"Apa maksudmu ngabisin paket dataku hanya untuk ngeliat cheat games yang bahkan baru semalem kamu download? Segitu kempesnya ya otakmu!" Al beringsut menyambar ponsel dari tangan Dirga dan dia masih gagal.
Baru saja membuka aplikasi yang ia maksud, Dirga tertarik dengan salah satu history video di akun Al. Video itu berjudul Christie's auctions for old silver gold medallion. Lelaki bertubuh kurus tinggi dengan rambut panjang sebahu yang acak-acakan itu memutar dan mencoba mencerna video tersebut. "Medali kuno peninggalan kerajaan tertua di Banten," gumamnya. "Memangnya ada ya medali seperti ini? Atau cuma hoax?" tanya Dirga dengan kening berkerut menatap Al.
"Setauku sih, kalau kerajaannya memang ada. Salakanagara namanya, tapi aku juga nggak tahu lagi, apakah itu medali beneran atau sekedar hoax."
"Salakanagara, kerajaan tertua yang sebenarnya lebih tua daripada Kutai kan?" Dirga menegaskan dengan tatapan masih tertuju pada tayangan video itu.
Al mengangguk.
"Kenapa di buku sejarah yang beredar, kerajaan itu malah nggak pernah tertulis, seolah mereka nggak pernah ada di peradaban?"
"Mungkin karena buktinya terlalu minim," jawab Al singkat.
"Aku jadi penasaran, Al," gumam Dirga.
Brukkk
Pandangan Dirga dan Al sontak beralih ke asal suara yang ternyata tak jauh dari mereka. Sebuah tempat sampah baru saja melayang dari tangan seorang adik kelas mereka yang sedang dikerumuni oleh teman-temannya. Sorak sorai pun menggema. Ada yang tertawa, ada yang berteriak.
"Pada ngapain tuh anak-anak bau kencur?" Al beranjak dari tempatnya dan menghampiri mereka.
Dirga masih di tempatnya. Ia malah membuka aplikasi perekam video di ponsel milik Al yang masih ada di tangannya. Diarahkannya ponsel itu sehingga sosok Al terekam di sana.
"Bubar!" teriak Al sok garang ketika sadar bahwa kerumunan anak baru itu sedang menggoda salah satu temannya yang hanya menunduk diam, meskipun berhasil melayangkan tempat sampah ke arah pembuat onar tadi.
Dirga menahan tawa, kemudian menghentikan rekaman video itu. Muncul ide jahil di kepalanya untuk mengunggah video itu melalui akun Instagram Al dengan caption 'emak ngamuk!' lengkap dengan tagar Udayana hingga Al in action.
Lelaki bertopi pet hitam itu kembali ke hadapan Dirga yang masih tersenyum. "Sini hapeku!"
Dengan satu gerakan, Dirga mengembalikan benda itu ke tangan si empunya. "Lha, sudah hampir jam dua belas aja!" celetuk Al ketika melihat angka di ponselnya.
Tiba-tiba saja Dirga ingat jika dia ada janji dengan Pak Heru untuk membahas skripsinya yang telah tertunda tiga minggu, karena dosen pembimbingnya itu baru saja pulang dari Amsterdam. "Al, aku harus buru-buru ke tempat Pak Heru. Aku nitip alat-alatku dulu ya!" pinta Dirga yang langsung melesat tanpa menunggu jawaban dari Al.
Dirga berlari melesat melewati lapangan fakultas yang lumayan membuatnya ngos-ngosan. Belum lagi, ia masih harus menaiki anak tangga hingga lantai tiga. Sejenak, Dirga mengatur napasnya sebelum mengetuk pintu ruangan bertuliskan R. Kepala Jurusan – Drs. I Made Heruwasto M.Hum. Dirga mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali dengan gerakan halus.
"Masuk!" suara Pak Heru dari balik pintu itu nyaring.
Tangan Dirga memutar kenop pintu dan melangkah masuk. "Selamat siang, Pak!" sapanya.
Pak Heru sedang duduk di kursi menghadap sebuah meja. Ia hanya mengangguk tanpa menatap Dirga, karena perhatiannya masih tertuju pada lembaran kertas dalam genggaman tangannya. Keningnya berkerut. Entah apa isinya, Dirga enggan menebak.
"Maaf saya terlambat, Pak," ucap Dirga melenyapkan keheningan. Lalu ia duduk di kursi yang berhadapan dengan dosennya itu.
Kepala Pak Heru bergerak, menatap Dirga lurus. "Ya, tidak apa-apa. Memangnya kamu dari mana? Wall climbing?"
Dirga meringis. "Uhm... tidak, Pak. Saya tadi terlalu lama di perpustakaan, jadi belum sempat latihan wall climbing."
Pak Heru manggut-manggut tanda mengerti, tetapiia sudah tak menatap Dirga lagi. Matanya kembali terpaku pada deretan kalimatdi kertas yang sedang berada di tangannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] Api Unggun Terakhir
FantasyDirga, pemuda yang hobi wall climbing di kampusnya tiba-tiba harus terjebak dalam kegiatan Pramuka konyol. Namun, Pramuka justru mempertemukannya pada sosok gadis impiannya bernama Kirana. Tak ada yang menyangka, keduanya akan terlibat suatu eksped...