Langkah gontai Meysha menemaninya menyusuri koridor sekolah menuju kantin. Ia tak habis fikir bahwa Rey akan membentaknya seperti tadi.
Sesampainya Meysha di kantin, Ia langsung di hujami dengan berbagai pertanyaan dari ketiga temannya.
"Tuh muka kenapa? Kusut amat."
"Iya kek nggak pernah di setrika aja."
"Lo nggak lagi PMS kan Cha?"
Mereka semua memang sering memakai Lo-Gue karna terbawa firus Jakarta oleh Dea.
Meysha tak menghiraukan pertanyaan dari sahabat-sahabatnya itu, Ia asik melahap makanan yang telah dipesankan oleh ketiga temannya.
Hingga lagi-lagi suara gebrakan meja membuat keempatnya kompak menoleh ke sumber suara. Siapa lagi pelakunya kalau bukan si Rey. Terlihat di sana ada Clara serta para dayang dayangnya yang sedang mencoba menggoda Rey tapi malah berakhir sama seperti Meysha.
"Ganteng sih iya tapi galak banget." Nana bergidik ngeri melihat tatapan tajam dari Rey yang sempat melihat ke arahnya sebelum pergi dari kantin.
Meysha yang mendengar ocehan temannya segera angkat bicara.
"Nggak galak kok, B aja."
"Iya nggak galak tapi nyeremin."
"Tatapannya udah kek mau nerkam orang tau nggak."
"Serah kalian dehh."
***
Jam telah menunjukkan waktu 03:00 itu tandanya 15 menit lagi bel pulang sekolah akan berdenting. Meysha dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk pulang.
Teng teng teng
Dan pelajaran hari ini telah selesai. semua siswa-siswi segera berhamburan keluar kelas, bergegas menuju parkiran. Begitupun dengan Meysha yang sudah berlari-lari kecil di koridor sekolah meninggalkan ketiga temannya. Sesampainya Meysha di parkiran, Ia clingak-clinguk mencari seseorang yang sedari tadi Ia kejar dan...
"Rey..." panggil Meysha sedikit berteriak sambil melambaikan tangan dan senyum manis yang tak pernah luntur dari bibir mungilnya. Ia berjalan mendekati Rey yang sedang memasang helm full face bersiap untuk mengendarai motor sport kesayangannya.
Awalnya Rey tak menghiraukan teriakan Meysha yang mirip kaleng gembreng itu. Ia terus fokus dengan kegiatannya, tapi saat ia telah siap melajukan motornya tiba-tiba jok belakang terasa ada yang menduduki.
Saat Ia berbalik dan ternyata Meysha sudah berada di belakangnya dengan tampang tak berdosa dan nyegir kuda hingga menunjukkan deretan giginya yang rapi. Dan sedetik kemudian Rey mematikan mesin motornya.
"Turun." ucap Rey dengan nada dinginnya
"Nggak mau."
"Gue bilang turun!"
"Gue bilang nggak mau."
Rey berdecak sebal "ck mau lo apasih? Jangan ganggu hidup Gue."
"Gue nggak ganggu hidup Lo Rey, Gue cuman mau pulang bareng. Apa susahnya sih?"
"Gue mau balik."
"Gue juga mau balik Rey Alfarasha Digantara."
Habis sudah kesabaran Rey. Ia tak ingin berdebat dengan gadis keras kepala ini. Mau tak mau ia harus melajukan motornya sebelum menjadi tontonan gratis di parkiran karna ocehan tak jelas dari Meysha.
Rey mulai membelah jalanan yang cukup padat. Laju motornya tak terlihat santai, suasana hatinya masih dongkol karna gadis di belakangnya ini. Bagaimana tidak, sedari tadi gadis itu tak bisa diam. Meysha terus mengoceh mempertanyakan hal-hal yang tidak penting sama sekali. Seperti saat ini...

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Senja
Spiritual️Zona baper⚠️ Di penghujung senja aku pernah menangis.. Di penghujung senja aku pernah kecewa pada takdir.. Di penghung senja aku pernah marah pada Tuhan..dan Di penghujung senja aku belajar dari kata ikhlas.. Ini tentang kisahku.Tentang hidup ku ya...