Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.
Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi kaisar di masa depan, mengingat putra mahkota Rui yang merupakan pewaris sah belum juga di temukan. Walaupun kaisar Wei terus mencari keberadaan putranya, namun bagi beberapa orang di ibukota MingQi mulai berpendapat bahwa putra mahkota Rui mungkin telah mati.
Pemikiran mereka itulah yang membuat mereka begitu yakin mendukung pangeran Rong secara terang - terangan, mereka sama sekali tak memikirkan konsekuensi dan resiko kedepannya jika sewaktu - waktu ada keajaiban dan putra mahkota Rui kembali.
"Jika yang mulia kaisar Wei semakin membaik, hal itu tentu saja akan semakin menghambat kita mencapai tujuan kita" kata permaisuri Lien menyuarakan kekhawatiran dan kegelisahannya.
"Kaisar Wei akan menjadi batu sandungan yang akan menghambat pangeran Rong untuk menduduki singgasana, dan hal itu tentu saja juga akan menghambat kalian untuk meraih kekuasaan, posisi, dan kedudukan yang tinggi" tambah permaisuri Lien dengan nada memprovokasi.
Para prajabat dan mentri yang menjadi pendukung pangeran Rong merenungkan perkataan permaisuri Lien. Apa yang dikatakan ibu negara kerajaan MingQi itu memang sepenuhnya benar. Namun jika menunjukan langkah agresif di depan kaisar Wei dengan mendesaknya untuk segera pensiun dari jabatannya, mereka takut kaisar Wei beranggapan jika mereka sedang berusahan menggulingkannya dari takhta.
"Tapi yang mulia, jika kami mendesak yang mulia kaisar, kami takut yang mulia kaisar Wei menjadi curiga dan mulai memasukan kami kedalam daftar orang - orang yang harus yang mulia lenyapkan karena berusaha menggulingkannya" kata salah satu mentri menyuarakan kekhawatirannya.
"Kalian tidak perlu takut, jumlah kita lebih banyak dari yang mulia kaisar. Jika kita mengabungkan pendapat dan pemikiran, maka kendali ada di tangan kita. Yang mulia kaisar Wei tak akan mampu berkutik walaupun ia pemilik kekuasaan tertinggi di MingQi, tapi para perdana mentri memegang kendali sepenuhnya dalam pemerintahan sadar atau tanpa yang mulia kaisar Wei sadari" kata permaisuri Lien dengan nada yang sama
Mendengar perkataan permaisuri Lien, ambisi, keserakahan, dan ketamakan mereka yang sempat redup kini mulai kembali berkobar. Kata - kata provokasi permaisuri Lien seakan membangkitkan kembali ambisi dan semangat mereka, entah karena alasan apa, tanpa pikir panjang mereka menyetujui rencana untuk mendesak kaisar Wei untuk segera undur diri dan turun dari takhta.
Permaisuri Lien tersenyum miring, ternyata sangat mudah memanipulasi dan memprovokasi mereka.
.
.
.
.
.TBC
Written on Oct 30th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Historical FictionSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...