Esok harinya aku tidak pergi ke sekolah, tidak keluar bahkan untuk makan sekalipun, aku muak dengan semuanya dan hari itu juga, Angel dan beberapa teman sekelasku datang menjengukku yang tidak masuk dan pergi begitu saja. Mereka membawa tasku yang ku tinggalkan sebelumnya, tapi aku tidak menyambut mereka. Aku tahu mereka datang kemari hanya karena kasihan atau mungkin dimintai tolong oleh wali kelasku. Dan sampai mereka pulang pun, aku hanya mengurung diri di kamar.
Dua hari aku tidak masuk sekolah, dan tidak makan apa-apa, perutku sangat sakit tapi aku tetap bersikeras tidak akan keluar dari kamarku. Hari itu sekali lagi Angel datang, tapi hanya seorang diri saja. Bibi mengantarnya ke depan kamarku, dan meninggalkan kami berdua yang hanya terhalang pintu kamarku.
"Aria, apakah kau mau membuat boneka salju?"
"...."
"Haha, maafkan aku. Aria, kau bisa dengar aku? Apa aku bicara sendiri? Kau tidak sedang tidur kan? Aria?"
"Pergilah Angel."
"Aku bawakan kau kue, aku tidak tahu kau suka apa tidak, tapi ku dengar kau belum makan dari kemarin."
"...."
"Aku sudah dengar ceritanya, tentang apa yang Elma katakan padamu, yang lain juga sudah tahu. Mungkin sekarang kau berpikir bahwa aku dan yang lainnya berteman denganmu hanya karena terpaksa. Aku mengerti perasaanmu."Tidak kau tidak mengerti apa-apa.
"Memang benar, sebelumnya semua anak di kelas diberitahukan oleh wali kelas kita tentang orangtuamu, jadi kami semua berusaha untuk tidak menyinggungnya, itu benar."
Ya, aku tahu kalau aku benar, kalian memang pasti begitu kan.
"Aku tidak tahu bagaimana perasaan teman-teman yang lain. Tapi, paling tidak, aku ingin kau tahu. Aku senang jadi temanmu, ketika pagi itu pertama kali kita bertemu, saat itu memang canggung dan aneh, aku tidak tahu bagaimana menyapamu dengan baik tanpa menyinggungmu, tapi pada akhirnya aku tahu kau anak yang baik, anak ceria dan sangat menyenangkan, tidak peduli apakah saat ini orang tuamu masih ada atau tidak, kau akan selalu terlihat seperti itu, setidaknya untukku. Jadi... Ayo kita bertemu di sekolah lagi. Aku menunggumu Aria." Angel pun pergi dari sana dan meninggalkan kue yang ia bawa di depan pintu kamarku.
Sekarang bagaimana?
Aku tidak tahu, semua ini menyebalkan.
Apa aku membenci Angel setelah berkata begitu?
Aku membenci diriku sendiri.
Apakah aku akan pergi ke sekolah besok?
Tidak, aku tidak mau. Aku benci rasa kasihan dari semuanya, mereka yang terpaksa berteman denganku, aku benci.
Angel sudah memberitahukan semuanya. Kenapa aku masih melarikan diri?
Pergi ke sekolah menyakitkan, memangnya kenapa kalau aku melarikan diri dari rasa sakit, semua orang juga begitu. Aku cuma anak SMP.
Kenapa aku membohongi diriku sendiri?
Tidak, aku tidak membohongi diriku sendiri.
Siapa yang bersalah? Elma? Angel? Atau orangtuaku?
....
Karena orangtuaku meninggal, semuanya jadi seburuk ini kan?
Tidak, ini bukan salah mereka.
Jadi? Aku tahu kan siapa sebenarnya yang salah di sini?
Hentikan. Kubilang hentikan.
Angel menungguku.
Sudah kubilang hentikan semua ini!
"Hentikan...!"
Aku berteriak di kamarku sendiri lalu menangis lagi. Aku tahu, semua ini salahku, semua ini salahku sendiri, bukan orangtuaku, Angel ataupun Elma. Aku sudah tahu itu. Aku harus bertemu Angel, aku harus minta maaf karena semua ini, aku yang salah, aku meragukannya, meskipun mereka semua terpaksa berteman denganku, paling tidak aku punya Angel, itu sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Aria [COMPLETE]
Teen FictionAria, seorang gadis SMA yang hanya ingin berteman dengan semua murid di kelasnya, harus menyadari kenyataan ia tidak lebih dari sekadar murid yang dibully oleh Velia dan gengnya. Akankah keinginan Aria dapat terwujud?