"Jadi Tzuyu enak kali ya."
"Hah?" Nayeon yang tadinya konsen nonton Tzuyu lagi tanding basket jadi hilang fokus karena ucapan Chaeyeong yang tiba-tiba.
Btw, kemarin Tzuyu ngundang anak Twice buat nonton dia tanding basket antar sekolahan seprovinsi, tapi karena agak dadakan dan yang lain udah ada janji lebih dulu makanya cuma Nayeon dan Chaeyeong yang nonton. Dahyun juga sih, cuma dia mesti ikut TO dulu di tempat bimbelnya, kalau sempat baru nyusul nonton.
"Udah kaya, pinter, cantik, baik, kapten basket pula. Gak tau lagi apa kurangnya."
Karena ucapan Chaeyeong tadi, Nayeon jadi benar-benar kehilangan minatnya ke lapangan basket. Nayeon pun putar duduknya 45 derajat ke arah Chaeyeong yang masih natap pertandingan basket dengan pandangan menerawang.
"Kamu iri sama Tzuyu, Chae?"
"Gak ada anak sini yang gak iri sama Tzuyu, Kak."
"Iya sih, Kakak aja kadang iri sama Tzuyu."
Ucapan Nayeon kali ini gantian membuat Chaeyeong yang terkejut, gak nyangka aja kalau si kakak tertua di genk mereka itu juga merasakan rasa yang sama.
"Serius?"
Nayeon ngangguk, "Tapi manusia mana ada yang sempurna, termasuk Tzuyu. Kamu pernah sadar gak sih lingkaran pertemanan Tzuyu tuh kecil banget, soalnya dia rada kaku buat ekspresiin perasaannya. Orang-orang jadi segan deketinnya, padahal aslinya asyik banget."
Sebuah garis lengkung tercetak di wajah Chaeyeong, sepertinya dia setuju dengan ucapan Nayeon.
"Aku jadi inget, Tzuyu dulu sering nyogok aku pake cake strawberry biar aku mau terus main bareng sama dia soalnya anak lain pada gak mau."
Nayeon ikut tersenyum dan menepuk pelan kepa Chaeyeong. Nayeon gak mau kalau rasa iri yang dapat merusak persahabatan mereka terus tertanam di hati Chaeyeong.
"Ah, aku tau satu lagi kekurangan Tzuyu."
"Apa?"
"Gak peka. Kakak lihat cowok yang itu gak?" ujar Chaeyeong sambil menunjuk sisi seberang lapangan basket.
"Yang manasih?"
"Itu yang pake masker tapi diturunin yang jaketnya biru dongker."
"Oh iya, dia kenapa emangnya?"
"Namanya Kak Wooseok, selama kami sekolah di sini dia selalu ngejar-ngejar Tzuyu, keknya satu sekolahan tau kalo dia suka sama Tzuyu kecuali Tzuyunya sendiri."
Entah cuma perasaan Nayeon, tapi dia ngerasa ada raut sedih pas Chaeyeong cerita soal cowok tadi.
"Kamu suka sama sama Seok Seok itu?"
"Eh? Ngak!" Chaeyeong langsung panik dan mukanya mulai memerah. Nayeon jadi yakin tebakannya benar.
"Gapapa kali kalo kamu suka. Mungkin aja nih, mungkin Tzuyu peka termasuk peka sama perasaan kamu ke Seok itu makanya dia pura-pura peka biar gak nyakitin perasaan kamu."
"Namanya Wooseok, Kak Nay bukan Seok-Seok."
"Cie marah."
"Ish, lupain. Menurut Kak Nay gitu?"
"Bisa jadi, bisa juga sebaliknya. Tzuyu juga suka sama Wooseok, tapi gak tau ngungkapin perasaannya."
"Jadi merurut Kakak aku lebih baik nyerah aja ya?" tanya Chaeyeong kembali lesu.
"Saran aku nih, gapapa kamu perjuangin perasaan kamu. Asalkan jangan sampe lakuin sesuatu yang bisa ngerusak persahabatan kamu dengan Tzuyu."
"Gitu?"
"Satu lagi, kamu harus siap buat sakit hati kalau mereka punya perasaan yang sama atau Wooseok jadiannya sama cewek yang lain."
"Siap. Makasih banyak ya Kak Nay." Chaeyeong langsung meluk Nayeon, perasaannya jadi lega banget habis cerita dan dapat saran dari Nayeon. Emang ya, sesuatu terasa lebih ringan jika ada teman berbagi bukan dipikul sendiri.
Tbc....
16 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika ✔
RandomHidup tanpa masalah? Mana bisa. ⚠️⚠️⚠️⚠️ Urutan ceritanya random, part ini pas kuliah part berikutnya tiba-tiba pas sma, terus pas kerja terus kuliah lagi dst. Cover by @rozeusz