Feng Ru Ai - 60

7.8K 545 10
                                    

Selamat malam semua 🤗
Selamat menanti malam pergantian tahun baru 🎉

Seharusnya saya update cerita ini agak kemalaman supaya menemani malam penantian tahun baru kalian 😂 sayangnya saya bakal sibuk banget sebentar dengan keluarga dan takut lupa update 😅. Makanya saya update segera saja 🙈.

Tiga part yang saya update adalah part terakhir untuk cerita ini 🤗 tidak akan di hapus kok say. Sebab versi ebooknya dengan wattpad hanya berbeda di beberapa part saja 😉. Versi ebook tentu akan lengkap dengan 5 part yang tidak saya update disini, juga tambahan extra part dan epilog. Jadi yang mau beli ebooknya, harap bersabar. Karena bulan depan baru bisa saya revisi. Maklum saya juga manusia biasa yang juga sibuk kerja ini itu 🤣

Saya nggak tahu akhir cerita Ai dan Rui yang bagaimana kalian inginkan. Tapi akhir cerita mereka ini menurutku sudah sangat sesuai dan tepat. Maaf apabila kalian kecewa dengan endingnya 🙏 saya jelas tidak akan merubah karena menurutku ending mereka sudah tepat. Tak perlu harus ada adegan dewasa tambahan, atau mereka harus memiliki anak dan Happy Ending. Ini saja bagiku akhir cerita mereka juga termasuk so sweet menurutku. Tapi kembali lagi, pendapat orang kan beda - beda. Jadi sebelumnya saya sampaikan agar kalian tidak terlalu kecewa 😅

Dan lagi, saya ucapkan terima kasih untuk kalian karena masih setia dan bersabar menanti cerita ini. Makasih juga untuk dukungan dan semangat dari kalian 😘 cerita ini tak akan pernah sampai pada tahap ini tanpa kalian. Semoga tahun depan Tuhan masih mengizinkan kita berumur panjang dalam keadaan sehat wal afiat sehingga kita dapat dipertemukan kembali di cerita baru saya yang akan saya post di pertengahan januari 🤗.

Nggak banyak - banyak yang akan saya sampaikan. Selamat membaca dan VoMent kalian ku tunggu 😘

Luuuvv U 💙

.

Feng Ru Ai atau biasa di panggil Ai baru saja sampai di istana MingQi beserta dengan rombongannya. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya mereka tiba di istana.

Biasanya dari kediaman keluarga Feng menuju istana MingQi hanya memakan waktu sekitar setengah jam. Namun untuk kali ini perjalanan mereka memakan waktu satu jam lebih beberapa menit dikarena mereka harus menghadapi beberapa kendala seperti beberapa ternak sapi menghadang mereka di tengah - tengah perjalanan, juga karena padatnya penduduk ibukota MingQi di pusat ibukota yang penasaran dengan rombongannya yang mencuri perhatian mereka.

Ai sungguh merasa seluruh tubuhnya sakit luar biasa. Duduk berdiam diri di dalam kereta membuat punggungnya terasa sakit. Ringisan kecil lolos dibibir tipisnya saat ia beranjak bangun dari duduknya, ia keluar dari kereta yang ia tunggangi dan turun di bantu oleh Guang dan Di Yu.

"Seharusnya ayah tak perlu menambah prajurit yang akan mengantarku ke istana jika hanya akan membuat kita terjebak dan datang terlambat seperti ini" gerutu Ai saat berhasil turun dari kereta.

"Nona muda tenangkan diri anda" tegur Guang

"Seharusnya anda bersyukur dan juga merasa senang dengan tindakan tuan besar. Itu tandanya tuan sangat menyayangi nona sehingga menambah prajurit untuk mengawal anda dengan selamat hingga istana" timpal Di Yu

"Tapi ini sangat berlebihan kakak Di Yu! Kurasa prajurit istana saja sudah cukup mengantar dan mengiring kita" balas Ai keras kepala.

Guang melotot tajam pada Di Yu. Ia lantas memberi isyarat pada Di Yu untuk berhenti berbicara. Sejak beberapa hari yang lalu suasana hati nona muda mereka sedang tidak baik. Dan demi keselamatan mereka berdua, diam adalah jalan terbaik untuk mereka saat ini.

Namun bukan Di Yu namanya jika ia akan menurut dan mendengarkan perintah Guang, pemuda itu memang sejak awal tidak pernah sependapat dengan Guang. Entah berapa banyak persediaan kesabaran yang Guang sediakan untuk menghadapi rekan kerjanya yang kekanakan ini.

"Tapi nona di lu--

"Sudahlah kakak Di Yu. Aku sangat lelah. Dan berhentilah untuk terus membantah perkataanku atau kakak Di Yu tidak lagi berkerja denganku" potong Ai yang membuat Di Yu tak mampu berkata - kata karena ancaman Ai.

Ai meninggalkan mereka saat seorang kasim datang menjemputnya dan membawanya menuju aula utama istana dan meninggalkan dua pengawalnya dan juga pelayannya yang sibuk menurunkan barang bawaan mereka.

Saat punggung Ai sudah tak terlihat, Guang lantas berkata "bukan sudah kuperingati untuk tetap diam dan tidak bersikap kekanakan serta keras kepala? Lihatlah, nona muda bahkan mengancammu untuk berhenti berkerja dengannya" tukas Guang meninggalkan Di Yu seraya menyusul Ai.

Di Yu mengerjap beberapa saat. Ia terlalu terkejut dengan ancaman Ai sehingga ia nampak seperti orang yang di landa linglung. Ancaman Ai yang memiliki maksud bahwa ia akan di pecat terus terngiang - ngiang di telinganya.

Di Yu menggeleng seraya menghilangkan pikiran buruknya, ia tak ingin di pecat oleh Ai. Ia sudah nyaman dan menikmati kehidupannya yang baru. Walaupun awalnya sangat sulit baginya lepas dan menerima kenyataan jika ia di pindah tugaskan dari prajurit khusus kerajaan. Namun perasaan itu tak bertahan lama saat ia mengenal nona mudanya dengan baik, begitupun keluarga Feng yang memperlakukannya seperti bagian dari keluarga mereka.

"Nona anda tidak boleh memecatku!" Protes Di Yu saat kesadarannya baru saja terkumpul sepenuhnya

.
.
.

Malam semakin larut, namun gadis yang tengah membaringkan tubuhnya di atas peraduan salah satu bangunan yang ada di istana barat tak kunjung memejamkan matanya. Sudah berjam - jam berlalu sejak kedatangannya di istana MingQi. Namun perasaan gelisah dan resah yang ia rasakan bukannya hilang, tapi malah semakin bertambah.

Ai bangun dari rebahannya dan mendudukan dirinya di atas peraduan. Ia mendesah tatkala pikiran mengenai pernikahannya yang akan dilangsungkan besok pagi di kuil Wulong membuat hatinya merasa tidak tenang. Bayang dimana ia akan menikah dengan kaisar Wei membuat pemikiran untuk melarikan diri yang sempat hilang kembali mencuak di permukaan.

Sayangnya. Saat pemikiran untuk melarikan diri kembali terbesit. Bayangan akan keluarganya kembali hadir dan membuat Ai merasa bimbang atas tindakan yang akan ia ambil.

Untuk entah sudah yang keberapa kalinya. Ai kembali mendesah. Ia turun dari peraduan dan melangkah menuju jendela besar yang bersisihan tidak jauh dari peraduan. Ai membuka jendela lebar dan hal itu membuat Guang dan Di Yu terkejut karena suara jendela yang terbuka cukup keras. Padahal mereka tengah asik mengobrol di bawah sinar rembulan di teras dekat jendela.

"Astaga!" Pekik Di Yu terkejut

Guang lantas menoleh pada jendela dan menemukan Ai yang mengabaikan keberadaan mereka. Biasanya jika nonanya melakukan kesalahan pada mereka, ia akan langsung meminta maaf. Namun nampaknya masalah yang nonanya hadapi nampak begitu berat sehingga ia nampak sangat tertekan dan kurang semangat sejak dikrit pernikahan diturunkan. Pertanyaan mengenai dengan siapa nonanya akan menikah mungkin sangat mengganggunya sehingga nonanya kerap kali melamun.

"Nona mengapa anda tidak kunjung tidur?" Tanya Guang mengabaikan Di Yu yang terus mendumel dengan suara pelan tak lupa mengusap dadanya berulang kali.

"Bagaimana bisa aku tidur dengan tenang disaat pertanyaan mengenai siapa yang akan menikah denganku besok begitu sangat mengganggu!" Balas Ai

"Ini sangat melelahkan dan juga menyebalkan. Rasa pesaranan akan sosok mempelai priaku terlalu mengusik bahkan disaat aku tidur sekalipun" Ai menjeda menatap Guang dengan tatapan dalam "tak bisakah mereka memberiku kemudahan agar aku tak terus menerus kepikiran dan merasa resah dan gelisah seperti ini? Mengapa? Mengapa hanya aku yang merasa begitu berat? Mengapa hanya aku yang tak diberitahu alasan dan juga dengan siapa aku akan menikah? Mengapa? Mengapa harus menikah dengannya lebih dahulu agar aku tahu jawabannya!" Keluh Ai dengan air mata mulai berlinang membasahi pipinya.

"Aku sangat lelah, tubuh dan pikiranku sangat lelah. Tapi pertanyaan itu sangat mengganggu. Aku --- perkataan Ai seketika terputus ketika tubuh mungil itu tumbang dan membuat Guang dan Di Yu yang sedari tadi menyimak terkejut dalam kepanikan.

"Nonaaa..."

.
.
.
.
.

TBC

Written on Des 30th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang