Prolog

5.5K 498 38
                                    

Suara langkah kaki seorang wanita beralaskan heels tinggi dilantai terdengar berirama seiring jalannya memasuki sebuah ruangan besar yang ada didepannya dimana pintu ruang tersebut dibukakan oleh dua pria bertubuh kekar menyambut kedatangannya yang memang sudah ditungu sejak tadi.

"Akhirnya kau datang." sambut seorang pria berumur dengan cerutu ditangannya.

"Jadi kita langsung saja." balas sang wanita cantik  mendudukan diri dihadapan pria tua yang dikelilingi beberapa pria bertubuh kekar.

Salah seorang disamping pria tua itu mulai mendekati wanita cantik dan memeriksa barang bawaan yang mereka inginkan. Sebuah kotak sedang berisikan berlian yang akan ditukar dengan tawanan pria dihadapannya.

"Dimana gadis kecil itu?" tanya sang wanita cantik langsung. Ia tidak suka membuang waktu lebih banyak lagi ditempat itu.

"Mari kita bicara dulu, manis."

"Sepertinya anda melanggar kesepakatan awal."

"Aku yang menentukan segalanya disini, Nona."

Pria tua didepan sang wanita menyunggingkan senyum tipis. Sama sekali tidak tau apa yang sedang dihadapi karena terbuai nafsu dan berpikir semua wanita sama saja. 

"Bawa dia. Malam ini dia akan menjadi mangsaku."

Sang wanita tertawa. Benar-benar tidak dapat mempercayai apa yang dia dengar. Come on! Masih ada kesempatan untuk berubah pikiran, tentunya dengan menyepakati perjanjian awal mereka.

"Kalian akan mati jika menyentuhku!" seru sang wanita melirik kedua pria dibelakangnya dengan ekor matanya akan tetapi sepertinya ancaman itu sama sekali tidak didengar.

Dengan sekali gerakan tangan pria yang akan menyentuh tubuhnya ditarik lalu terdengar bunyi patahan disusul pria disisi lain meringis kesakitan karena tertusuk pisau di kakinya. sang wanita beranjak dari tempat duduk dan mulai melakukan perlawanan kepada yang lain.

Dia menendang, meninju dengan gerakan gesit dan terlatih membuat korbannya pada tumbang tepat dibawah kakinya sebelum mengeluarkan pistol yang ia sembunyikan.

"Sial! Dia membawa senjata." pekik pria tua di tempat duduknya panik karena tak menyangka wanita yang dikirim itu cukup berbahaya padahal tadi ia sengaja tidak menyuruh bawahannya melakukan pemeriksaan karena mengira sang wanita adalah bonus tambahan untuknya.

Satu persatu pria disana mulai tumbang. Bunyi sirine terdengar sebagai peringatan untuk memanggil yang lain. Sang wanita berdecih mendengar suara ejekan dari temannya yang terhubung melalui alat pemancar radio yang tertanam di bagian dada kanannya.

"Oh my, harusnya kau bermain dulu, Jisooya."

"His not my type." balas wanita bernama Jisooya terlihat sibuk bertarung. Helaan nafas tak beraturan menandakan bahwa dia mulai kewalahan.

Ia bahkan telah mengeluarkan pistol lain yang disembunyikan di belakang tubuhnya

"Dimana Seulgi!" teriaknya.

"Dibelakangmu!" sahut wanita cantik dengan setelan serba hitam muncul dari dalam lift yang terbuka dengan pistol ditangannya.

Suara tembakan berbunyi saling berbalas-balasan. Lantai yang tadi bersih mulai tergenang darah  beberapa pria disana hingga menyisahkan si pria tua yang kini menatap kedua wanita dihadapannya ketakutan.

"Aku akan memberikan apapun agar kalian membebaskanku. Kalau bisa jadilah bawahanku."

Dor!

Satu tembakan tepat mendarat di kepala pria tua tersebut membuatnya tergeletak tak benyawa disinggasananya.

"Kami tidak ingin menjadi bawahanmu."

"Harusnya kau mengatakan itu dulu sebelum menembaknya."

"Sudah terlanjur."

----

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tbc

Bagaimana? Aku tertantang bikin story mafia di gabung badgirl gini nih.. Hehe bagi yang baca Jamais Vu, tenang aja itu juga tetep di lanjut kok..

Berhubung aku banyak hutang FF jadi kemungkinan aku bakalan up cerita ini di lapak lain yaa dan untuk FF lain akan di update sesuai jadwal.. Thankyou

Pretty Little LiarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang