Lie dan Yong baru saja memasuki halaman manor putra mahkota Rui yang berada di tengah hutan terlarang yang berada dibawah kaki bukit barat kerajaan MingQi.Lie menatap manor putra mahkota Rui dengan takjub, ia tak habis pikir, bagaimana bisa junjungannya membangun bangunan sebesar ini di tengah hutan dengan begitu megah dan mewah padahal hutan tersebut sudah sangat lama tak terjamah oleh manusia.
Bukankah akan sangat disayangkan jika keindahan dan kemegahan yang manor tersebut miliki disembunyikan tanpa dinikmati banyak orang? Keindahan dan kecantikan manor putra mahkota Rui sangat sayang jika dilewatkan.
Sayang Lie baru saja sadar, jika putra mahkota Rui bukanlah pemuda yang ingin berbagi miliknya begitu saja. Buktinya, saat posisi pewaris kerajaan goyah, ia tidak tinggal diam walaupun saat ini ia tengah melakukan rencana persembunyian untuk memuluskan rencana yang selama ini telah ia susun.
"Pantas saja kau betah disini, manor putra mahkota Rui begitu tenang dan asri" puji Lie pada adiknya Yong.
"Hehehe, syukurlah jika gege Lie menyadari hal itu" kekeh Yong.
"Gege iri padamu, disaat kau menikmati menghirup udara segara tanpa kepalsuan dan tipu muslihat, gege malah harus menghirup bau busuk kebohongan yang tidak pernah ada habisnya diistana dalam" keluh Lie disela - sela perjalanan mereka menuju ruang kerja putra mahkota Rui
"Jika kakak Lie lelah, tidak ada salahnya untuk sering berkunjung kesini mencari udara segar dan menjernihkan pikiran. Ben gong sama sekali tidak akan keberatan" sahut putra mahkota Rui yang entah sejak kapan telah berada di terasa pavilium utama.
Lie langsung saja membungkuk hormat saat menyadari putra mahkota Rui baru saja nimbrung dalam obrolan mereka "hormat hamba pada yang mulia putra mahkota, semoga anda selalu diberi lindungan keselamatan, lindungan kesehatan serta berumur panjang" kata Lie sopan
"Bangunlah kakak Lie, Ben gong memintamu kemari bukan untuk mendapat penghormatanmu, Ben gong meminta kakak Lie kemari karena Ben gong butuh bantuanmu" kata putra mahkota Rui yang menurut pendengaran Lie seperti sebuah perintah.
Lie menegakan tubuhnya dengan patuh, Yong yang berada disisinya lantas menertawakan kekakuan saudaranya "kurasa gege Lie belum mampu beradaptasi dengan sikap anda yang terlalu ramah. Gege Lie mungkin terkejut dengan sikap anda di pertemuan pertama semenjak kejadian itu yang begitu mengejutkan, yang mulia" kata Yong yang membuat putra mahkota Rui mengangguk geli.
"Kurasa apa yang kau katakan benar Yong, melihat ekspresi kakak Lie yang kaku dan tegang membuat Ben gong merasa bersalah bersikap terlalu ramah di pertemuan pertama sejak kejadian itu. Mungkin kakak Lie berpikir, Ben gong adalah orang yang begitu terburu - buru" balas putra mahkota Rui menertawakan kebodohannya.
Lie yang merasa dirinya tengah menjadi topik pembicaraan yang menarik oleh dua pemuda dihadapannya lantas menekuk wajahnya masam. Ia dengan kesal berkata "Jika kalian berdua hanya ingin mengejek dan menertawakanku, lebih baik aku pulang saja!" Kata Lie merajuk
.
.
.Disisi lain, Ai baru saja tiba di kediaman Feng yang kini nampak gaduh karena kepergiannya. Ai menatap para pelayan dan pengawal yang hilir mudik dengan langkah tergesa - gesa dan juga terburu - buru hingga mereka bahkan tak menoleh ataupun menatap Ai yang baru saja menapakan kakinya di halaman kediaman keluarga Feng.
"Paman Zhong!" Teriak Ai ketika pria paruh baya itu hendak melewatinya tanpa menoleh menatap Ai.
Kepala pelayan Zhong yang merasa terpanggil lantas menghentikan langkahnya dan mendongak menatap sosok yang baru saja memanggilnya. Saat wajahnya terangkat, seketika kepala pelayan Zhong menampilkan raut wajah cerah. Wajah yang sedari tadi khawatir dan cemas kini telah digantikan oleh raut wajah lega saat menatap nona muda yang sejak beberapa jam yang lalu sibuk mereka cari diseluruh kediaman Feng.
"Nona Ai, dari mana saja anda?" Tanya kepala pelayan Zhong dengan nada khawatir
"Kami sudah mencari anda sedari tadi, syukurlah anda pulang dengan keadaan selamat" tambahnya
Ai meringis merasa bersalah karena telah membuat keributan dan membuat semua orang karena kepergiannya tanpa memberitahukan siapapun. Ai lantas meminta maaf kepada kepala pelayan Zhong dengan rasa penuh penyesalan
"Maafkan Ai paman Zhong, Ai keluar tanpa memberitahu paman terlebih dahulu. Ai bersalah, Ai tidak akan membuat keributan ataupun menyusahkan kalian lagi" sesal Ai
"Apa yang anda katakan nona Ai?" Tanya kepala pelayan Zhong yang begitu terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya.
Mungkin usianya yang sudah tua membuat pendengarannya menjadi bermasalah. Tentu saja ia akan beranggapan seperti itu, selama ia mengabdikan dirinya di kediaman keluarga Feng, ia tidak pernah sekalipun mendengar nona mudanya meminta maaf pada bawahannya walupun ia berbuat salah sekalipun.
Biasanya nonanya akan bersikap acuh dengan mereka apabila nona muda mereka berhasil membuat mereka kelelahan akan sikap dan perilakunya. Tapi hari ini, nona mudanya baru saja menyesali perbuatannya, mungkinkah nona mudanya terbentur sesuatu sebelum ia kemari? Jika memang ia tolong kembalikan kesadaran dan kewarasan nona mudanya saat ini, karena jujur saja, kepala pelayan Zhong entah mengapa merasa ngeri dan tidak nyaman dengan perubahan sikap nona mudanya yang begitu tiba - tiba.
.
.
.
.
.TBC
Written on Oct 14th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Historical FictionSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...