Enam belas (Re-Publish)

11.3K 562 19
                                    

Haii haiii

Yuk kita lanjut lagi yaak

💃💃💃

Kabar mengenai jalinan kasih antara Rafka dan Marinka si janda beranak satu akhirnya tiba juga ditelinga bunda Abel. Entah sudah berapa orang yang laporan kepadanya perihal Rafka yang sering terlihat bersama seorang wanita cantik dan anak usia 3 tahun. Tapi Abel belum sepenuhnya mempercayai kabar itu.

Ia memilih percaya kepada Rafka. Putra tercintanya itu tidak mungkin mengecewakannya dengan menjalin kasih dengan seorang janda. Sedangkan Rafka tahu dirinya tidak suka dengan yang namanya janda. Ia masih trauma dengan seorang janda yang pernah menghancurkan rumah tangganya meskipun itu juga adalah kesalahan suaminya. Tetap saja ia tidak suka.

"Bel, beneran Rafka sama janda anak satu? Kok waktu kapan ya aku ketemu Rafka lagi ngajak main anak laki laki umuran tiga tahunan gitu deh di Mall." ucap Friska saat tengah berkumpul di sebuah cafe di kota Sydney.

Abel tengah ikut sang suami Dito ke Sydney selama dua minggu. Kebetulan Friska tinggal disana setelah menikah dan mengajak Abel ketemuan.

"Ngga usah ngarang deh. Kapan kamu lihatnya kamu kan di sini terus." ucap Abel tak suka.

"Bulan lalu aku pulang ke Indonesia. Aku ngajak ketemuan tapi kamu lagi ama Dito ke Bali. Aq lagi makan siang bareng anak-anak terus ngga sengaja lihat Rafka lagi gandeng mesra cewek cantik. Dia malah gendong anak cowok yang kayaknya lengket banget ama Rafka. Rafka sapa aku loh."

Abel terdiam. Ia mengingat ingat rasanya Rafka pernah bilang kalo ketemu temannya. Tapi dia lupa nama temennya Abel.

"Kamu yakin dia bawa gandengan? Setahu aku kakang belum punya gandengan siapapun? Aku kan sering tanya ama tuh anak."

"Seriusan bel. Masa iya aku bohong. Sayangnya ngga ada foto yang memperkuat ck."

Abel makin gelisah. Hatinya masih ragu untuk percaya omongan orang-orang tentang putranya sebelum ia bertanya sendiri langsung.

***

Abel dan Dito kembali ke Indonesia lebih awal. Harusnya Abel dan Dito kembali ke Indonesia dua hari lagi. Tapi Abel memaksa ingin pulang hari ini juga karena saking seringnya ia mendengar kabar tentang putranya yang kepincut janda. Alhasil Dito yang tak ingin sendirian pun ikut pulang bersama istrinya.

Sepanjang jalan menuju Indonesia Abel terlihat resah dan gelisah. Ia ingin bertemu langsung dengan putranya dan menanyakan kebenaran tentang hal itu. Sesampainya di rumah, Abel langsung menghubungi putranya karena ia tak melihat putra sulungnya itu dirumah.

"Waalaikumsalam bunda. Bunda udah sampa Jakarta sama papa?" tanya Rafka di sebrang sana.

"Bunda dan Papa udah sampe rumah baru sampe banget."

"Apa?! Bunda sama papa udah dirumah lagi? Loh bukannya papa sama Bunda pulang lusa ya." Rafka terkejut mendengar orang tuanya sudah dirumah.

Marinka yang tengah menyusui Angga yang sudah terlelap ikutan tegang. "Kenapa memangnya? Ngga seneng orang tuanya pulang lebih cepat?"

"Bukan gitu Bunda. Kakang seneng bisa kangen kangenan sama bunda." ucap Rafka beralasan.

"Terus kamu dimana nak? Masih dikantor? Kapan pulang. Bunda mau ngomong sesuatu sama kamu."

Rafka terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan bundanya. "Ehm... Mungkin agak telat Bunda pulangnya." ucap Rafka. Hari ini ia sudah janji makan malam bersama Marinka dan Angga. Bahkan hari ini Rafka pulang lebih awal untuk quality time dengan Marinka dan Angga. Ia akan pulang kerumah setelah Angga tidur dan mendapat jatah dari kekasihnya.

"Jam berapa? Bunda tungguin. Memang lagi banyak kerjaan nak?" Abel sudah tak sabar. Otaknya terus menyangkal kalau putranya memiliki hubungan dengan janda.

"Ngga juga bunda. Semua kerjaan udah beres."

"Terus kenapa pulang telat. Kakang mau kemana dulu?"

"Mm... Itu bunda. Kakang ada janji makan diluar." ucap Rafka

"Sama siapa? Klien penting?" cecar Abel. "Mm... Bunda emang penting banget ya harus ketemu sekarang juga."

Abel menarik nafas panjang dan dalam. Dugaannya benar kalau Rafka menjalin hubungan dengan seorang wanita yang notabene Janda. "Bunda ngga mau tahu. Kamu ngga boleh kemana mana. Kamu harus sudah ada dirumah begitu bunda dan papa sampai rumah."

Rafka mengerjapkan matanya. Baru kali ini Bundanya terlihat bernada marah terhadapnya. "Tapi bunda..."

"Apa kamu sudah mulai mengabaikan ibu mu sendiri Rafka Putra Wiguna! Apa wanita itu yang meminta mu untuk tidak patuh sama Bunda!" pekik Abel melampiaskan kekecewaannya kepada Putranya.

Rafka terkejut. Bagaimana bisa bundanya tahu kalau dirinya tengah bersama sang kekasih. "Apa benar Rafka. Kami sedang bersama wanita itu?!"

Rafka menundukkan kepalanya. Marinka mengecup tangannya seraya menyuruhnya untuk pulang. Rafka terlihat tidak enak karena sudah janji untuk makan malam bersama. Marinka sudah masak cukup banyak untuk mereka makan malam.

Rafka mendengar bundanya mengomel panjang lebar. Akhirnya dengan berat hati, ia memutuskan untuk pulang dan bicara mengenai hubungannya bersama Marinka.

"Maafin Abi sayang. Nampaknya Abi harus pulang. Bunda dan papa mendadak udah sampai Bandung lagi. Dikirain lusa baru pulang ngga taunya udah dirumah." sesal Rafka.

Marinka menarik wajah kekasihnya lalu mengecup bibir tebal nan menggoda itu. "Gpp Abi. Abi pulang aja dulu."

"Tapi makanannya gimana? Tadi kita udah masak bareng. Sayang masakannya."

"Gpp masih bisa disimpan dikulkas dan dipanasin."

"Maafin ya sayang. Padahal Abi udah siap mau nginep lagi malam ini tapi nampaknya gagal total." Marinka tersenyum. Tangannya mengelus rahang kokoh itu.

Rafka menyeringai. "Tapi bisakan dapet jatah dulu sebelum pulang." ucap Rafka sambil menarik Marinka kedalam kamar.

Rafka mengambil alih Angga dari gendongan Marinka. Lalu segera membawanya ke kamar sebelah untuk ditidurkan. Sehabis itu ia segera menyusul sang kekasih yang sudah menantinya dikamar.

Dua ronde panas pun tercipta sebelum Rafka pulang kerumah. Rafka mencium mesra kekasihnya yang kelelahan sebelum ia pulang.

***

TBC...

Sorry segini dulu yak.
Aku mau renang dulu
Nanti kita sambung lagi okaaayyy

TO BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang