Tujuh (Re-Publish)

7.7K 592 34
                                    

💄💄💄

Sudah tiga hari ini Rafka terlihat galau. Bagaimana tidak galau kalau ia terus terusan terbayang dan teringat janda satu orang anak itu. Kemarin Saking sibuknya rapat dan meninjau lokasi konstruksi, Rafka sampai tak tahu kalau Marinka membawa Angga pulang karena kondisi Angga semakin lama semakin membaik.

Rafka baru saja akan mengunjungi keduanya hari ini tapi alangkah terkejutnya saat dikabari kalau bocah tampan itu sudah pulang kemarin. Marinka juga tidak meninggalkan pesan apapun bahkan nomor telepon dan alamat rumahnya pun tidak.

Kegalauan Rafka berimbas pada pekerjaannya. Sore itu Rafka sedang memimpin jalannya rapat tapi pikirannya tak berada disana melainkan memikirkan janda cantik itu.

Rafka semakin tak fokus dalam pekerjaannya padahal ia selalu menekankan kepada seluruh karyawannya untuk fokus tapi malah dia sendiri yang tak fokus.

"Mungkin rapat hari ini kita lanjut lagi tiga hari kemudian. Kita sepertinya terlalu lelah mengadakan rapat akhir akhir ini." ucap Rafly menyindir menyudahi rapat siang itu. Rafka mengerjap.

"Silahkan bapak ibu bisa kembali ke bagiannya masing-masing. Kita bertemu rapat tiga hari lagi." ucap Rafly sambil bertepuk tangan. Beberapa karyawan pun bertepuk tangan lalu satu persatu pergi meninggalkan ruang rapat. Tinggallah sikembar Rafka dan Rafly disana.

***

"What's up bro. Tumben hari ini gagal fokus. Mikirin apaan sih. Cewek mah kagak usah dipikirin Kang Bro. Nanti juga ngintilin kita kok." ucap Rafly santai.

Rafka mendelik sebal. "Itu mah elo dek Bro. Gue mah beda." Rafly tertawa.

"Jadi beneran karena cewe Kang Bro? Ciyeileeeh akhirnya Kakak gue ada yang mau juga." goda Rafly. Rafka yang kesal melempar bolpoinnya.

"Eits... Slow down Kang Bro. Kalem weh atuh ulah ambek ambekan. Btw siapa na tuh cewe yang bikin Kang Bro Gegana. Gelisah galau dan merana kayak gini."

"Ada deh kepo." ucap Rafka sambil pergi meninggalkan adiknya yang malah tertawa ngakak.

***

Sementara itu, Rafka yang sedang tidak mood memutuskan untuk pulang lebih awal. Ia menyerahkan kepemimpinan hari itu kepada adik kembarnya Rafli.

Dalam perjalanan pulang, Rafka tak sengaja melihat sosok wanita yang selama ini menghuni kepalanya yaitu Marinka yang sedang menunggu angkutan umum lewat di pinggir jalan tak jauh dari sebuah pasar tradisional.

Pucuk di Cinta, ulam pun tiba.

Rafka langsung berseri dan menghentikan mobilnya tepat didepan Marinka yang tampak terkejut.

Ia membuka pintu mobilnya sambil tersenyum. "Loh mba Marinka toh. Saya kira bukan. Mau pulang mba? Mari saya antar." ucap Rafka pura pura santai padahal jantungnya berdetak kencang karena senang bertemu lagi dengan Marinka.

TO BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang