Api Unggun Terakhir - Eps. 71

160 12 0
                                    

Seketika itu juga hati Dirga, Kenan, Al, dan Kirana mencelos. Dua kali sudah mereka tertipu kebusukan Elizabeth yang ternyata adalah sekutu dari Jason dan Paul.

Kirana gemetar melihat Dirga berdiri kaku dengan dua ujung pistol di kepalanya.

Dirga berusaha untuk mencondongkan tubuhnya ke depan. Matanya menatap Kirana yang rambutnya menutupi wajah bagaikan tirai. "Tenanglah," ucap Dirga tanpa suara. "Kita akan baik-baik aja."

Kirana hampir menangis menatap wajah lelaki yang beberapa waktu ini menghiasi benaknya.

"Firasatku benar. Kalian sama saja seperti dua manusia tamak itu! Kalian mungkin bisa membodohi dua sahabatku ini, tapi kalian tak pernah bisa membodohiku," kata Al yang suaranya mendesis bagai api. "Kalian selalu mengira bahwa bisa mengendalikan segalanya, tapi ketahuilah kalian akan segera mendapatkan ganjaran yang setimpal!"

"Al." Tiba-tiba, Dirga tidak dapat mengingat seperti apa keadaannya saat pertama kali ia bertemu Elizabeth dan juga Jason. Ia mencoba untuk kuat. "Kupikir kamu sebaiknya diam." Matanya terasa kering, seperti buah dikupas yang ditinggalkan semalam suntuk.

Al melihat ke atas. Awan-awan terpisah, menampilkan matahari yang semakin meninggi. "Iya kamu benar. Mungkin lebih baik aku diam, karena nggak akan lama lagi mereka akan dibungkam oleh alam yang murka. Sang Karuhun akan datang untuk kalian."

Angin dingin kembali berembus dan tubuh Dirga gemetar untuk yang kesekian kalinya. Tidak ada yang dapat dilakukan selain menunggu. Keajaiban akan datang.

"Jalan!" Paul mendorong Dirga dengan ujung pistol itu hingga menimbulkan rasa nyeri teramat sangat di kepalanya. Sementara Klaus sudah tidak mengacungkan pistol miliknya pada Dirga, melainkan ke arah Kenan dan Al.

Tak ada keluh kesah apapun yang keluar dari mulut pemuda itu. Ia menuruti permintaan Paul meskipun dengan hati penuh kebencian.

Kenan dan Al mengekor di belakang mereka. Ingin sekali Kenan menendang mereka satu persatu, tetapi dia tak ingin membahayakan nyawa Dirga.

"Apakah kamu tahu caranya membunuh bocah ingusan, Klaus?" tanya Paul, berbisik dingin.

Tiba-tiba Al melakukan sesuatu di luar dugaan. Ia melayangkan tendangan ke arah Jason yang berjalan di sampingnya sedang digelayuti oleh Elizabeth. Tendangan tepat di lutut itu membuatnya limbung.

Konsentrasi Paul terpecah. Ia menoleh karena erangan kesakitan Jason. Dirga menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan diri dan berlari ke arah Kirana. Ia tak menyangka, bahwa Klaus sudah mengantisipasi hal itu dan memilih untuk menembakkan pistolnya ke arah Dirga. Kirana yang mengetahui gelagat Klaus tiba-tiba menarik tubuh Dirga dan merelakan dirinya menjadi perisai untuk Dirga. Sontak tubuh gadis itu ambruk begitu saja di hadapan Dirga akibat dua kali tembakan yang ditujukan padanya.

Semua pandangan tertuju padanya. Dirga tak bisa berkata apapun. Ia memegang tubuh lunglai Kirana dengan kedua tangannya. Darah mulai merembes di dada Kirana dan satu lagi di lengan kanannya yang membuat jaketnya ternoda kucuran darah segar. Tatapan mata gadis itu melemah. Dirga merebahkan tubuh Kirana di atas tanah dengan kepala di pangkuannya.

Jari-jari Dirga memegang kepala Kirana tanpa berpikir, seperti halnya jari-jari pemusik menemukan senar-senar dengan sendirinya pada sebuah lagu yang sudah sering dimainkannya. "Na, bertahan! Kita akan keluar dari tempat ini! Kita akan pulang!" ucap Dirga panik.

Kiranahanya tersenyum menatap Dirga. Tangannya berusaha membelai pipi Dirga yangterasa dingin. "Terima kasih, Ga," ucapnya lirih yang kemudian hilang kesadarandengan kedua mata mulai terpejam.



***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang