20

3.3K 311 25
                                    

Sebuah syal berwarna peach melingkari leher seorang gadis cantik yang saat ini sedang menopang dagunya menatap seorang pria berwajah khas asia, dengan kaca mata yang tersemat dan sibuk dengan laptopnya. Tak sedikit pun memperdulikan apa yang di lakukan oleh wanita cantik di hadapannya itu.

"Oh.. Rey.. kamu benar-benar tidak akan melihat ku?" rajuk wanita cantik  berdarah campuran Indonesia perancis itu.

Rey tersenyum tipis dan menggeleng.

"Issh.. kamu tau.. kamu satu-satunya pria yang kuat aku tatap seperti ini..!"

"Kalau begitu lihat saja pria lain.." ucap Rey

Wanita cantik itu menggeleng. "Tidak.. aku sudah menunggu mu selama 3 tahun.. aku tidak akan menyerah."

"Aku tidak pernah meminta mu melakukan itu." Ucap Rey masih tanpa melihat wanita itu.

"Rey! Jahat sekali sih kamu" Rajuknya lagi. Kali ini ia melipat tangannya di atas meja dan mengerucutkan bibirnya.

"Selesai" ucap Rey dan memberikan flashdisk pada wanita itu.

"Aku sudah merapikan semua, kamu hanya perlu kumpulkan" ucap Rey dan akan bangkit dari kursinya namun tangannya di tahan.

"Duduk dulu aku mau bicara!"

Rey menghela napasnya. Ia menurut dan duduk di sana. Matanya menatap lurus wajah cantik di hadapannya itu.

"Apa aku tidak cantik?"

"Cantik"jawab rey

"Apa aku kurang pintar untuk mu?" Tanyanya lagi.

Rey menggeleng. "Tentu saja kamu lebih pintar dari ku.."

"Lalu kenapa apa?"

"Ya kenapa kamu tidak juga, melihat ku!"

"Aku melihat mu, ini sedang aku lakukan sekarang."

Wanita itu memutar bola matanya. "Rey kamu sungguh tau apa yang aku maksud. Bukan melihat ku seperti itu. Maksud ku adalah kenapa kamu belum juga memberi respon atas perasaan ku"

"Perasaan Apa?"

"Rey!"

Rey tersenyum dan mengangguk. "Sudah yuk.. kita makan" ajak Rey

"Tidak mau.. aku butuh kejelasan.."

"Mengapa harus? Apa aku pernah menjanjikan mu sesuatu?"

"Tidak! Karna itu aku ingin tau.. apa yang membuat mu menolak ku"

Rey menghela napasnya lagi. "Aku tidak melakukannya"

"Lantas?"

"Kita memang teman bukan dan Aku senang berteman dengan mu" jawab Rey

"Kamu gay?"

Rey tersenyum miris dan menggeleng.

"Lalu?"

"Baiklah dengarkan aku kali ini.. Aku tidak datang kesini untuk bermain atau berkencan. Ada yang harus aku selesaikan."

"S2 mu sudah selesai, dan proyek mu pun sebentar lagi selesai. Kamu dapat beasiswa untuk S3. Apa lagi yang belum selesai?"

"Ada seseorang yang harus aku beri bukti, bahwa pengorbanannya tidak sia-sia. Kamu tidak akan mengerti itu. Aku disini tidak seperti mu, seperti kebanyakan yang lain. " Terang Rey

Wanita itu terdiam.

"Apa dia kekasih mu?"

Rey menggeleng.

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang