Artefak Kuno - Eps. 19

180 14 0
                                    

Padma Resort – Ubud, Bali

1 Maret 2016


Elizabeth sedang sibuk menerima telepon, sementara dua orang lelaki lainnya sibuk bercengkerama dengan sebuah kaleng bir di tangan masing-masing.

"Bawa mereka masuk!" pinta Elizabeth melalui telepon dalam genggamannya.

Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka. Seorang petugas berpakaian serba Bali lengkap dengan udeng-nya mengantarkan Dirga, Kirana, dan juga Kenan ke dalam ruangan.

"Selamat datang!" sapa Elizabeth penuh keramahan menyambut mereka.

Dirga, Kenan dan Kirana tersenyum, pandangan mereka melayang ke arah dua orang lelaki lainnya di dalam sana.

"Perkenalkan mereka ini teman-teman saya," kata Elizabeth. "Ini Doktor Klaus Brunnswick, seorang arkeolog dari Jerman, dan di sampingnya adalah Peter Van Houten yang membantu segala macam kebutuhan kami," jelasnya.

Dua lelaki itu meletakkan minumannya, ketika sadar akan raut wajah Kirana yang terkesan membenci itu. Satu persatu mereka pun bersalaman.

"Apakah kedatangan kami mengganggu waktu kalian?" tanya Dirga tanpa basa-basi karena pikirannya sudah berkecamuk tak tentu arah, saking girangnya bisa berkumpul bersama para ahli arkeolog dunia.

"Tentu saja tidak!" sahut Elizabeth yang baru saja membuka mini kulkasnya mengambil tiga kaleng minuman bersoda. "Tapi, sebelum wawancara kita malam ini, aku ingin kita saling berbagi. Kalian boleh bertanya apapun mengenai Lemurian dan Atlantis, tapi kalian harus melakukan sesuatu untuk kami," tawarnya.

Dirga, Kirana, dan juga Kenan saling tatap penuh tanda tanya.

"Apa itu?" tanya Kenan yang mendahului Dirga.

"Kalian ada yang bisa menerjemahkan bahasa semacam sansekerta dan juga palawa?" tanya Elizabeth sambil melirik ke arah Klaus dan juga Peter yang sedari tadi hanya diam mengamati mereka.


***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang