"Makasih ya Rey, lagi-lagi Lo udah nolongin Gue." ucap Meysha ketika turun dari motor sport Rey. Rey hanya mengangguk tanpa melepas helmnya.
"Mampir dulu yuk. Bantu Gue ngejelasin ke Bunda." minta Meysha dengan tampang memelas dan mata sembab. Rey tidak dapat menolak, Ia merasa kasihan dengan Meysha. Setelah tadi Rey menolak Meysha, gadis itu tampak murung tidak banyak bicara. Dan tentu saja membuat Rey merasa amat sangat bersalah.
Rey turun dari motornya, melepas helmnya dan ikut berjalan di belakang Meysha.
Tok..tok..tok
"Assalamualaikum. Bundaaaaaa." salam Meysha sambil membuka pintu dan mempersilahkan Rey untuk masuk.
"Waalaikumussa..lam." Bunda Rina tampak terkejut dengan kehadiran Rey. Mengapa Meysha membawa teman laki-lakinya ke rumah? Di tambah dengan penampilan Meysha yang amburadul.
"Ya Allah Adek, kenapa berantakan kayak gini? Bentar Bunda ambilin minum dulu." secepat mungkin Bunda Rina mengambil air untuk putrinya.
"Jelasin ke Bunda sebenarnya ini ada apa?" tanya Bunda Rina dengan nada bicara dingin dan menatap ke arah Rey."
"Tadi Adek di tampar sama Rendi." adu Meysha kepada sang Bunda yang saat ini tengah memeluknya. Bunda Rina memang mengenal Rendi karna Meysha sering bercerita ketika dulu Ia masih berteman baik dengan Most wanted SMA TUNAS BANGSA.
Bunda Rina melepas pelukannya dan menakup kedua pipi Meysha. "kenapa?" tanya Bunda dengan suara lembut.
"Karna Adek udah nolak Rendi di depan temen-temen. Mungkin Rendi malu jadinya Dia marah sama Adek."
"Astagfirullah." Bunda menghembuskan nafasnya gusar. Tidak habis fikir dengan kelakuan anak zaman sekarang. Bisa-bisanya Ia melakukan hal sekeji itu. Jika tidak mau menerima resiko, jangan ngungkapin perasaan di depan umum!! Kan jadi begini jika di tolak.
"Terus Adek di tolong sama Rey." ucap Meysha dengan menghadap ke arah Rey yang sedari tadi masih diam tak berkutik.
Bunda Rina ikut memandang ke arah Rey dan seketika wajah Bunda terlihat panik. Muka tampan Rey terlihat memar sana-sini. Bisa di pastikan bahwa tadi Rey telah adu jotos.
"Muka kamu kenapa?" tanya Bunda kepada Rey.
Baru saja Rey ingin menjawab, tapi Meysha lebih duluan menyambar. "Tadi Rey berantem sama Rendi pas nolongin Adek."
"Astagfirullah." Bunda Rina beristighfar sambil mengelus dada.
"Tunggu sebentar, Bunda ambilin obat dulu."
"Ehh nggak usah tante. Ini cuman luka dikit aja kok." tolak Rey dengan halus.
"Dikit gimana, aduh kamu ini. Udah tunggu sebentar!!" Bunda Rina melenggang pergi meninggalkan Meysha dan Rey.
"Sakit yah?" tanya Meysha basa-basi.
"Nggak."
"Bohong." sebenarnya Meysha sudah tau kalau itu sakit, terlihat dari ekspresi Rey yang sedari tadi meringis kesakitan ketika memegangi lukanya.
"Udah tau tanya." jawab Rey ketus.
"Basa-basi Rey!! Ah elahhh."
"Masalah apa?" tanya Rey dengan memasang ekspresi serius.
Kerutan tipis berhasil tercipta di dahi mulus Meysha. "Ngomong apasih Rey?" bukannya menjawab, meysha malah balik bertanya.
Rey terlihat menarik nafas sejenak. "Ada masalah apa sama Rendi?" sebenarnya Rey tidak mengetahui nama seseorang yang tadi menampar Meysha. Tapi karna mendengar Meysha menyebut nama 'Rendi' sewaktu bercerita dengan Bundanya, Rey jadi tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Senja
Spiritual️Zona baper⚠️ Di penghujung senja aku pernah menangis.. Di penghujung senja aku pernah kecewa pada takdir.. Di penghung senja aku pernah marah pada Tuhan..dan Di penghujung senja aku belajar dari kata ikhlas.. Ini tentang kisahku.Tentang hidup ku ya...