8

2.8K 285 14
                                    

Hampir dua minggu Anna bergabung di tempat kerja barunya. Namun belum sekalipun Ia bertemu langsung dengan Rey. Anna nampak semakin dekat dengan Amanda dan juga Naila. Meski berbeda divisi dengan Naila namun mereka bertiga sering makan bersama. Tak hanya itu mereka sering hang out bersama untuk sekedar belanja atau nonton film.

Seperti saat ini, Naila sudah menghampiri Amanda di ruangannya tentu saja untuk mengajak amanda dan Anna makan bersama.

"Pak..rey.. pak rey.. ada pak rey" ucap Seorang wanita yang masuk ke dalam ruangan mereka. Sontak saja beberapa wanita di ruangan itu pun merapikan dirinya. Namun tidak dengan Amanda, Anna dan Naila. Anna lebih terlihat bingung menyaksikan teman-teman kerjanya. Tak lama Rey pun masuk ke dalam ruangan itu. Dan tentu saja tujuan utama Rey tak di ragukan lagi meja Amanda.

"Assalamualaikum man.. " ucap Rey

"Euhm...Ka Rey ada Naila juga sih disini.."

Rey tersenyum simpul dan mengangguk, "Assalamu'alaikum naila"

Anna memilih untuk menundukan kepalanya berusaha tak menghiraukan ke datangan Rey.

"Nanti kalau udah selesai tolong kirim ke email gua secepatnya ya man.." ucap Rey.

"Lu kesini cuma mau bilang gitu? Traktir makan kek.. apa kek." Ucap Amanda

"Makan mulu.. " ucap Rey dan kemudian Rey meluaskan pandangannya. Ia tersenyum saat menemukan meja Anna. Meski Anna membelakanginnya. Rey tetap saja mengenal itu Anna.

"Sst.." ucap Rey dan mengetuk meja Anna. Tentu saja semua mata menatap ke arah meja Anna. Begitupun Naila dan amanda. Sangat tidak aneh kalau Rey ke meja Amanda. Tapi kali ini Rey bahkan menyapa dengan lebih akrab lagi.

Anna memutar kursinya.

"Assalamualaikum.. " ucap Rey dan tersenyum.

"Walaikumsallam, " ucap Anna dan berdiri.

Rey memberikan satu paper bag pada Anna.

"Cicipin ya. Aku rencana mau usaha ini sih.. coba cicipin ya.. " ucap Rey dan tersenyum lagi.

Anna mengambil paper bag itu dengan canggung.

Reyhan kembali membalik tubuhnya,
"Gimana Anna , man?" Tanya Rey

"Keren sih temen lu.. tangguh dan cerdas.." jawab Amanda

Rey memgangguk, iya berjalan kembali ke meja Amanda.

"Eh apa tuh.. kartu nama baru ya...liat dong..liat.." ucap Amanda dan mencoba mengambambil nam tag yang di gantungkan Rey.

Mereka nampak bercanda, Rey yang menolak untuk memberikan dan Amanda yang memaksa.

Sedangkan Anna menatap keduanya. Apa yang di lihatnya sama persis seperti dirinya dan Rey. Cara Amanda merengek hanya karna kartu nama persis seperti dirinya yang selalu ingin tahu apapun yang di miliki Rey.

"Lihat ih..pelit.. biasanya juga boleh" ucap Amanda.

Rey menoleh ke arah Anna, dan Anna cepat-cepat membuang pandangannya.

"Udah ah.. gua mau balik kerja.. " ucap Rey yang tetap tak memberikan kartu namanya pada Amanda.

Sedangkan di antara kehebohan itu, Naila menatap kepada tiga orang di sana. Ia tersenyum mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Duluan ya An.." ucap Rey setelah pamitan dengan yang lain.

Hati Anna terasa tertusuk oleh sesuatu yang entah apa. Mendengar Rey memanggil nya dengan cara seperti itu sunggu terasa menyakitkan, Ia tau terlalu bodoh jika merasa sakit hanya karna hal itu.  Tapi mengapa Rey harus mengganti panggilannya, apa karna di depan Amanda.

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang