Feng Ru Ai - 61

9.1K 538 3
                                    


"Bagaimana bisa kau membuat putri kesayangan jendral Holing jatuh sakit? Bukannya kau sangat mencintai putri jendral Holing hingga memanfaatkan hadiah sayembara agar Zhen menurunkan anugerah pernikahan untuk kalian?" Tanya kaisar Wei tidak habis pikir dengan segala perilaku dan tingkah putra mahkota Rui yang tidak pernah sejalan dengan pemikirannya. Selalu saja. Selalu saja ada hal - hal yang selalu di luar dugaan kaisar Wei yang kadang kala membuatnya nyaris jantungan.

Saat ini baik kaisar Wei, putra mahkota Rui bahkan pangeran Yan tengah berada di istana barat di pavilium Yue tempat Ai tinggal untuk sementara. Mereka mendapat kabar buruk mengenai putri jendral Holing yang tak sadarkan diri karena terlalu kepikiran masalah pernikahannya, kelelahan dan juga karena jarang makan.

Ketiganya datang membelah dinginnya angin malam demi melihat kondisi Ai dan mendengar masalah keadaannya. Mereka perlu mendengar langsung dari dokter kerajaan yang masih memeriksa Ai yang terbaring di atas peraduannya.

"Ben Gong tak melakukan apapun. Ben Gong hanya berkata jika ia ingin mengetahui siapa calon suaminya, ia harus menikahinya terlebih dahulu untuk mengetahui jawabannya" bela putra mahkota Rui yang membuat kaisar Wei lantas memijit pangkal hidungnya karena kepalanya seketika pening. Sedangkan pangeran Yan melongo tidak percaya dengan apa yang putra mahkota Rui katakan.

"Anak bodoh. Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Kau tahu hal itulah penyebab ia terus menerus kepikiran. Apa susahnya jika kau berkata jujur saja? Jika kau berkata jujur, nona Feng tidak akan jatuh tak sadarkan diri seperti ini" geram kaisar Wei

"Ben Gong hanya ingin membuatnya terkejut" Gumam putra mahkota Rui yang masih mampu di dengar kaisar Wei dan pangeran Yan

"Kamu sudah berhasil membuat kejutan. Tapi bukan nona Feng yang terkejut, tetapi kami!" Balas kaisar Wei kesal.

"Walaupun niat kakak kedua baik, tapi Ben Wang rasa itu sangat jauh berbeda dari kebiasaan anda" timpal pangeran Yan yang membuat putra mahkota Rui sadar bahwa ia terlalu jauh merubah karakternya hanya karena seorang nona muda yang membuatnya tergila - gila.

"Sudahlah. Sekarang menjadi masalah adalah keadaan Feng Ru Ai. Jika dokter kerajaan mengatakan ia butuh istirahat yang banyak. Maka kita akan undur pernikahan dan penobatanmu besok" putus kaisar Wei yang membuat putra mahkota Rui terkejut dan langsung mengajukan protes

"Anda tidak boleh membatalkannya begitu saja!"

"Berhenti membantah, ini semua juga karena kesalahanmu" tukas kaisar Wei yang langsung membungkam putra mahkota Rui

Tak berselang berapa lama, dokter kerajaan beserta para tabib dan perawat pun telah selesai memeriksa Ai. Kaisar Wei adalah orang yang lebih dulu menghampiri dokter kerajaan sebelum disusul kedua putranya.

"Bagaimana keadaan Feng Ru Ai?" Tanya kaisar Wei yang tak mampu menutupi nada khawatir dari pertanyaannya.

"Nona Feng hanya butuh istirahat yang cukup, juga asupan makan yang teratur. Dokter ini juga sudah memberi ramuan obat untuk menambah nafsu makan nona Feng, juga menambah daya tahan tubuhnya" jawab dokter kerajaan yang membuat ketiganya menghela nafas lega.

"Dengan kondisinya yang seperti ini, apakah masih memungkinkan untuk melaksanakan pernikahan dan penobatannya besok?" Tanya kaisar Wei lagi.

"Nona Feng tidak mengalami sakit yang parah. Ia hanya butuh istirahat. Sangat memungkinkan acara pernikahan dan penobatannya tetap berlangsung. Jadi anda tidak perlu khawatir" jawab dokter kerajaan yang membuat putra mahkota Rui merasa senang sekaligus haru.

Baik putra mahkota Rui, kaisar Wei dan pangeran Yan juga turut senang mendengar kabar itu. Pangeran Yan lantas menghampiri putra mahkota Rui dan menepuk pundaknya "beruntung dewi keberuntungan masih berpihak pada kakak kedua. Jika tidak tamatlah riwayat kakak kedua dalam mengurus laporan pengeluaran yang tentu saja akan membuat kepala kakak kedua pecah saat menghitung berapa banyak uang yang dihabisakan untuk pesta yang gagal"

"Yah, kau benar sekali. Ben Gong tak mampu membayakan bagaimana kacaunya Ben Gong jika hal itu terjadi"

.
.
.

Dokter kerajaan, tabib dan perawat istana pun akhirnya memilih mengundurkan diri. Tak berselang berapa lama, kaisar Wei dan pangeran Yan pun ikut menyusul pergi melanjutkan istirahat mereka dan membiarkan Feng Ru Ai tetap lelap dalam tidurnya. Selain itu, besok mereka akan disibukan dengan dua upacara. Mereka jelas butuh tenaga untuk mengawali hari mereka besok yang hanya tinggal menghitung jam.

Yah, saat ini dini hari telah menyapa mereka. Langit diluar masih gelap, namun udara dingin semakin dingin dan menusuk hingga tulung. Di pavilium Yue hanya ada putra mahkota Rui yang menemani Ai dalam ruangan tersebut. Tanganya senang tiasa menggenggam tangan Ai. Sesekali ia mengusap punggung tangan gadis yang ia puja.

Tatapan matanya memancarkan cinta dan juga rasa bersalah. Jika tahu gadis pujaannya akan jatuh sakit karena kelelahan seperti ini, seharusnya ia beritahu saja saat itu. Namun niatnya yang ingin memberi kejutan pada gadis pujaannya kini berakhir dengan penyesalan.

"Maafkan Ben Gong yang membuatmu seperti ini. Ben Gong sangat menyesal" gumam putra mahkota Rui penuh sesal.

"Istirahatlah yang cukup, agar besok pernikahan kita dapat berlangsung dan kau segera menjadi milik Ben Gong satu - satunya" ucap putra mahkota Rui

"Ben Gong harus pamit pulang ke istana timur. Jika Ben Gong berlama - lama disini, Ben Gong tak yakin masih mampu mengontrol diri Ben Gong untuk tidak menerjangmu saat ini juga" jelas putra mahkota Rui

Putra mahkota Rui lantas beranjak dari duduknya, ia lalu mencium punggung tangan Ai dan berkata "Ben Gong sangat mencintaimu, sampai jumpa besok. Takdirku" putra mahkota Rui lantas menunduk dan mencium puncak kepala Ai penuh sayang.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Des 31th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang