failed

316 72 6
                                    

"Iya Kak, gapapa," ucap Nayeon sambil tersenyum, padahal lawan bicaranya gak bisa lihat. Soalnya cuma nelpon biasa, bukan video call.

Kata orang 'gapapa' ala cewek itu banyak maknanya. Ada yang emang gapapa, ada yang sebaliknya, ada juga yang tersirat, tersurat dan ter-ter lainnya. Sama kek Nayeon sekarang, cuma dia, Tuhan dan yang tulis yang tau.

"Iyaih, aku juga belum siap-siap."

Bohong banget, padahal Nayeon udah selesai siap-siap dan lagi nunggu cantik di teras rumah kosnya dari sejam yang lalu.

"Eh udah dulu ya, Kak, Jisoo manggil nih."

Setelah basa-basi singkat dengan membawa nama tetangga kamarnya, panggilan yang penuh kebohongan itu akhirnya terputus juga. Sambil nahan air matanya yang dikit lagi bercucuran, Nayeon balik lagi ke kamarnya di lantai dua.

Pas ditangga, Nayeon ketemu dengan kak Seulgi, teman kosan yang cukup akrab sama Nayeon sekaligus seniornya di kampus.

"Lah belum berangkat, Nay?" tanya Seulgi bukan karena kepo tapi pengen tau aja soalnya tadi pas ketemu di dapur Nayeon bilang mau jalan sama pacarnya. Lah ini Seulgi udah sarapan, udah nyuci, kurang ngedrakor aja si Nayeonnya belum berangkat.

"Gak jadi, Kak," jawab Nayeon lagi-lagi sambil senyum. Emang pinter nih anak nyembunyi perasaannya.

"Oh—" Belum sempet Seulgi lanjutin omongannya, Nayeon udah ngacir naik terus masuk kamar. Untung Seulgi sabar.

***

Malamnya, Nayeon keluar kamar dengan mata yang lumayan bengkak. Berkat insting wanita Seulgi yang mengatakan Nayeon abis nangis dan sedang tidak baik-baik saja. Seulgi pun ngajak Nayeon buat keluar makan sekalian temenin dia beli perlengkapan praktikum. Karena akan susah ngajak Nayeon kalau cuma sendiri, Seulgi milih ngajak Jisoo juga sebagai bala bantuan dan emang terbukti berhasil ngebujuk Nayeon buat ikut.

Pas balik ke parkiran setelah selesai makan, Nayeon lihat pemandangan yang seumur hidup gak pernah pengen Nayeon lihat.

"Loh, Nay, itukan pacar lo?" Seulgi yang sepertinya bisa nebak apa yang Jisoo akan katakan berikutnya pun mendekap mulut gadis itu dan memberi isyarat agar dia tutup mulut.

Tanpa menghiraukan keberadaan dua gadis di sampingnya, Nayeon berjalan menghampiri dua orang berbeda gender yang saling berangkulan beberapa meter di depannya.

"Kak Chanyeol!"

Dengar dan lihat siapa pemilik suara yang baru saja manggil namanya, tangan Chanyeol secara otomatis bergerak turun dari bahu gadis di sampingnya.

"Na—Nayeon?" tanyanya agak gagap, persis banget kek cowok yang lagi kegap selingkuh.

"Yang di samping Kakak siapa?"

"Eee se—se—sesepupu. Iya dia sepupu Kakak," jawab Chanyeol yang mendapatkan dua respon yang berbeda dari dua gadis di samping dan di hadapannya itu.

"Kakak selingkuh?

Untungnya sepolos-polosnya Nayeon, dia itu gak buta dan Nayeon lebih percaya apa yang dia lihat dibanding apa yang Chanyeol ucapin. Rangkulan sih lumrah dengan dunia persepupuan, tapi cium-cium? Yakali.

"Sumpah, Nay, dia cuma sepupu Kakak," ujar Chanyeol mencoba untuk meyakinkan Nayeon.

"Bodoh banget ya aku, Kak. Nangis karena gak jadi jalan pas anniv kita yang kedua, sedangkan Kakak lagi senang-senang jalan sama selingkuhan Kakak."

"Nay, kamu denger penjelasan Kakak dulu."

Tapi Nayeon seolah tuli dan tak mengacuhkan semua ucapan Chanyeol.

"Kak, kita putus aja, ya?"

Emang poker face banget Nayeonnya, sempat-sempatnya dia ucapin kalimat putus sambil senyum.

"Nay, jangan gini dong. Kakak bisa jelasin."

"Udah ya, Kak. Makasih dua tahunnya dan happy anniversarry."

Abis itu Nayeon balik badan dan ngajak Seulgi dan Jisoo yang lagi drakor live untuk pulang. Pas naik ke mobil Seulgi, bahu Nayeon langsung bergetar dan air mata yang dia tahan-tahan akhirnya tumpah.

Jisoo dan Seulgi sebenarnya pengen ngehibur Nayeon, tapi mereka pikir Nayeon  lebih butuh space buat ngeluarin semua emosinya daripada kata-kata menghibur yang mereka sendiri belum tentu bisa lakuin.

Tbc....

Cara nulisku di cerita ini keknya berubah-ubah deh. Anggap aja, lagi mencari jati diri 😂😂

13 Oktober 2019

Problematika ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang