"Kita makan di tempat lain aja, ya," ajak Taehyung pada Nayeon yang baru saja menyusulnya setelah mengambil ponselnya yang tertinggal di mobil.
"Lah kenapa?" tanya Nayeon bingung, masa udah tiba di kafenya malah mau makan di tempat lain.
"Tempatnya penuh."
Dahi Nayeon mengerut akan jawaban pria yang sebulan ini telah naik pangkat menjadi kekasihnya.
"Masa sih?"
"Beneran, Yang. Eh, dekat lapangan sana katanya ada penjual bakso enak, makan di sana aja yuk?" ucap Taehyung memberi option tempat makan lain yang tak terlalu jauh dari tempat mereka saat ini.
"Lagi gak mood makan bakso."
"Terus kamu mau makan apa?"
"Terserah."
Tolong beri Taehyung kesabaran extra untuk menghadapi jawaban terserah dari kekasihnya ini.
"Terserah tapi tadi ditawarin bakso katanya gak mood."
"Yaudah sih, makan di sini aja udah terlanjur nyampe juga."
Langkah Nayeon yang sudah ingin bergerak masuk ke dalam kafe terhenti akan Taehyung yang mencekal tangannya.
"Kan udah dibilang penuh, Yanggg."
"Yaudah kita nunggu, paling bentar lagi ada meja kosong."
Kembali Nayeon mencoba masuk, tetapi kembali ditahan, kalau begini terus bisa-bisa emosi Nayeon meledak.
"Kalo lama gimana?"
"Ya gapapa, kita nunggu sampai ada yang kosong."
"Tadi yang ngeluh lapar banget siapa?"
"Aku. Kamu kenapa sih, Yang? Kek gak mau banget masuk ke dalam? Tadi yang ngajakin makan di sinikan kamu?"
Tuhkan meledak juga, sebenarnya Nayeon sudah tahu kalau Taehyung bohong. Sebelum pacaran mereka itu udah sahabatan enam tahun, jadi mudah bagi Nayeon untuk menebak jika pria itu sedang berbohong.
Lagi pula alasan Taehyung jika kafe ini sedang penuh itu sangat tak masuk akal. Pertama, ini baru pukul sebelas siang yang berarti orang-orang masih pada sibuk kerja ataupun sekolah. Kedua, parkiran kafe masih terbilang kosong, hanya ada dua mobil dan beberapa motor yang terparkir, itupun sudah termasuk mobil Taehyung. Ketiga dan terakhir, tadi Nayeon jelas-jelas melihat sederet meja kosong dari jendela.
"Eh, itu, anu," ucap Taehyung gugup karena tak tahu harus menjawab apa. Kalau sudah seperti ini berarti dugaan Nayeon memang benar. Taehyung sedang berbohong.
Nayeon pun berusaha melepaskan tangan Taehyung dari tangannya dan melangkah cepat ke dalam kafe sebelum Taehyung kembali menahannya.
Setelah masuk beberapa langkah, tubuh Nayeon berhenti secara otomatis. Sekarang gadis itu tahu alasan Taehyung tak ingin mereka makan di sini. Sekitar tiga meja dari pintu masuk duduk sepasang kekasih yang prianya merupakan kekasihnya sebelum Taehyung. Pria yang telah membuat Nayeon merasakan betapa sakitnya sakit hati dan gagal move on setahun lebih.
"Yang, kamu gapapa? Tuhkan udah aku bilang makan di tempat lain aja." Sangat jelas nada khawatir di setiap kata yang Taehyung ucapkan, tapi entah kenapa malah membuat Nayeon tersenyum.
"Gapapa kenapa ih? Tuhkan bohong, tuh kosong banyak." Nayeon menggenggam tangan Taehyung lalu menariknya menuju salah satu meja yang kosong.
"Beneran? Itu Kak Chanyeol loh siapa tahu kamu lupa," bisik Taehyung mengingatkan yang membuat Nayeon sangat gemas.
"Terus kenapa?"
"Kali aja kamu kena sindrom nostalgia abis ketemu mantan."
Kali ini Nayeon tak dapat menahan tawanya. Kalau dulu ia memang sepatah hati itu sampai rasanya ia tak dapat hidup tanpa kehadiran pria yang dua tahun lebih tua darinya itu—Park Chanyeol.
"Emang kamu mau kalau aku gamon lagi?"
Dengan cepat Taehyung menggenggam tangan Nayeon yang sempat terlepas. "Ya enggak lah, Yang."
"Makanya jangan mecem-mecem."
"Satu macem doang kok ini."
Karena melihat Nayeon yang melotot, Taehyung langsung membuat gestur menutup mulut.
Tbc....
Aku buat cerita ini berdasarkan salah satu quote yang aku temuin di twitter.
"Masa lalu bukan untuk dilupakan, tapi bisa dilihat dalam persepsi yang tidak menyakitkan."
23 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika ✔
De TodoHidup tanpa masalah? Mana bisa. ⚠️⚠️⚠️⚠️ Urutan ceritanya random, part ini pas kuliah part berikutnya tiba-tiba pas sma, terus pas kerja terus kuliah lagi dst. Cover by @rozeusz