Satu

20.5K 807 38
                                    

Holaa epribadiih 👋
Welcome back
Ga usah banyak bacot yuk ah cekidot ceritanya Kakang 😊

😉😉😉

Dipagi hari yang cerah, seorang pria keluar dari kamarnya lalu berjalan kearah sudut rumah. Ia berdiri di depan cermin tinggi sambil menyimpulkan dasi.

Pria tampan berambut rapi itu memutar badannya, mematutkan dirinya sekali lagi. Memeriksa apakah ada yang kurang atau tidak sempurna pada penampilannya pagi itu.

"Udah ganteng kakang. Anak bunda satu ini kalo ngga disamperin ngga akan turun buat sarapan." ucap Abel muncul dari balik tembok.

Ia merapihkan penampilan putra tertuanya. Rafka tersenyum. Ia segera membalikkan badannya kearah sang bunda. Rafka paling suka jika bundanya turut merapikan penampilannya sebelum berangkat bekerja.

"Gantengnya anak bunda." puji Abel sambil menepuk nepuk pundak putranya.

Rafka menarik bundanya lalu memeluknya erat. Abel memejamkan mata menikmati pelukan hangat putranya. Sama hangatnya seperti pelukan sang suami.

"Makasih bunda. Maaf kalo Kakang suka repotin bunda tiap pagi. Doakan Kakang ya semoga segera dapat jodoh yang bisa mengurusi keperluan Kakang. Yang pasti sayang sama bunda, papa dan keluarga kita." ucap Rafka.

Entah mengapa Abel sedih mendengar putranya bicara seperti itu. Tak terasa air matanya keluar.

Rafka tersenyum melihat bundanya melow. Ia menyeka air mata bundanya, "loh kok bunda malah nangis sih?!"

Abel pun menyeka air mata yang terus membasahi wajahnya.

"Jangan bilang kayak gitu ih. Bunda ngga suka. Bunda belum rela anak bunda jadi milik orang lain lagi. Cukup kakak aja yang jadi milik suaminya, Kakang sama adek jangan dulu."

Abel memeluk putranya erat. Seolah belum ikhlas kehilangan putrinya yang hampir setahun itu menikah dengan kekasih hatinya.

Rafka tertawa.

Bundanya selalu seperti ini jika dirinya membicarakan masalah wanita. Jangankan bawa pacar, bawa rekan kerja wanita saja sepertinya sang bunda udah langsung pasang badan tak terima anak lanangnya membawa wanita kerumah.

"Lah... Masa iya kakang ga boleh nikah bund. Sudah cukup bunda membesarkan Kaka, Kakang dan adek dari kecil. Bunda dan papa tinggal melihat kebahagiaan kami anak-anak bunda dan papa."

"Bunda masih sanggup ngurus kamu sama adek nak. Jadi jangan tinggalin bunda ya."

"Bunda, kalau pun Kakang menikah, Kakang masih tetep anaknya bunda. Ngga akan berubah. Makanya bantu doa semoga Kakang dapat istri yang sholehah dan sayang sama bunda."

"Amin... Tapi tetep aja bunda belum rela kalo Kakang nikah."

Belum sempat Rafka bicara, sang adik Rafly memotong kegiatan haru ibu dan anak tsb.

"Ck... Malah mesra mesraan disini. Bunda Kakang buruan turun. Papa udah tunggu buat sarapan bareng. Malah mesra mesraan segala." gerutu Rafly sambil berjalan turun dari tangga.

Rafka dan bundanya tertawa.

Rafly tuh emang ngga bisa lihat kakak dan bundanya mesra dikit pasti aja ganggu. Rafka menggandeng sang bunda untuk turun ke ruang makan dimana papa dan Rafly sudah menanti mereka.

TO BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang