05. Pengobat Rindu

153 31 10
                                    

Sedari tadi Meysha tak fokus belajar. Fikirannya melayang kemana-mana. Bahkan saat di tanya oleh ketiga temannya Ia tak menyahut. Meysha terus memikirkan ucapan seseorang yang tadi memanggilnya di depan halte sekolah.

Flashback on

Gadis dengan khimar panjang berwarna biru dongkar dan gamis senada itu tengah melambaikan tangannya ke arah Meysha. Ia rindu dengan sosok gadis pecicilan dan ceroboh itu.

"Kak Vina." Meysha membulatkan matanya setengah tak percaya. Buru-buru Ia berlari ke arah seseorang yang memanggilnya tadi dan tanpa di perintah, Meysha memeluk erat tubuh Vina seakan menyalurkan rasa rindunya selama ini.

Arvina Keyza Putri Sosok teman sekaligus kakak bagi Meysha. Umur mereka terpaut 3 tahun. Vina merupakan sahabat dari Bang Candra sewaktu SMA. Setiap weekend Meysha selalu di ajak oleh abangnya untuk nonton atau sekedar jalan-jalan dengan teman-temannya. jadi tak heran jika Meysha sangat  akrab dengan mereka terutama Vina.

Tapi setelah lulus SMA, mereka semua berpisah. Meysha merasa kesepian. Vina yang Ia anggap seperti kakak kandungnya sendiri harus menempuh pendidikan di Kairo. Sebenarnya Vina menolak mentah-mentah permintaan kedua orang tuanya karna menurutnya disana bukan tempat yang cocok untuknya. Bagaimana mungkin Vina harus berada di Kairo yang notabennya Negara muslim sedangkan untuk berhijab saja Ia enggan.

"Ini beneran kak Vina?" tanya Meysha dengan antusias

"Menurut kamu?" bukannya menjawab Vina malah balik bertanya sambil terkekeh kecil

"MasyaAllah kakak cantik banget, sumpah sampai pangling aku."

"Halahhh kamu bisa aja Cha."

"Ihh beneran kak, kakak sejak kapan pakai hijab gini?" Meysha masih bertanya dengan senyumnya yang merekah

"Allhamdulillah semenjak kakak berada di Kairo. Disana kakak punya banyak temen yang baik, selalu ngingetin kakak buat jalan ke arah yang bener. Sampai kakak sadar bahwa kakak selama ini emang salah jalan. Kakak melangkah terlalu jauh bahkan menyeret dan menjerumuskan kedua orang tua kakak. 18 tahun kakak dengan bangganya memamerkan aurat, dan hidup dengan gemilang dosa bahkan sampai sekarang kakak ngerasa gagal jadi hamba Allah. Jangankan menutup aurat, menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim saja dulu kakak masih enggan. Selalu mementingkan dunia. Kakak malu Cha...kakak malu...hiks hiks." pecah sudah tangis Vina. Ia tak sanggup lagi menahan sesak di dadanya.

Dengan cepat Meysha menarik Vina kedalam pelukannya dan mengusap punggungnya dengan lembut. Meysha benar-benar di buat kagum dengan perubahan yang ada pada Vina. Terlalu drastis rasanya. Jika dulu Vina adalah gadis bar-bar maka kini sosoknya menjelma menjadi malaikat.

Tanpa Vina tau, kata-katanya tadi cukup mencubit hati Meysha. Walaupun Meysha tak seburuk Vina dimasa lalu, tapi tetap saja itu semua menyentil perasaan Meysha.

Cukup lama mereka terdiam. Meysha sibuk berperang dengan batinnya sementara Vina sibuk meredakan tangisnya.

"Oh ya Tante, Om sama Abang kamu apa kabar?" tanya Vina setelah tangisnya mereda dan melepas pelukannya.

"Allhamdulillah baik kak. Kakak kenapa ngilang gitu aja? nggak bisa di hubungi juga."

"Ceritanya panjang Cha. Kalau cerita sekarang kayaknya waktunya nggak cukup."

"Yaudah deh kak, kapan-kapan aja ceritanya." ucap Meysha dengan senyum merekahnya dan sedetik kemudian Ia kembali berhambur ke pelukan Vina. Bagi Meysha tak ada obat rindu paling mujarab kecuali dengan pertemuan.

Vina mengelus punggung Meysha dengan sayang, menyalurkan rasa rindu yang selama ini Ia pendam.

"Kamu kapan berhijab?" tanya Vina dengan berbisik namun cukup di dengar oleh Meysha.

Meysha melepas pelukannya, Ia menunduk sambil menggeleng lemah "Nggak tau kak."

"Berhijab itu wajib sayang, bahkan Allah telah berfirman di dalam Al-qur'an
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59) jadi mulai sekarang Mecha harus coba pakai. Pelan-pelan aja yah." tutur Vina dengan suara yang menyejukkan hati.

Meysha masih tak bersuara Ia benar-benar dibuat bimbang. Apakah ini sudah waktunya untuk Meysha menutup aurat?tapi hatinya belum menemukan titik terang. Meysha hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Yaudah, masuk sana. Kakak mau ke supermarket depan. Kapan-kapan kakak main ke rumah Mecha boleh?" tanya Vina dengan tersenyum lembut ke arah Meysha.

"Ya Allah kak Vina masih aja minta izin. Boleh lah kak, boleh banget." jawab Meysha dengan semangat 45.

Vina mengacak rambut Meysha dengan pelan "Belajar yang bener yah. Buat mama sama papa bangga."

"Siaplah kak."

Flashback off

"Meysha carney farihaa kerjakan soal di atas!"  Bu weni berhasil membawa Meysha kembali ke dunia nyata.

Merasa namanya di panggil, Meysha terlihat gelagapan. Ia tak tau harus bagaimana mengerjakan soal-soal itu, sedangkan sedari tadi Meysha hanya melamun dan tak fokus sedikit pun.

"Rey gimana? Bantuin Gue dong. Sumpah Gue nggak ngeh sama skali."

Tanpa menjawab, Rey menyodorkan secarik kertas yang sudah Ia coret-coret dengan rumus yang selalu membuat Meysha pusing. Bahkan 90% anak Indonesia tak suka dengan pelajaran yang berbau rumus terutama Matematika.

Meysha segera beranjak dari tempat duduknya, mengerjakan soal dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Bagi Meysha percaya diri adalah kunci dalam hidup. Karna dengan percaya diri seseorang dapat menekan suara-suara negatif dari dirinya. Mereka yang percaya diri tak akan kenal dengan istilah gagal, mereka senantiasa percaya bahwa mereka bisa. Tapi sepertinya Meysha telah melampaui batas hingga membuat Bu Weni naik pitam.

"Kamu berdiri di sebelah sini sampai pelajaran saya selesai. Jangan harap bisa masuk di pelajaran saya lagi kalau masih melamun. Jawaban kamu nggak nyambung dengan soal yang saya tulis." perintah Bu weni dengan tegas khas seorang guru killer

Meysha menurut tapi diam-diam Ia mengumpat dalam hati menyumpah serapahi Rey yang berhasil membuatnya di hukum seperti ini.

Sedangkan Rey sudah menahan tawanya, ternyata semudah itu mengerjai gadis suara gembreng ini.

❤❤❤

Jazakumullah Khairan😚

Jangan lupa meninggalkan jejak!!

Di Penghujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang