Kereta - kereta mewah dari kediaman bangsawan, pejabat pemerintahan dan pejabat militer tengah mengantri di depan pintu gerbang utama istana MingQi.Upacara penobatan diadakan di halaman aula utama istana MingQi yang luas. Hanya tinggal menghitung jam, segala rangkaian upacara penobatan akan dilangsungkan dan disaksikan oleh para bagsawan terhormat, pejabat pemerintah dan militer yang sangat beruntung dapat menghadiri upacara penobatan tersebut.
Banyak penduduk ibukota MingQi yang berkumpul didepan gerbang menyaksikan kereta - kereta mewah berlalu dihadapan mereka. Tak banyak yang mereka lakukan selain berdecak penuh kekaguman saat para keluarga bangsawan ataupun keluarga para pejabat pemerintahan dan pejabat militer turun dari kereta mereka lalu memasuki istana MingQi yang sangat mewah.
Selain decakan kagum terlontar dari mulut mereka, tak ayal mereka juga melontarkan kalimat - kalimat iri atas pakaian dan perhiasan para nyonya ataupun nona muda yang mereka kenakan.
"Betapa beruntungnya mereka menyaksikan upacara penobatan kaisar"
"Aku tidak begitu suka pesta ataupun upacara - upacara lainnya. Aku yakin didalam sana akan sangat membosankan. Hanya saja aku iri dengan mereka yang berpakaian cantik dan mewah. Andai aku diposisi mereka"
"Aku juga sama denganmu. Aku tidak terlalu suka pesta yang membosankan. Tapi walaupun aku tidak suka, jika memiliki keberuntungan seperti mereka menghadiri upacara penobatan, aku pasti akan datang karena aku hanya suka makan makanan mewah dan tentu saja gratis"
Terlalu banyak kalimat - kalimat kagum dan juga iri yang para penduduk MingQi lontarkan. Terlalu banyak hingga membuat suasana depan gerbang istana MingQi begitu berisik.
Sama halnya dengan suasana diluar gerbang utama istana, di halaman aula utama nampak para kasim dan dayang mulai bergegas menyelesaikan persiapan upacara penobatan. Gerakan mereka yang cepat bahkan suara teriakan dan diskusi atau perdebatan antara kasim dan dayang masalah pendapat yang berbeda kini menjadi latar.
Kepanikan melanda para kasim dan dayang. Acara baru akan dimulai beberapa jam. Tapi para tamu undang sudah berdatangan. Bahkan persiapan untuk upacara penobatan bahkan belum selesai. Halaman utama aula istana masih nampak berantakan. Selain itu hidangan makanan mewah bahkan belum tersedia. Tapi para tamu sudah berdatangan mengisi kursi - kursi yang berjajar sesuai dengan pangkat masing - masing pejabat.
Tamu yang lebih mendominasi halaman adalah para pejabat pemerintah. Mereka tidak perlu terkejut bahwa yang paling bersemangat menghadiri upacara penobatan adalah para pendukung pangeran Rong yang akan segera menaiki takhta. Menggeleng kepala pelan seraya mengenyahkan pikiran mereka. Sebab semakin lama mereka pikirkan antusias para pendukung pangeran Rong, maka semakin lambat mereka menyelesaikan pekerjaan mereka.
Para kasim dan dayang mulai mempercepat gerakan mereka menyelesaikan dekorasi di halaman aula istana. Terlebih matahari semakin naik kepuncak dan acara penobatan akan segera dilaksanakan. Pada akhirnya mereka mampu bernafas lega saat dekorasi telah selesai bertepatan dengan penuhnya kursi yang ada di halaman aula utama. Kursi - kursi itu telah di duduki oleh para pejabat kerajaan MingQi beserta dengan keluarga mereka.
Setelah mengecek bahwa persiapan upacara penobatan telah rampung, para kasim dan dayang akhirnya bisa istirahat sejenak karena tugas mereka untuk saat ini telah selesai. Mereka akan kembali bekerja setelah upacara penobatan selesai, karena saat itu akan memasuki sesi makan siang.
Suasana halaman aula utama semakin ramai akan obrolan para pejabat ataupun para nyonya pejabat. Ai yang duduk bersama Fan Hua di sisi kanan lebih memilih diam walaupun saat ini ibunya tengah mengobrol dengan Nyonya dari keluarga Lim. Ai menyandarkan punggungnya di kepala kursi, ia merasa sangat bosan dan mengantuk secara bersamaan.
"Mengapa lama sekali? Jika seperti ini, seharusnya aku tak usah ikut saja" dumel Ai yang mampu di dengar baik oleh Fan Hua.
Fan Hua berhenti mengobrol dengan nyonya Lim, ia kini menoleh dan menatap putrinya yang menampilkan raut wajah masam dengan bibir yang cemberut namun nampak menggemaskan dimata wanita yang melahirkannya itu. Sebenarnya bukan hanya Fan Hua yang merasa gemas dengan Ai, tapi para tamu lain terutama para pemuda yang tak mampu tak melirik dua kali akan sosok cantik nan mungil yang duduk di antara keluarga militer Feng juga menyetujui pemikiran Fan Hua.
"Bukankah putri jendral besar Holing nampak sangat menggemaskan dengan wajah cemberut seperti itu?" Tanya pemuda yang berada di kursi barisan para pejabat pemerintahan yang berhadapan dengan kursi pejabat militer yang di pisahkan oleh sebuah jalanan yang langsung menuju teras dan aula utama istana MingQi.
"Kau benar. Betapa beruntungnya pria yang menikahinya nanti" balas pemuda di sampingnya.
Di tengah obrolan mereka mengenai putri jendral Holing yang mencuri perhatian banyak pemuda. Ada banyak nona muda yang merasa tidak senang akan pujian - pujian yang di lontarkan para pemuda untuk Feng Ru Ai. Selain para nona muda yang merasa tidak senang dan iri dengan Ai, di belakang rombongan para pejabat terdapat sosok pria dengan tudung kepala yang terbuat dari jerami dan berbaur dengan rakyat merasa tidak senang dengan tatapan para pemuda yang mengagumi Ai. Tatapan mereka begitu dalam dan intens dan hal itu membuat pria itu tidak senang.
"Setelah ini, Ben Gong tidak akan membiarkan mereka mengagumi wanita Ben Gong"
.
.
.
.
.TBC
Written on Des 3th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Ficción históricaSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...