Ahh… Di sini gelap.
Sudah berapa lama aku ada di dalam sini? Cahaya kecil yang melewati celah pintu mulai menghilang. Apa tadi aku tertidur? Kenapa tidak ada yang datang? Penjaga sekolah atau siapapun? Sepertinya aku melewatkannya. Karena terlalu gelap aku pun tidak tahu apakah saat ini aku sedang membuka mata ataupun tidak. Terkurung di dalam lemari, terdengar sedikit konyol.
Ya, memang konyol. Siapa orang yang benar-benar berpikir untuk melakukan hal ini?
Hellen yang melakukannnya.
Kenapa Hellen melakukannya?
Karena dia membenciku?
Kenapa aku mempertanyakan hal itu?
Entahlah, karena aku tidak tahu perasaan Hellen yang sebenarnya, mungkin.
Bukan itu.
Lalu?
Karena di dalam hatiku, aku tidak ingin Hellen membenciku, karena itulah kau mempertanyakan kenyataan bahwa dia benar-benar membenciku.
Jadi, Hellen benar-benar membenciku?
Kenapa mempertanyakannya padaku? Aku kan bukan Hellen. Tanyakan langsung saja padanya.
Ku rasa Hellen tidak akan menjawabnya. Bahkan ia tidak mendengar perkataanku.
Ya, itu benar.
Tapi… Bukankah mengurung seseorang di dalam lemari semalaman itu hal yang keterlaluan?
Siapa itu?
Bukan aku.
Tidak. Hellen melakukannya karena perasaannya sedang tidak stabil, ia sedang mengalami masalah yang berat, aku tidak boleh menganggapnya keterlaluan.
Ya, Hellen menjadi seperti itu juga karena salahku. Seandainya dari awal aku tidak melawan Velia, Hellen tidak akan menjadi seperti saat ini.
Kau benar. Semua kesalahan ini adalah salahnya Velia kan? Dia yang menyebabkan semua ini terjadi.
Tidak. Siapa yang berpikir seperti itu?
Bukan aku. Menyalahkan orang lain atas semua perbuatanku bukanlah hal yang benar. Itu bukanlah pikiranku.
Ya, itu hanya melarikan diri dari kenyataan. Aku yang paling mengerti hal itu. Hanya karena masalah kecil menimpaku bukan berarti aku boleh menyalahkannya pada orang lain.
Melainkan aku harus menghadapinya, karena pada akhirnya melarikan diri hanya membuat semuanya lebih menyakitkan.
Masalah kecil katamu? Bukankah kau terlalu naif?
Siapa kau? Kenapa kau selalu bertentangan dengan pilihanku. Aku yang memutuskan apa yang akan aku lakukan.
Iya, aku benar, semua ini hanyalah masalah kecil yang akan segera berlalu dan sebentar lagi Hellen akan kembali seperti biasa.
Iya! Itu yang pasti akan terjadi. Kau dengar aku? Jangan pernah lagi berbicara omong kosong padaku!
Saat aku sedang bergumul dengan pikiranku, tiba-tiba terdengar suara seperti seseorang mencoba membuka pintu lemariku. Tanpa aku sadari, sudah ada cahaya yang melewati celah pintu lemari. Mungkinkah ini sudah pagi? Sebelum aku sempat memastikannya, aku mendengar suara gembok yang dibuka dan seseorang seperti sedang berbicara. Suara terdengar cukup familiar di telingaku.
“Velia! Velia! Kemarilah. Aku punya kejutan untukmu.” Itu suara Hellen.
“He… Hellen?” Aku melihat ke arah Hellen yang membuak pintu lemari, tapi ia memalingkan wajahnya dan terus memanggil Velia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Aria [COMPLETE]
Fiksi RemajaAria, seorang gadis SMA yang hanya ingin berteman dengan semua murid di kelasnya, harus menyadari kenyataan ia tidak lebih dari sekadar murid yang dibully oleh Velia dan gengnya. Akankah keinginan Aria dapat terwujud?