Assalammualaikum Wr. Wb
Annyeong 👋🏻👋🏻
Ya ampun lama banget ngga mampir ke lapak ini 🤧🤧
Maafkan aku yak 🙏🏻
Semoga setelah ini bisa di lanjut lagi ceritanya sampai selesai.
Skuy aja ya💋💋💋
Bandara Soekarno-Hatta
Hari yang paling di benci oleh Marinka pun tiba. Rafka yang dijadwalkan akan berangkat akhir bulan, tiba-tiba harus berangkat secepatnya. Pihak kontraktor yang berpusat di London menelponnya untuk datang sesegera mungkin.
Sejak kemarin siang, Marinka tak henti menangis membuat Rafka semakin tak tega meninggalkan istrinya. "Udah donk nangisnya yank. Aku makin berat tinggalin kamu dan anak-anak." bujuk Rafka sesaat sebelum berangkat ke bandara.
Marinka mengelap hidungnya yang sudah memerah. "Katanya akhir bulan. Kenapa malah majuin jadwal. Ayah sengaja kan."
"Ya Allah sayang. Itu bukan maunya Ayah untuk berangkat lebih awal. Ibu lihat sendiri ayah udah pesan tiket untuk akhir bulan ini. Ayah ngga tahu kalau jadwalnya maju sayang. Kamu tahu sendiri kalau pemberitahuannya mendadak. Masih untung kebagian tiket juga."
Rafka memeluk istrinya dengan erat.
"Kalau ibu berat lihat antar Ayah ke bandara, mending ibu di rumah saja. Setidaknya Ayah lebih tenang kalau ibu tinggu dirumah."
"Jadi Ayah ngga suka aku anter gitu?!"
"Bukan sayang. Dari pada ibu makin nangis, kan lebih baik ibu di rumah aja."
"Ngga mau. Pengen ikut pokoknya."
"Ya udah jangan nangis lagi. Dedek nanti sedih."
Keduanya pun segera berangkat ke Bandara di antar oleh seluruh keluarga besar. Tak hanya keluarga inti, tapi bibi-bibi di rumah pun ikut mengantar kepergian Rafka ke luar negeri.
***
Di suatu pagi...
Hoek... Hoeekk...
Abel yang baru keluar dari kamar bergegas menghampiri suara yang tengah muntah. Ia mencari-cari dimana suara itu berasal, hingga sampai di dapur ia melihat Marinka tengah membungkukkan badannya di depan kloset jongkok memuntahkan isi perutnya sambil memegang sutik nasi.
Sepertinya ia akan memasak menu sarapan untuk keluarganya. Meski belum bisa menerima kehadiran Marinka sebagai bagian dari keluarga Wiguna, tetap saja hati kecilnya tak tega melihat Marinka yang berjuang sendiri di tengah kehamilannya yang tanpa di dampingi suami.
Hoeek... Hoeeekk...
Abel mendekat mendengar isak dari Marinka. "Ayaah... Hoeeeek..." Abel memijat pelan tengkuk Marinka. Marinka menengok ke belakang dan melihat ibu mertuanya tengah memijat lembut tengkuknya.
"Ta...Tante..."
Rasa mualnya sirna begitu saja melihat Ibu mertuanya yang perhatian kepadanya. "Masih ada yang mau di keluarin? Keluarin aja biar plong." ucap Abel kepada Marinka yang tampak terkejut dengan kehadirannya.
Marinka menggelengkan kepalanya. Abel menghentikan pijatannya. Ia membantu Marinka berdiri lalu sang menantu pun berkumur-kumur setelah lega memuntahkan isi perutnya.
"Ngapain pagi-pagi di sini? Kan udah ada Bi Inem yang buatin sarapan." ucap Abel membawa dirinya duduk di sofa.
Marinka tak berani berbicara. Ia hanya diam sambil menundukkan kepalanya. "Tunggu disini." ucap Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO BE WITH YOU
Roman d'amour#1 CeritaRomantis Misterius, dingin, tertutup, tak banyak bicara tapi sebenarnya sangat hangat. Itulah ciri khas si Sulung Rafka Putra Wiguna. Salah satu anak dari pasangan Andito Wiguna dan Maribel Adriana. Rafka yang bekerja sebagai seorang arsit...