Persiapan pernikahan putra mahkota Rui yang akan di selenggarakan lusa hampir rampung sepenuhnya. Selain upacara pernikahan yang akan dilaksanakan, upacara penobatan putra mahkota Rui sebagai kaisar yang menggantikan posisi kaisar Wei juga akan di selenggarakan di hari yang sama.Besok sore putri jendral Holing akan dikirim ke istana. Dikirimnya ia ke istana sebagai tanda bahwa sampai saat ini keluarga Feng dari generasi kegenerasi masih setia pada titah kaisar dan selalu menjadi abdi yang memegang teguh janjinya pada tanah MingQi.
Walaupun semua orang di ibukota MingQi sadar jika jendral Holing sangat menyayangi putrinya dan semua orang yakin dan tahu jika jendral Holing mampu menggagalkan titah tersebut. Tapi keluarga Feng jelas tak ingin merusak nama baik dan sejarah keluarga mereka dengan mengingkar janji dan menjadi pemberontak hanya karena seorang putri dari keluarga mereka. Pada akhirnya mereka harus melepaskan 'mutiara berharga' mereka.
Belum ada yang tahu selain keluarga kerajaan dan keluarga Feng mengenai dengan siapa putri jendral Holing akan bersanding dalam pernikahan yang akan dilaksanakan bersamaan dengan penobatan putra mahkota Rui. Tak ada kabar lain selain kerajaan menurunkan anugerah pernikahan pada Feng Ru Ai. Namun tak ada sedikitpun kabar mengenai dengan siapa ia menikah.
Hal itu membuat penduduk MingQi menduga jika kaisar Wei akan mengambil selir lagi. Dan orang itu adalah Feng Ru Ai. Namun ada pula yang menduga jika Ai akan bersanding dengan putra mahkota Rui atau pangeran Yan.
Terlepas dari pemikiran para penduduk MingQi. Disisi lain, tepatnya di istana timur kediaman putra mahkota Rui. Nampak pemuda tampan masih asik bercengkrama dengan adiknya yang juga tak kalah tampan darinya.
"Kakak kedua, haruskan mulai malam ini adikmu ini memanggilmu yang mulia kaisar?" Tanya pangeran Yan tak lupa menaik turunkan alisnya menggoda putra mahkota Rui
"Mengapa kau ingin memanggil Ben Gong 'yang mulia kaisar' secepat itu? Padahal kau sendiri sudah tahu jika itu baru akan berlaku lusa nanti" Tanya putra mahkota Rui
"Karena Ben Wang ingin" jawab pangeran Yan "Tks, kakak kedua sama sekali tidak asik!" Tambah pangeran Yan berdecak
"Kau tahu Yan? Hanya pangkat dan kedudukanku yang berubah. Kita akan tetap menjadi saudara. Walaupun cepat ataupun lambat kau akan keluar dari istana setelah menikah, kita masih tetap saudara!" Tukas putra mahkota Rui menyentuh hati.
"Ben Wang yang berniat menggoda kakak kedua, tapi kenapa kakak kedua yang membuatku ingin menangis?!" Keluh pangeran Yan menyeka sudut matanya yang berair.
"Ck, dasar cengeng" ejek putra mahkota Rui disusul kekehan yang membuat pangeran Yan cemberut "Ben Wang tidak cengeng! Ben Wang hanya terharu, bukan menangis tersedu - sedu" bela pangeran Yan yang membuat putra mahkota Rui terbahak
"Sama saja!"
.
.
.Malam berlalu dengan cepat. Tak terasa pagi kembali menyapa para penduduk ibukota MingQi. Matahari belumlah nampak, namun suasana di pusat ibukota MingQi mulai nampak hidup dengan segala aktivitas para penduduk.
Tidak hanya di pusat ibukota yang nampak mulai sibuk. Di istana MingQi dan juga kediaman Feng nampak tak kalah sibuk dengan segala aktifitas mereka. Jika para penghuni kerajaan sibuk dengan segala urusan penyambutan mempelai penganti wanita, serta upacara penobatan serta pernikahan. Maka penghuni keluarga Feng di sibukan dengan menyiapkan berbagai macam hadiah yang akan dibawah Ai sebelum memasuki istana.
Disaat semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka dengan begitu semangat. Hanya Ai yang merasa tidak senang. Pikiran buruk mengenani sosok suaminya kelak membuat suasana hatinya semakin buruk. Tak ada senyum yang nampak di wajah cantiknya. Semua terasa datar sama seperti pemikirannya yang semakin datar dan sempit mengenai pernikahannya.
"Nona mengapa anda nampak murung? Biasanya nona muda yang akan menikah akan gelisah dan merasakan gugup. Terlebih lagi jika memikirkan malam perta---
"Berhenti menggodaku kakak Di Yu!" Kata Ai tegas "Godaan kakak Di Yu seakan terdengar seperti ejekan di telingaku" tambahnya dengan mata memincing kesal
Di Yu meneguk salivanya susah payah. Ia lantas menatap Guang yang berada disampingnya seakan bertanya 'apa salahku?' Guang hanya membalasnya dengan mengangkat kedua bahunya tidak tahu.
Guang mendekatkan wajahnya pada telinga Di Yu ia lalu berkata "Akan lebih baik jika kau tak mengatakan apapu, nona muda terus kepikiran jika yang akan menikah dengannya adalah yang mulia kaisar Wei" bisiknya
"Yang benar saja!" Teriak Di Yu tidak percaya dengan apa yang Guang katakan. Hal itu jelas mengundang lirikan tajam dari Ai yang nampak suram dan mengerikan.
Guang dengan sigap membungkam mulut Di Yu agar tak mengeluarkan suara teriakan lagi. Jika keduanya membuat keributan di suasana hati nona muda mereka yang buruk. Tidak perlu menjadi pandai untuk mengetahui langkah apa yang nonanya ambil untuk menendang mereka keluar.
"Shhtttt!"
"Kau ingin mati?" Tanya Guang geram
Di Yu menggeleng. Ia lalu memukul tangan Guang yang membungkamnya untuk segera lepas karena walaupun ia mempunyai kemampuan bela diri di atas rata - rata. Di Yu juga bisa mati jika pernafasannya di sumbat ataupun di bungkam seperti ini. Guang yang menyadari hal itu lantas melepas tangannya. Saat tangan Guang terlepas. Di Yu pun menghirup udara dengan rakusnya.
"Kau hampir membunuhku!" Keluh Di Yu
"Tks, itu juga karena salahmu sendiri" balas Guang
Disaat keduanya berdebat. Mereka tidak sadar jika aura yang dikeluarakan Ai semakin gelap dan dingin. Gadis itu menatap keduanya dengan tatapan tajam dan berkata "tidak bisakah kalian tidak berhenti ribut dan menimbulkan suara berisik? Jika kalian ingin bertengkar, maka KELUAR DARI KAMARKU!!!"
Baik Guang maupun Di Yu tersentak kaget dengan teriakan nona muda mereka, mereka lantas menoleh pada Ai yang menatap mereka dengan tatapan membunuh. Di Yu lantas mundur dan bersembunyi di balik punggung Guang. Ia lantas bergumam.
"Mengapa nona muda nampak begitu mengerikan hari ini?"
.
.
.
.
.TBC
Written on Des 26th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Historical FictionSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...