Permaisuri Lien maupun pangeran Rong dan para pendukung mereka tidak tahu jelas alasan kaisar Wei menyetujui permintaan mereka. Padahal mereka adalah saksi dari kekukuhan dan kekeraskepalaan kaisar Wei yang terus saja menolak permintaan mereka. Namun, hari ini, diluar dugaan. Kaisar Wei menerima permintaan mereka setelah seminggu mereka terus mendesaknya untuk mundur dari posisinya.Entah apa yang kaisar Wei rencanakan, mereka merasa ada sesuatu hal yang kaisar Wei sembunyikan. Mereka tidak tahu apa yang kaisar Wei rencanakan, tapi hati mereka jelas tidak bisa dibohongi bahwa saat ini mereka merasa takut dan juga was - was.
Kaisar Wei bukanlah orang bodoh yang menyerahkan takhtanya begitu saja. Terlebih pada seorang pangeran yang lahir dari selir tingkat dua sebelum diangkat menjadi permaisuri untuk mengisi kekosongan kursi Ibu negara. Kaisar Wei yang merupakan putra mahkota dulu tak mendapat banyak rintangan sehingga ia duduk di singgasananya kini. Selain karena fisiknya yang terbilang sehat, kemampuannya yang berada di atas rata - rata dalam hal bertarung, pengetahuannya yang luas membuatnya menjadi kandidat yang kuat menempati posisi kaisar. Tak peduli seberapa banyak para pangeran terdahulu melawan, pada akhirnya langit tahu sosok yang pantas menduduki takhta.
Selama bertahun - tahun, kerajaan MingQi hanya selalu mengangkat putra Di (putra dari istri sah) sebagai penerus. Belum ada sejarah bahwa putra shu (putra dari selir) diangkat menjadi kaisar. Namun melihat keputusan kaisar Wei hari ini, nampaknya akan ada perubahan dalam sejarah kerajaan MingQi. Walaupun demikian, mereka sama sekali tidak bisa tenang. Padahalah seharusnya mereka merayakan kemenangan mereka menaklukan kaisar Wei.
"Bukankah kita seharusnya merayakan keberhasilan kita?" Tanya seorang perdana mentri berusaha mencairkan suasana.
"Ah, tentu saja. Kita harusnya merayakan keberhasilan putraku. Mari kita berpesta sebagai tanda terima kasih Ben Gong atas dukungan kalian yang tiada henti. Ben Gong akan mengingat semua ini dan memastikan kalian mendapatkan apa yang pangeran Rong telah janjikan" kata permaisuri Lien yang tak mampu menyembunyikan kegembiraannya walaupun ia juga merasa takut dan was - was seperti para pendukung putranya.
"Apa yang ibu katakan benar. Mari kita berpesta dan lupakan semua yang membuat kita merasa risau dan resah!" Seru pangeran Rong yang langsung disetujui para pengikutnya.
.
.
.Disisi lain, tepatnya dipedalaman hutan. Nampak seorang pria tersenyum menyeringai setelah mendapat laporan dari bawahannya.
"Yang mulia, kaisar Wei telah menerima permintaan para mentri dan pejabat. Pelaksanaan penobatan akan dilaksanakan secepatnya" lapor Gui
"Bukankah itu lebih baik? Beng Gong bahkan sudah menyelesaikan semua urusan Beng Hong dua hari yang lalu" balas putra mahkota Rui
"Persiapkan diri kalian, kita akan kembali ke istana dalam waktu dekat" perintah putra mahkota Rui
"Ah, Beng Gong tidak sabar untuk merebut kembali semua milik Beng Gong!" Gumam putra mahkota Rui.
"Hanya tinggal menghitung hari saja yang mulia, anda pasti akan menggengam semua milik anda kembali" kata Yong turut senang.
"Lalu rencana apa yang akan kita ambil selanjutnya?" Tanya Yong penasaran dengan rencana yang akan putra mahkota Rui lancarkan saat penobatan.
Saat Yong menanyakan hal tersebut, putra mahkota Rui selalu mengatakan 'rahasia' hal itu jelas sangat menjengkelkan untuk Yong. Hari ini ia kembali memberanikan diri bertanya pada junjungannya, ia berharap putra mahkota Rui ingin menjawab pertanyaannya. Karena jujur, Yong sungguh sangat penasaran dengan rencana putra mahkota Rui.
"Tentu saja membongkar semua kebusukan mereka!"
.
.
.
.
.TBC
Written on Nov 30th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Ficção HistóricaSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...