Kedatangan dan penjelasan jendral Holing mengenai apa yang dialami putrinya tak lantas membuat kaisar Wei percaya begitu saja, ia tahu dari pancaran mata bawahannya sangat menyirat keseriusan, hanya saja argumen tanpa bukti yang kuat belum cukup mampu membuat kaisar Wei percaya perkataan jendral Holing walaupun apa yang ia katakan adalah kebenaran.Sebagai seorang kaisar yang telah menjabat dan memerintah kerajaan cukup lama, ia dituntut untuk tetap teliti dan waspada. Ia tak boleh goyah atau mudah percaya begitu saja. Dunia pemerintahan dan politik yang ia tekuni bukanlah dunia yang menyenangkan, dunia yang menjeratnya ini adalah sebuah petaka yang mungkin bagi orang awam beranggapan pekerjaannya adalah sebuah anugerah.
Sayang apa yang mereka lihat tak selamanya indah seperti bangunan mewah yang menutupi segala kejahatan dan pertumpahan darah yang telah memakan banyak korban dalam bangunan mewah yang selalu mereka agungkan sebagai sebuah istana. Ditempat inilah banyak mengukir sejarah panjang banyaknya korban yang berjatuhan karena ambisi dan keserakahan manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang mereka capai.
Sebagai orang yang besar ditempat mengerikan ini, kaisar Wei patut meningkatkan kewaspadaan terlebih usianya yang tidak lagi muda. Saat-saat seperti inilah ia diuji akan loyalitas dan kesetiaan para abdinya menjadi taruhan dan harus dipertimbangkan dengan bijak. Entah karena ujian ini menyangkut kesungguhan dan kesetiaan mereka, atau menyangkut kepalsuan dan kemunafikan mereka yang mereka tutup secara apik.
Kaisar Wei mendesah. Lamat- lamat ia memperhatikan dan mengamati jendral besar Holing yang di hormati dan disegani banyak orang, ia tak menemukan sebuah cela kebohongan dari pancaran matanya yang tajam dan tegas. Hal itulah yang membuat kaisar Wei berpikir ulang mempertimbangkan penjelasan jendralnya.
Mungkin saja apa yang dikatakan jendral Holing benar, namun kaisar Wei harus tetap waspada dan tak boleh mengambil langkah gegabah dan ceroboh yang akhirnya merugikannya. Maka dari itu kaisar Wei hanya memilih membantu jendral Holing sebisanya terlebih lagi kaisar Wei mulai putus asa mencari keberadaan putra mahkota Rui yang sampai saat ini tak ada kabar. Keberadaannya seakan ditelah bumi tanpa meninggalkan jejak apapun, hal itulah yang membuat kondisi tubuh kaisar Wei menurun memikirkan keberlangsungan kerajaan MingQi yang saat ini goyah tanpa adanya penerus yang sah.
"Maafkan Zhen yang tak mampu percaya perkataanmu sepenuhnya jendral besar Holing" kata kaisar Wei buka suara pada akhirnya setelah sekian lama bungkam dan merenung.
"Tapi saat ini keadaan dan kondisi dalam istana sedang sangat kacau karena keberadaan putra mahkota Rui yang sampai saat ini belum ditemukan" jeda kaisar Wei "mungkin perkataanmu benar, putrimu perlu perlindungan dari pihak kerajaan karena menjadi saksi mata atas kejadian penculikan putra mahkota, tapi--" kalimat kaisar Wei mengantung diudara, raut wajahnya yang penuh keriput berubah murung seakan jejak-jejak semangat hidup ikut lenyap seiring dengan tak adanya kabar baik dari pencarian putra sahnya "waktu terus berputar, keberadaan putra mahkota sampai saat ini belum menemukan titik terang padahal sudah berbulan - bulan lamanya Zhen memperketat pencarian di segala wilayah. Tidak ada hasil yang kita temukan hingga sekarang. Posisi kaisar tengah goyah terlebih kondisi Zhen mulai menurun akhir - akhir ini.
Walaupun putrimu mendapat perlindungan, pada akhirnya pelaku tidak akan pernah tertangkap. Kasus hilangnya putra mahkota akan hilang ditelan waktu, bukti yang kau miliki tidak cukup kuat untuk membawa para pelaku kejahatan menuju jalur hukum -- kaisar Wei mendesah.
Zhen tak mampu menjanjikan hal yang banyak, tapi Zhen akan melindungi putrimu dari mara bahaya. Setidaknya jika jasad putra mahkota di temukan suatu hari nanti, putrimu dapat bersaksi dan menunjukan keadilan atas kematiannya" tambah kaisar Wei putus asa.
"Terimakasih atas kemurahan hati yang mulia, mendengar anda ingin melindungi putri jendral ini saja sudah lebih dari cukup. Hamba harap yang mulia putra mahkota segera ditemukan, sehingga anda bisa menjalani hari dengan tanang seperti biasa" kata jendral Holing tulus.
"Maaf telah menganggu waktu yang mulia, jendral ini mohon pamit undur diri" lanjut jendral Holing tak lupa membungkuk 90 derajat sebelum berbalik meninggalkan aula utama istana MingQi.
"Menurutmu, apakah masih ada harapan Zhen berharap jika Rui masih hidup?" Tanya kaisar Wei pada Kong Wen Lei yang merupakan tangan kanannya yang sedari tadi bersembunyi dibalik sekat pembatas ruangan sepeninggalan jendral Holing.
"Hamba rasa, yang mulia putra mahkota Rui memiliki peluang besar untuk tetap hidup dan bertahan" jawab Lei keluar dari persembunyiannya.
"Mengapa kau beranggapan demikian?" Tanya kaisar Wei menatap tangan kanannya.
"Karena yang mulia putra mahkota bukanlah pemuda yang selemah yang anda pikirkan"
.
.
.
.
.TBC
Written on Oct 10th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Historical FictionSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...