

"Baiklah, Mas. Nanti Mas bisa telfon lagi kalau ada waktu."

"Iyah. Yang terakhir, tolong ingatkan aku kalau Faisal itu orang baik. Jadi orang suruhanku tidak akan menghajarnya kalau dia mendekatimu."

"Iyah Mas, Mas Faisal itu orang baik. Lagipula dia sudah menyukai wanita lain."

"Baguslah."

"Assalamu'alaikum, Mas."

"Wa'alaikumussalam, Malaika."

***

Setiap hari hanya telfon berdurasi singkat yang bisa sejenak mengikis rindu yang menggebu. Namun setelah panggilan usai, maka rindu malah semakin tak mengenal kata usai. Bukan hanya sibuknya Ilyas yang menghalangi komunikasi mereka. Perbedaan waktu antara Jakarta dan London pun membuat keduanya sulit berkomunikasi.

Jika di tempat Malaika menunjukkan pukul tujuh malam, maka di tempat Ilyas pukul satu siang. Jika di tempat Ilyas jam tujuh malam, maka di tempat Malaika jam dua belas malam. Ya, Jakarta lebih cepat enam jam dari London.

Ilyas biasa pulang dari pekerjaanya pukul delapan, sedangkan di tempat Malaika sudah pukul satu, ia tidak ingin menganggu Malaika tidur. Jadi Ilyas menyempatkan diri untuk menghubunginya di waktu senggang dengan waktu yang sangat terbatas dan kadang membuatnya kesal karena rindunya belum tuntas.

Mendadak, seluruh kekayaan yang dipunya tidak bisa untuk membunuh jarak yang ada. Ingin sekali ia membawa Malaika bersamanya. Namun mengetahui fakta kalau ibu Malaika siuman, ia tidak cukup tega meski Ilyas yakin kalau Malaika tetap akan mengikuti permintaanya.

Malaika pernah mengatakan kalau ridhonya adalah yang terpenting. Jadi Ilyas tidak akan melakukan sesuatu yang bisa membuat Malaika bersedih. Ia akan berusaha untuk cepat menyelesaikan pekerjaanya dan pulang ke rumahnya. Rumah untuknya pulang. Malaika.








































❤❤❤

Gak nyangka part ini dikit bangeeettt 😱😱😱

Jadi tolong ingetin jam sepuluh nanti aku harus double update yaahh

Komen komen!!!

The Perfect Wife For IlyasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang