Penutup, oleh: Sarah L. Bernadine
Mungkin kalian akan bertanya padaku bagaimana akhir yang sebenarnya dari kisah ini. Apa yang terjadi pada masing-masing setiap orang yang ku ceritakan ataupun keadaan setelah kejadian itu. Tenang saja aku akan memberitahukannya satu per satu.
Setelah usaha pembunuhan yang gagal dilakukan oleh Aria. Baik Velia maupun Aria sendiri dipulangkan hari itu dan mereka berdua tidak masuk sekolah selama satu minggu lamanya. Bukan karena di skors atau semacamnya, tapi bisa dibilang karena trauma, baik itu Aria maupun Velia keduanya mengalami shock yang cukup berat karena kejadian itu, Vania bertugas untuk mengunjungi Aria, sementara aku yang harus menjenguk Velia.
Memang terlihat aneh awalnya—bagiku pun adalah hal yang aneh—ketika Vania bisa berbuat baik seperti itu pada Aria, awalnya ku pikir Vania membenci Aria, sebagaimana Velia membencinya, tapi sepertinya hubungan mereka tidak seperti itu, Vania cenderung menyukai Aria, dan bisa dibilang pertemanan mereka tidak terjadi hanya karena pertemuan mereka di waktu yang tidak tepat. Aku sendiri tidak benar-benar membenci Aria, lebih tepatnya aku tidak benar-benar peduli kalau aku tidak bergabung dengan grup Velia. Ya, ku rasa aku dan Aria memang tidak akan akrab, tapi bukan juga menjadi musuh.
Kasus ini tidak pernah berakhir di meja hukum, upaya pembunuhan Velia yang dilakukan oleh Aria, tidak lebih hanya menjadi aib yang diketahui oleh kelas kami, bukan karena kepala sekolah yang tidak peduli dengan cucunya, ataupun semua murid yang berpura-pura tidak mengetahui hal yang terjadi di sana. Tapi ku rasa, semua murid, termasuk aku dan Vania, dan juga Velia serta wali kelas kami, sudah sepakat tentang hal ini. Apa yang terjadi pada Aria, dan mengapa ia sampai bertindak seperti itu bukanlah kesalahannya, bisa dibilang ini kesalahan kami semua. Sekalipun kami bisa menyalahkan Velia atas perbuatannya, tapi kami juga merasakan perasaan bersalah yang sama karena tidak pernah berusaha melakukan apapun untuk menolong Aria.
Setelah satu minggu tidak masuk, Aria dan Velia kembali ke sekolah. Dengan bantuan Vania, Aria merapikan rambutnya jadi jauh lebih pendek dan menyemirnya kembali menjadi warna hitam, Aria juga kembali menggunakan penutup mata meskipun ia tidak menutupi dahinya. Aria dan Velia tidak terlihat berbicara satu sama lain saat mereka bertemu setelah tidak masuk selama satu minggu, hubungan mereka menjadi terlalu rumit untuk diperbincangkan sekalipun di bulan-bulan berikutnya ada momen di mana Velia meminta maaf padanya, tapi hubungan mereka tetap terlihat aneh menurutku—mungkin itu tugas waktu untuk menyelesaikannya.
Jasmine akhirnya sadar setelah 1 bulan mengalami koma, dan benar-benar sembuh total dan bisa kembali ke sekolah di bulan keduanya. Tidak ada cedera yang ia alami setelah sembuh dari koma, Di satu sisi Jasmine cukup terkejut melihat banyak perubahan yang terjadi baik itu pada Aria ataupun pada teman-teman sekelas yang kini mulai mencoba akrab dengan mereka berdua.
Kecelakaan Alex tidak begitu parah, tapi kedua orang tuanya lebih memilih untuk memindahkannya dari SMA Magasa, karena tidak ingin menanggung rasa malu dan menjadi bahan pembicaraan orang-orang, Alex perlu di rawat 3 minggu lamanya sebelum ia benar-benar keluar dari rumah sakit.
SMA Magasa pun perlahan namun pasti mulai kembali menjalani kegiatan belajar mengajarnya seperti biasa, terutama untuk kelas kami. Dan sampai saat terakhir pun aku tidak benar-benar tahu kenapa Aria memilih menghentikan niatnya untuk menusuk Velia? Aria tidak pernah ingin membicarakannya. Aku sendiri tidak bisa menyimpulkan apakah yang Aria lakukan saat itu adalah hal yang benar atau hal yang salah. Apakah saat itu dia berpikir untuk mengampuni segala perbuatan Velia padanya atau mengampuni dirinya sendiri? Aku tidak tahu.
Tapi setidaknya bagiku… Aria bukanlah seorang Idiot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Aria [COMPLETE]
Teen FictionAria, seorang gadis SMA yang hanya ingin berteman dengan semua murid di kelasnya, harus menyadari kenyataan ia tidak lebih dari sekadar murid yang dibully oleh Velia dan gengnya. Akankah keinginan Aria dapat terwujud?