Ai yang merasa yang dirinya terancam dalam bahaya menguatkan dirinya untuk segera beranjak bangun walaupun tubuhnya kini tengah gemetar ketakutan. Kilasan - kilasan banyangan pria - pria berpakaian serba hitam dengan sebuah pedang mengkilap yang siap menebas lehernya kapan saja mulai berselewaran dalam pikirannya.Instingnya memintanya untuk segera beranjak pergi melarikan diri dari tatapan pemuda yang menatapnya tajam penuh aura membunuh yang pengintimidasi. Walaupun jarak mereka lumayan jauh, Ai mampu merasakan aura membunuh menguar dari tubuh pemuda itu dengan begitu pekat sehingga mampu mengoyahkan setiap tulang dan persendian Ai.
Ai tak tahu, sejak kapan ia berlari dan berteriak memanggil Bobo untuk segera mengikutinya pergi dari suasana yang tiba - tiba mencekam hanya karena keberadaan sosok pemuda yang tidak jauh dari tempatnya. Naluri dan instingnya yang bergerak lebih cepat terus memaksanya pergi jauh dari tempat itu, dan satu - satunya tujuan yang paling aman untuk berlindung dari mara bahaya yang akan mengancamnya adalah kediaman kekuarganya, kediaman besar keluarga jendral Feng Holing.
Lie yang merupkan pemuda yang menatap Ai dari kejauhan dengan tatapan tajam dan membunuh seketika mengerjap saat melihat nona muda itu pergi meninggalkan tempat dengan gerakan yang sangat cepat. Lie tak menyangka, nona muda yang hendak ia dekati itu memiliki reflek yang cepat saat menyadari adanya bahaya yang akan menghampirinya.
Selain itu, Lie juga masih tak percaya dengan penglihatannya bahwa memang benar hutan dibawa kaki bukit barat memiliki siluman besar yang ternyata adalah seekor serigala putih. Lie berpikir jika rumor burung itu hanyalah opini publik untuk menakut - nakuti penduduk ibukota MingQi, siapa menyangka, disiang bolong seperti ini ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri dan lebih gila dari itu semua, siluman serigala putih itu bersama seorang nona muda cantik. Mungkinkah nona muda itu juga adalah jelmaan siluman? Jika memang ia Lie patut merasa merinding.
Saat Lie masih termenung menatap tempat yang baru beberapa menit yang lalu seorang nona muda tinggalkan dengan raut wajah yang ketakutan, sebuah tangan besar tiba - tiba saja menepuk salah satu pundak Lie sehingga menyentaknya dari lamunan.
"Gege Lie, mengapa kau melamun disini?" Tegur Yong, pemuda yang berhasil menyentaknya dari lamunan.
Lie mengerjap, ia lantas menoleh kebelakang menatap Yong dengan menampilkan raut wajah 'sejak kapan kau berada disana?'
Yong yang menangkap raut wajah terkejut saudaranya lantas memutar bola matanya jengah, ia lalu menjawab pertanyaan yang ditunjukan melalui raut wajah saudaranya dengan berkata "Aku sudah disini sejak sepuluh menit yang lalu, gege saja yang tidak menyadari keberadaanku" jawab Yong
"Aku bahkan mendengar sangat jelas jika gege Lie ingin membasmi nona muda Feng, karena keberadaannya ditempat persembunyian yang mulia putra mahkota Rui yang begitu mengejutkan gege" tambah Yong yang sontak membuat saudaranya terkejut.
"Selama itu?" Tanya Lie tidak percaya
"Hm" jawab Yong dengan gumaman "yang mulia putra mahkota Rui memintaku menjemput gege, kalau - kalau gege tersesat di tengah hutan. Tapi siapa yang menyangka, gege Lie nyaris memiliki niat membunuh orang yang berjasa dalam hidup yang mulia putra mahkota Rui" tambah Yong menggeleng dramatis.
"Apa maksudmu?" Tanya Lie tidak mengerti perkataan adiknya
"Nona muda yang baru saja hendak gege Lie ingin lenyapkan adalah nona muda yang menyelamatkan kami tiga bulan yang lalu saat insiden itu"
Jawaban Yong jelas sangat mengejutkan, tubuh besar Lie seketika membeku ditempat. Ia baru saja hendak ingin membunuh orang yang tak bersalah, terlebih lagi orang yang berhasil menyelamatkan sang pewaris sah kerajaan MingQi. Sungguh biadab sekali pemikirannya barusan, bagaimana ia bisa memikirkan hal jahat dan kejam itu terhadap nona muda yang telah menyelamatkan harapan kerajaan MingQi yang tengah dilanda kekacauan perebutan tahta yang masih hangat dibicarakan kini.
"Sudahlah, jika gege merasa bersalah dengan niat gege Lie yang hampir mencelakai nona Feng. Ada baiknya di masa mendatang ketika gege Lie melihatnya, gege Lie bisa membalas niat buruk gege Lie padanyanya dengan cara menjaganya dari marah bahaya" kata Yong yang seakan tahu sudaranya tengah merenungi dan mengoreksi dirinya dari penyesalan akan timbulnya niat buruk ingin mencelakai Ai.
"Ayo kemanor, yang mulia putra mahkota Rui sudah menunggu gege Lie sejak tadi!" Tukas Yong menarik paksa Lie dari tempatnya berpijak untuk segera beranjak menuju manor persembunyian putra mahkota Rui secepatnya, pasalnya Yong tak ingin membuat putra mahkota Rui murka menunggu lebih lama terlebih lagi suasana hati junjungannya sedang buruk hari ini. Bisa gawat jika putra mahkota Rui murka, tentu saja kemarahan junjungannya akan berimbas padanya juga.
.
.
.
.
.TBC
Written on Oct 13th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny : Feng Ru Ai (END)
Historical FictionSeptember 8th, 2019 #1 FantasiRomance #1 Pemberontakan #1 Kerajan #1 Kudeta #1 Emperor #1 Ambisi [WARNING ⚠ BACALAH SELAGI ON-GOING, KARENA APABILA CERITANYA TELAH TAMAT, AKAN DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN DALAM BENTUK E-BOOK] . Fen...