Welcome to new story 🎉🎉
Cerita ini jadwal updatenya tidak seteratur Empress Xie ataupun Huang Xue Na, jadi saya Cuma mau bilang 'Nikmati aja!'
Saya tidak bisa jamin bakal up setiap hari atau setiap saat karena saya juga punya pekerjaan di dunia nyata 🤧. Dunia saya tidak selamanya tentang menulis, jadi tolong dengan sangat, jangan menuntut update cepat 🙏.
Dan juga buat para pembaca yang merasa dirinya SIDER, kalian boleh pindah lapak 😒 saya tidak butuh pembaca yang tidak mengapresiasikan dengan memberi vote karya para penulis.
Dan buat Plagiat 😏
Semoga cepat dapat karma 🙏🙏Finally, happy reading ❤
.
Feng Ru Ai tidak tahu, mengapa ia tiba-tiba berada di pinggir sebuah danau dengan pakaian yang basah kuyup. Ia tidak tahu mengapa tiba-tiba merasakan dadanya terasa sesak, tenggorokannya terasa sakit, hidungnya terasa perih, serta kepalanya berdenyut sakit.
Kepalanya terasa sangat berat seakan ada palu besar tak kasat mata yang memukul kepalanya bertubi-tubi. Saat ini pandangannya terasa berkunang-kunang, Feng Ru Ai memilih kembali memejamkan matanya seakan kesadaran yang ia miliki perlahan mulai menghilang.
Disisa kesadarannya sayup-sayup terdengar suara dua orang pemuda yang nampak begitu khawatir berada disampingnya, salah satu dari pemuda itu terus saja menepuk pipi Feng Ru Ai pelan dan terus memanggil-manggil namanya berharap gadis itu segera sadar.
"Nona Ai"
"Nona Ai.."
"Nona Ai, hamba mohon sadarlah"
Guncangan demi guncangan Feng Ru Ai rasakan, hingga perlahan matanya yang sempat terpejam perlahan terbuka di susul batuk hebat.
Pemuda yang menepuk pipinya barusan segera membantu Feng Ru Ai bangun dan mendudukannya di pinggir danau, pemuda itu menepuk-nepuk punggung Feng Ru Ai berharap batuk yang gadis itu alami segera mereda.
Seorang pemuda lain yang berada disisinya lantas memeluk gadis itu dengan sangat erat, ia lalu berkata "Sang pencipta masih melindungimu mei mei, syukurlah kau selamat"
Awalnya Feng Ru Ai bingung dengan situasi yang ia hadapi, namun entah mengapa bagian dari dirinya yang selama ini terpendam seakan muncul ke permukaan. Dirinya tiba-tiba merasakan kerinduan kepada sosok pemuda yang memeluknya, ia dengan perasaan rindu yang membuncah lantas membalas pelukan pemuda itu dan mulai terisak.
Feng Ru Ai tidak tahu ada apa dengan dirinya, ia tidak tahu mengapa tiba-tiba saja tubuhnya dengan sepontan membalas pelukan pemuda yang nampak begitu mengkhawatirkannya. Padahal setahu Feng Ru Ai, ini adalah kali pertamanya ia bertemu dengan pemuda itu, tapi entah mengapa hatinya seakan femiliar dan mengatakan mereka sudah saling mengenal sejak lama.
"Syukurlah kami datang tepat waktu, jika tidak.. jika tidak kau pasti mati tenggelam di danau itu" isak pemuda yang masih memeluk Feng Ru Ai.
Tentu saja Feng Ru Ai tak mengerti maksud pemuda itu, setahunya ia berada di Museum nasional ibukota China dan tiba-tiba sebuah cahaya yang menyilaukan datang entah dari mana dan seketika tubuhnya sudah terkapar di pinggir danau dengan pakaian basah kuyup. Karena penasaran dan juga bingung dengan situasi yang ia hadapi, Feng Ru Ai pun mulai menyuarakan rasa bingung dan penasaran yang ia rasakan.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana aku sekarang? Dan... siapa kalian?" Tanya Feng Ru Ai yang membuat kedua pemuda bersamanya terkejut dengan pertanyaan yang Feng Ru Ai.
Pemuda yang memeluknya melepas pelukannya, kedua tangannya ia taruh di kedua pundak Feng Ru Ai. Matanya menatap Feng Ru Ai dengan tatapan tidak percaya, ia lalu berkata "mei mei kau tidak mengenalku?" Tanyanya dengan nada suara tidak percaya.
Feng Ru Ai menggeleng dan berkata "aku tidak mengetahuimu, tapi kau nampak femiliar untukku. Apakah kita pernah bertemu atau kau mengenaliku?" Tanya Feng Ru Ai yang langsung di angguki pemuda itu.
"Kita sering bertemu, dan aku mengenalimu, sangat mengenalimu" jawab pemuda itu cepat.
Feng Ru Ai merasa bingung, bagaimana bisa pemuda yang terus memanggilnya 'mei-mei' mengenalinya dan mengatakan mereka sering bertemu, padahal setahu Feng Ru Ai ini adalah kali pertama mereka bertemu. Walaupun Feng Ru Ai merasa tidak asing dengan wajahnya, tetap saja mereka belum pernah bertemu selama 18 tahun hidupnya.
Feng Ru Ai seorang gadis 18 tahun yang tinggal sendiri dalam rumah mewah yang baginya seperti sebuah sangkar burung yang terbuat dari emas. Ia tumbuh besar dalam asuhan para pelayan tanpa tahu siapa kedua orang tuanya ataukah siapa saudaranya.
Selama ini Feng Ru Ai tidak pernah melihat mereka, setiap hari Feng Ru Ai hanya sendirian di rumah mewah bak istana yang amat sangat suram dan sepi tanpa adanya kebahagiaan.
Pergaulan Feng Ru Ai sangat terbatas, ia tak memiliki teman. Bukan karena ia tak ingin bergaul, hanya saja semua orang takut berteman dengannya karena setiap hari ia akan selalu di ikuti oleh para pengawal yang selalu mereka sebut sebagai bodygard.
Kehidupan Feng Ru Ai sangat tertutup, lantas bagaimana pemuda yang berpakaian seperti seorang prajurit di masa lalu itu bisa mengenalnya?
Tunggu dulu!
Feng Ru Ai merasa ada yang salah disini, ia menatap pemuda yang baru saja memeluknya. Pemuda itu memakai pakaian Zirah seperti pakaian prajurit-prajurit kerajaan di masa lalu, setelah memperhatikan pemuda itu, Feng Ru Ai mengalihkan tatapannya pada pemuda yang sempat menepuk pipinya hingga tersadar. Pemuda itu mengenakan Hanfu.
Feng Ru Ai ingat pelajaran sejarah yang ia pelajari mengenai Hanfu. Hanfu meliputi semua jenis pakaian tradisional yang dikenakan oleh kelompok etnis Han Cina. Oleh karena itu, ia memiliki sejarah sepanjang dari orang Cina Han. Hanfu telah dihapuskan oleh Manchu Invaders secara paksa di abad ke-17, dan tidak terlalu terkenal di Cina saat ini, kecuali di beberapa daerah kecil yang masih membela kebangkitan dari Hanfu sebagai pakaian nasional Cina.
Hanfu sendiri memiliki sejarah tercatat lebih dari 3.000 tahun. Ia dikenakan oleh orang Cina Han dari semi-legendaris Dinasti Xia (c. abad 21 SM - abad 16 SM) dan semua cara untuk Dinasti Ming (1368-1644).Hanfu telah dianggap oleh Cina Han penting sebagai bagian dari budaya mereka. Yang memakai gaya yang tepat dari Hanfu merupakan bagian dari perbaikan perilaku sopan santun.
Jika pemuda yang baru saja memeluknya dan terus memanggilnya 'mei-mei' mengenakan pakaian lengkap seorang prajurit dari masa lalu, dan pemuda lain yang tidak jauh darinya memakai Hanfu, mungkinkah saat ini Feng Ru Ai terlempar di dinasti Xia ataukah di dinasti Ming di masa lalu?
Jika memang ia, ini sungguh sesuatu yang amat gila!
.
.
.
.
._ Feng Ru Ai _
TBC
Written on September 8th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Historical FictionSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...