Feng Ru Ai - 16

10.5K 868 11
                                    

Selamat malam minggu 🤗

Masih adakah diantara kalian yang menunggu cerita ini?

Saya harap masih ada 😂, dan semoga kalian tidak pada bosan menunggu cerita ini yang bahkan jadwal updatenya tidak menentu 😆😆.

Updatenya suka - suka yah, tergantung idenya yang datang kapan aja. Jadi tolong tetap bersabar dan tetap santai sesantai saya mengetik cerita ini pelan - pelan 😚😚.

Malam ini saya cuma bisa update 3 part, lumayanlah 😂 yang penting tetap update toh? Lagian tangan saya juga udah kebas banget ngetik di hp 🤣 dan juga mata saya udah 5 watt 😢 jadi tolong di maklumi apabila ada typo yang bertebaran 🙏 maklum efek obat mulai bekerja makanya saya udah ngantuk jam segini 😷.

Nggak usah panjang - panjang, finally, selamat membaca dan jangan lupa VoMent kalian kutunggu ❤

.

Seharusnya Ai tidak perlu terkejut ketika ia terbangun dari tidurnya, ia langsung disambut oleh sapaan para pelayan yang akan membantunya membersihkan diri. Hal ini jelas tidaklah jauh berbeda dengan kehidupannya dimasa depan. Setiap pagi Ai juga akan mendapat perlakuan yang sama dari para pelayan yang bekerja dirumahnya, hanya saja saat ini Ai belum terbiasa. Suasana dimasa lalu dan dimasa depan jelas sangat berbeda.

Ai tetap saja terkejut dengan keberadaan pelayan yang mengenakan pakaian hanfu yang membalut tubuh mereka dari sengatan matahari ataupun dinginnya hembusan angin yang menyapu permukaan kulit.

Ai memperbaiki posisi duduknya, ia sesekali menguap dan mengucek matanya yang terasa gatal. Sejujurnya Ai masih ingin memejamkan matanya, semalam ia kesulitan tidur karena terlalu banyak pikiran. Akhirnya ia baru bisa terlelap ketika hari telah memasuki dini hari.

Tidur Ai pun rasanya tidak cukup lama, Ai merasa ia hanya tidur sebentar. Waktu istirahatnya terganggu akibar suara yang di timbulkan para pelayan yang mulai melakukan aktivitas mereka di dalam kamarnya. Sadar jika melanjutkan tidur akan berakhir sia - sia, Ai memilih bangun dan mengumpulkan seluruh kesadarannya yang masih tercerai berai.

Terlebih lagi saat ini Ai merasa lapar, seingat Ai ia bahkan belum menyentuh makanan apapun sejak ia berada disini. Pantas saja selain karena terusik dengan suara aktivitas para pelayan, tidur lelapnya juga terganggu akibat perutnya yang merontak karena kelaparan.

Ai menoleh melatap para pelayan yang menanti tugas dari Ai. Ai menatap mereka dengan tatapan khas orang yang baru saja bangun tidur, mereka menunggu perintah dengan sabar, hingga akhirnya Ai mulai menyuarakan permintaannya dengan suara serak.

"Aku lapar, bisakah kalian membawakanku makan?"

Seharusnya mereka tidak terkejut. Sayangnya para pelayan tak mampu menutupi keterkejutan mereka dengan permintaan yang tidak biasa dari nona muda mereka.

Biasanya nona mereka akan meminta disiapakan air hangat untuk berendam tak lupa dengan berbagai macam wewangian, atau biasanya nona muda mereka meminta mereka membawa nampan berisi air bersih yang selalu mereka siapkan lebih awal untuk membasuh muka. Tapi siapa yang menyangka, hari ini permintaan dan perintahnya sangat jauh berbeda dari kebiasaan nona muda mereka. Mereka yang sudah lama bekerja dengan nona Ai jelas merasa nona muda yang nampak sangat cantik walaupun tanpa riasan di wajahnya itu bukanlah nona muda mereka.

.
.
.

Wanita cantik berbalut sutra kualitas terbaik melangkah tergesa menyusuri lorong koridor pavilium Lan yang berada disisi barat pavilium utama kediaman Feng. Wanita cantik itu baru saja mendapatkan kabar dari pelayannya bahwa putrinya baru saja bangun, maka dari itu Fang Hua langsung saja melesat dan mengabaikan suaminya untuk memastikan kebenaran tersebut.

Saat pintu kamar Ai digeser, Fang Hua menghela nafas lega saat melihat putrinya tengah berkutat dengan makanan.

Tunggu!

Ini aneh. Sejak kapan putrinya memiliki kebiasaan makan di pagi hari? Setahu Fang Hua, putrinya tidak memiliki kebiasaan tersebut. Walaupun Fan Hua selalu mengikuti jendral Holing yang bertugas di perbatasan, Zhong tidak pernah absen melakukan laporan mengenai pertumbuhan dan perkembangan putrinya ketika ia pergi.

Fang Hua yang merasa cemas dan ada yang salah dengan putrinya lantas berjalan mendekat, ia lalu menaruh telapak tangannya pada kening Ai yang sama sekali tidak panas ataupun dingin.

Ai yang mendapat perlakuan tak terduga dari ibunya lantas menghentikan suapannya, makanannya hanya tinggal separuh, namun rasa laparnya kini lenyap digantikan raut wajah bingung dan cemas yang di tunjukan oleh ibundanya yang entah mengapa nampak sangat lucu di mata Ai.

"Ai apakah kau sakit?" Tanya ibundanya memastikan

Ai yang mendapat pertanyaan tak terduga dan membingungkan dari ibundanya lantas mengernyit.

"Apa maksud ibu?"

Bukannya menjawab Ai malah balik bertanya dan hal itu membuat Fang Hua semakin khawatir.

"Ibunda rasa harus meminta pelayan memanggil dokter kerajaan sekarang, kau harus di periksa dengan baik karena tidak biasanya kau makan sepagi ini" kata Fang Hua yang akhirnya menjawab kebingungan Ai.

Ai yang mendengar hal itu lantas tertawa. Ibundanya sangat lucu. Bagaimana bisa hanya dengan ia melakukan kebiasaan diluar kebiasaan sebelumnya membuat wanita cantik dihadapannya khawatir dan begitu heboh dengan perbuhanannya. Lagian apa yang salah jika Ai makan disaat hari masih baru saja menyapa? Ia sangat lapar, tidak mungkin bukan ia menunggu hari beranjak siang sebelum mengisi perutnya? Bisa Ai pastikan setelahnya ia akan pingsan karena kelaparan.

"Ibu, aku lapar. Sejak kemarin aku belum makan. Apakah salah jika aku makan lebih awal untuk mengisi tenaga? Bukankan akan lebih merepotkan jika aku menunggu siang untuk mengisi perutku yang sudah sangat meronta, aku yakin Ayahanda akan murka jika tahu ibunda menghebohkan masalah sepele ini hanya karena aku melakukan sesuatu yang diluar kebiasaanku" jelas Ai setelah tawanya reda.

"Ibunda tahu" jawabnya cepat "hanya saja ibu sangat terkejut dengan apa yang baru saja ibu saksikan dengan mata kepalanya sendiri" lanjutnya mencebik.

"Jika begitu, mulai sekarang ibunda harus terbiasa. Aku bisa saja memberi kejutan lain dilain waktu" tukas Ai ambigu.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Oct 12th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang